Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

07 September 2017

Fixed Income Notes 07 September 2017

  • Stabilnya nilai tukar rupiah serta aksi beli pelaku pasar dukung penurunan imbal hasil Surat Utang Negara di tengah penurunan imbal hasil surat utang global pada perdagangan di hari Rabu, 6 September 2017. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 7 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 3 bps dimana perubahan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor menengah dan panjang. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 2 - 5 bps dengan adanya kenaikan harga hingga sebesar 20 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) yang mengalami penurunan berkisar antara 3 - 7 bps dengan adanya kenaikan harga hingga sebesar 30 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang sebagian besar bergerak dengan mengalami penurunan berkisar antara 1 - 7 bps setelah didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 90 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang mengalami penurunan pada perdagangan kemarin didukung oleh stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tengah mata uang regional yang cenderung mengalami penguatan terhadap dollar Amerika seiring dengan dollar Amerika yang semakin tertekan di tengah kembali meningkatnya ketegangan geopolitik di semenanjung Korea  setelah Korea Utara kembali melakukan uji coba rudal hidrogen sehingga mendorong meningkatnya permintaan akan safe haven asset. Investor terlihat aktif melakukan pembelian Surat Utang Negara di pasar sekunder sehingga mendorong terjadinya penurunan imbal hasilnya. 
  • Selain itu, penurunan imbal hasil juga didorong oleh masih berlanjutnya akumulasi pembelian oleh investor asing dimana pada awal bulan September 2017, investor asing mencatatkan pembelian bersih Surat Utang Negara senilai Rp4,38 triliun. 
  • Sehingga kombinasi dari kedua faktor tersebut mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 7,5 bps di level 6,132%. Adapun untuk tenor 10 tahun mengalami penurunan sebesar 5 bps di level 6,550%, sementara itu untuk tenor 15 tahun mengalami penurunan sebesar 3,5 bps di level 6,975%. Sedangkan untuk tenor 20 tahun relatif terbatas kurang dari 1 bps di level 7,141%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya masih terlihat mengalami penurunan seiring dengan penurunan imbal hasil surat utang global. Imbal hasil dari INDO-20 terlihat mengalami penurunan yang terbatas kurang dari 1 bps di level 2,074% dengan kenaikan harga yang juga relatif terbatas kurang dari 1 bps. Adapun imbal  hasil dari INDO-27 mengalami penurunan sebesar 4 bps di level 3,435% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 30 bps. Sementara itu imbal hasil INDO-47 mengalami penurunan sebesar 3,5 bps di level 4,390% didorong kenaikan harga sebesar 60 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin masih cukup besar, senilai Rp16,02 triliun dari 41 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp8,18 triliun. Obligasi Negara seri FR0061 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,87 triliun dari 77 kali transaksi di harga rata - rata 103,11% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0059 senilai Rp1,82 triliun dari 146 kali transaksi di harga rata - rata 102,57%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,02 triliun dari 51 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I PLN Tahap II Tahun 2013 Seri A(PPLN01ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp185 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 102,77% dan diikuti  oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III Adira Finance Tahap VI Tahun 2017 Seri B (ADMF03BCN6) senilai Rp160 miliar dari 5 kali transaksi di harga 101,43%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika mampu ditutup dengan mengalami penguatan terbatas sebesar 5,00 pts (0,04%) pada level 13333,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan pengalami penguatan pada kisaran 13328,00 hingga 13343,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika yang juga didapati pada mata uang Ringgit Malaysia  (MYR) sebagai pemimpin penguatan mata uang regional diikuti oleh Yuan China (CNY) dan Dollar Singapura (SGD) ditengah kecenderungan penguatan mata uang regional. Sedangkan hanya Won Korea Selatan (KRW) dan Dollar Taiwan (TWD) mata uang regional yang mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan bergerak terbatas dengan kecenderungan mengalami kenaikan masih didorong oleh pelaku pasar yang terlihat melakukan aksi beli. Sementara itu kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini akan dibatasi oleh kenaikan imbal hasil dari surat utang global. 
  • Imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin kembali mengalami kenaikan sebagai respon atas rilisnya data perdagangan internasional yang disampaikan oleh bank sentral Amerika. Adapun kenaikan imbal hasil juga dampak dari pelaku pasar yang menahan diri dalam menempatkan dananya di Amerika di tengah kembali meningkatnya ketegangan geopolitik. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup pada level 2,106% mengalami kenaikan dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,063% seiring dengan US Treasury dengan tenor 30 tahun mengalami kenaikan di level 2,724%. Imbal hasil surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun juga terlihat mengalami kenaikan di level 1,013%, sementara itu surat utang Jerman (Bund) dengan tenor yang sama ditutup dengan mengalami penurunan di level 0,356%. Kondisi tersebut kami perkirakan akan membatasi peluang kenaikan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. 
  • Adapun dari dalam Negeri, pelaku pasar masih menantikan disampaikannya data cadangan devisa yang akan disampaikan oleh Bank Indonesia pada hari Jum’at. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih terlihat mengalami tren kenaikan sehingga akan mendorong kenaikan harga dalam jangka pendek, namun kenaikan terlihat akan dibatasi oleh harga Surat Utang Negara yang sudah berada di area jenuh beli (overbought). 
  • Rekomendasi : Dengan demikian, kami masih menyarankan kepada investor untuk melakukan strategi trading memanfaatkan momentum kenaikan harga Surat Utang Negara dengan pilihan masih pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek hingga menengah seperti seri FR0069, FR0053, FR0070, FR0065, FR0068, dan ORI013. 
  • Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap II Tahun 2017 dan Sukuk Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap II Tahun 2017. 
  • Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara seri PBS-016 pada tanggal 6 September 2017 dengan cara private placement.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group