Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

07 November 2017

Fixed Income Notes 07 November 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 6 November 2017 bergerak bervariasi dengan kecenderungan       mengalami penurunan merespon data pertumbuhan ekonomi kuartal III 2017. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 5 bps dimana perubahan imbal hasil yang cukup besar didapati pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 5 bps didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 12 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong olah adanya perubahan harga sebesar 12 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) juga ditutup dengan perubahan yang bervariasi berkisar antara 1 - 4 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 50 bps. 
  • Bervariasinya pergerakan imbal hasil pada perdagangan kemarin didorong oleh nilai tukar rupiah yang mengalami pelemahan terhadap nilai dollar Amerika di tengah pelemahan dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Pelemahan tersebut kami perkirakan didorong oleh data pertumbuhan ekonomi kuartal III 2017 dibawah dari ekspektasi.  Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan III- 2017 mencapai Rp3.502,3 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp2.551,5 triliun. 
  • Ekonomi Indonesia triwulan III-2017 terhadap triwulan III-2016 (y-on-y) tumbuh 5,06 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh semua lapangan usaha, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Jasa Lainnya sebesar 9,45 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 17,27 persen. Ekonomi Indonesia triwulan III-2017 terhadap triwulan sebelumnya (q-to-q) tumbuh 3,18 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 5,32 persen, sedangkan dari sisi Pengeluaran pada Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 9,07 persen. 
  • Ekonomi Indonesia sampai dengan triwulan III-2017 (c-to-c) tumbuh 5,03 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh semua lapangan usaha, dimana pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 9,80 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran terutama didorong oleh Komponen Ekspor Barang dan Jasa yang tumbuh 9,79 persen. 
  • Sehingga secara keseluruhan, faktor dari dalam negeri tersebut menyebabkan bervariasinya perubahan harga yang juga berdampak terhadap bervariasinya perubahan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin. Imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan pada perdagangan kemarin cenderung mengalami kenaikan. Adapun imbal hasil seri acuan naik sebesar 3 bps di level 6,228% untuk tenor 5 tahun, naik sebesar 2,5 bps di level 6,636% untuk tenor 10 tahun, sementara itu ditutup bervariasi dengan perubahan imbal hasil yang kurang dari 1 bps masing - masing di level 7,095% untuk tenor 15 tahun dan di level 7,291% untuk tenor 20 tahun. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya ditutup bervariasi dengan mengalami kenaikan pada tenor pendek dan mengalami penurunan pada tenor panjang di tengah penurunan tingkat imbal hasil dari US Treasury. Imbal hasil dari INDO-20 dan INDO-37 ditutup bervariasi dengan perubahan imbal hasil kurang dari 1 bps masing - masing di level 2,212% dan 4,406%. Adapun INDO27 dan INDO-47 mengalami penurunan sebesar 1 bps masing - masing di level 3,570% dan 4,454% setelah mengalami kenaikan harga yang berkisar antara 10 - 20 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin masih cukup besar, senilai Rp7,15 triliun dari 37 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dimana untuk seri acuan volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp3,52 triliun. Obligasi Negara seri FR0074 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,06 triliun dari 38 kali transaksi di harga rata - rata 103,18% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0059 senilai Rp1,02 triliun dari 42 kali transaksi di harga rata - rata 103,01%. 
  • Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,03 triliun dari 41 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap I Tahun 2017 Seri A (WSKT03ACN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp251 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 100,64% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III FIF Tahap II Tahun 2017 Seri B (FIFA03BCN2) senilai Rp99,25 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 101,66%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 26,00 pts (0,19%) pada level 13524,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13517,00 hingga 13546,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut seiring dengan mata uang regional yang cenderung mengalami pelemahan terhadap mata uang dollar Amerika. Mata uang Rupee India (INR) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Rupiah Indonesia (IDR) dan Peso Philippina (PHP). Sementara itu mata uang Ringgit Malaysia (MYR), Yuan China (CNY), dan Dollar Singapura (SGD) mengalami penguatan terhadap dollar Amerika. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak bervariasi dengan peluang terjadinya kenaikan harga seiring dengan meningkatnya data pertumbuhan ekonomi kuartal III 2017 yang mengalami kenaikan dibandingkan periode sebelumnya serta penurunan imbal hasil surat utang global yang mengalami penurunan. Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup turun pada level 2,320% dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,332%. Penurunan imbal hasil juga terjadi pada surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) yang masing - masing ditutup turun pada level 0,338% dan 1,265% dari posisi penutupan sebelumnya di level 0,360% dan 1,267%. Imbal hasil surat utang regional juga mengalami penurunan dimana penurunan imbal hasil terjadi pada sebagian besar surat utang regional kecuali surat utang Korea Selatan, India, dan Indonesia yang justru mengalami kenaikan. Hal tersebut kami perkirakan akan berdampak terhadap perdagangan Surat Utang Negara baik yang berdenominasi mata uang rupiah maupun dollar Amerika. 
  • Adapun dari dalam negeri, pelaku pasar akan menantikan data cadangan devisa di akhir Oktober 2017 yang akan disampaikan oleh Bank Indonesia pada hari ini. Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih mengalami tren kenaikan, sehingga dalam jangka pendek kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan mengalami kenaikan. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang, peluang adanya koreksi harga dapat dimanfaatkan untuk melakukan akumulasi secara bertahap terhadap Surat Utang Negara dengan tenor panjang yang masih menawarkan tingkat imbal hasil yang menarik seperti seri FR0070, FR0071, FR0073, FR0074, FR0065, FR0068 dan FR0072.  
  • Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 08052018 (new issuance), PBS011 (reopening), PBS012 (reopening), PBS013 (reopening), dan PBS014 (reopening) pada hari Selasa tanggal 7 November 2017.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group