Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

07 November 2016

Fixed Income Notes 07 November 2016

·  Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum'at, 4 November 2016 masih menunjukkan kenaikan di tengah meningkatnya persepsi resiko yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan luar negeri. Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 6 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 2,5 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor di atas 10 tahun.

·  Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 2 - 3 bps setelah mengalami koreksi harga yang berkisar antara 3 - 10 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan sebesar 1 - 3 tahun setelah mengalami koreksi harga hingga sebesar 15 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang yang mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 6 bps setelah mengalami koreksi harga yang berkisar antara 5 - 55 bps.

·  Koreksi harga Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan di akhir pekan kemarin dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan luar negeri. Dari dalam negeri kekahwatiran investor terhadap gejolak politik di dalam negeri dengan adanya demonstrasi akbar di ibu kota Jakarta akan mengulang kembali kerusuahan seperti di tahun 1998. Selain itu koreksi harga juga didorong oleh meningkatnya persepsi resiko yang tercermin pada angka CDS yang terus bergerak dalam tren kenaikan.

·  Adapun dari faktor ekstrenal, gejokak di pasar keuangan global di tengah ketidakpastian pasar jelang pelaksanaan pemilihan umum Presiden Amerika Serikat juga turut berpengaruh terhadap koreksi harga Surat Utang Negara di dalam negeri. Namun sebagaimana perdagangan sebelumnya, koreksi harga yang terjadi tidak diikuti oleh volume perdagangan yang cukup besar mengindikasikan bahwa pelaku pasar masih cenderung menahan diri untuk melakukan transaksi dengan mencermati perkembangan kondisi di dalam dan luar negeri.

·  Secara keseluruhan, koreksi harga yang terjadi pada perdagangan di akhir pekan telah mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 20 tahun  masing - masing sebesar 3 bps di level 6,91% dan 7,835%. Adapun untuk tenor 10 tahun imbal hasilnya mengalami kenaikan sebesar 4 bps di level 7,279% dan untuk tenor 15 tahun imbal hasilnya mengalami kenaikan sebesar 6 bps di level 7,716%.

·  Dengan adanya koreksi harga di akhir pekan kemarin, maka imbal hasil Surat Utang Negara dalam sepekan telah mengalami kenaikan yang berkisar antara 1 - 21 bps dibandingkan dengan posisi pada akhir pekan sebelumnya.

·  Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya justru cenderung mengalami penurunan yang terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara. Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 3 bps dimana pada tenor pendek terlihat mengalami kenaikan imbal hasil namun pada tenor menengah dan panjang cenderung mengalami penurunan imbal hasil, didorong oleh aksi beli terbatas oleh investor setelah harga Surat Utang Negara dengan denominasi dollar Amerika mengalami koreksi harga dalam beberapa hari perdagangan terakhir. Imbal hasil dari INDO-20 mengalami penurunan sebesar 1 bps pada level 2,291% dan imbal hasil dari INDO-26 mengalami penurunan sebesar 3 bps di level 3,597% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 20 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-46 mengalami penurunan kurang dari 1 bps di level 4,697% setelah mengalami kenaikan harga terbatas sebesar 5 bps.

·  Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilporkan pada perdagangan di akhir pekan kemarin senilai Rp5,02 triliun dari 34 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dimana untuk seri acuan volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,24 triliun. Obligasi Negara seri FR0072 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp570,59 miliar dari 53 kali transaksi dengan harga rata - rata di level 103,93% dan diikuti oleh volume perdagangan Project Based Sukuk seri PBS006 senilai RP530,3 miliar dari 5 kali transaksi dengan harga rata - rata di level 104,94%.

·  Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp591,8 miliar dari 22 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II FIF Tahap IV Tahun 2016 Seri B (FIFA02BCN4) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp198 miliar dari 5 kali transaksi dengan harga rata - rata di level 100,05% dan diikuti oleh  Sukuk Ijarah TPS Food II Tahun 2016 (SIAISA02) senilai Rp100 miliar dari 1 kali transaksi di harga 100,00%.

·  Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan di akhir pekan ditutup menguat terbatas di level 13068,00 per dollar Amerika, mengalami penguatan sebesar 7,00 pts (0,06%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Bergerak pada kisaran 13058,00 hingga 13115,00 per dollar Amerika, nilai tukar ruiah terhadap dollar Amerika cenderung mengalami pelemahan sejak awal perdagangan dan menunjukkan penguatan jelang berakhirnya sesi perdagangan. Namun demikian, dalam sepakan terakhir nilai tukar rupiah cenderung mengalami pelemahan dibandingkan dengan posisi pada akhir pekan sebelumnya. Sementara itu mata uang regional pada perdagangan di akhir pekan kemarin ditutup cukup bervariasi dengan mata uang Yuan China (CNY) memimpin penguatan mata uang regional, adapun mata uang Ringgit Malaysia (MYR) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika.

·  Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak terbatas jelang pelaksanaan pemilihan umum Presiden Amerika Serikat serta lelang penjualan Surat Utang Negara. Selain itu investor juga menantikan data pertumbuhan ekonomi kuartal III tahun 2016, dimana analis memperkirakan ekonomi Indonesia di kuartal III 2016 tumbuh sebesar 3,25% dibandingkan dengan kuartal II 2016 (QoQ) dan sebesar 5,08% dibandingkan dengan kuartal III tahun 2015 (YoY).

·  Sementara itu dari pasar surat utang global, imbal hasil surat utang global pada perdagangan di akhir mengalami penurunan dimana imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun pada level 1,778% dari posisi penutupan sebelumnya di level 1,812% setelah data sektor tenaga kerja Amerika di bulan Oktober 2016 tumbuh dibawah estimasi analis.

·  Data Nonfarm Payrolls di bulan Oktober 2016 bertambah sebanyak 161 ribu tenaga kerja, di bawah konsensus analis yang sebesar 178 ribu tenaga kerja srta turun dari data di bulan September 2016 yang mencapai 191 ribu tenaga kerja. Namun demikian data sektor tenaga kerja menunjukkan perbaikan di sisi tingkat pengangguran yang turun menjadi 4,9% dari 5,0% di bulan September 2016 serta tingkat upah rata - rata per jam yang meningkat 0,4% dibandingkan dengan periode di bulan September 2016.

·  Sementara itu imbal hasil surat utang Jerman (Bund) serta imbal hasil surat utang Inggris dengan tenor yang sama ditutup turun masing -masing pada level 0,14% dan 1,133% setelah pasar saham di Eropa mengalami koreksi yang cukup besar mendorong investor untuk masuk kepada aset yang lebih aman (safe haven asset). Hal tersebut kami perkirakan juga akan berpengaruh terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini.

·  Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih akan berpeluang mengalami penurunan di tengah indikator teknikal yang masih menunjukkan tren penurunan, terutama pada seri Surat Utang Negara dengan tenor di atas 10 tahun. Sedangkan untuk tenor pendek di bawah 10 tahun, secara teknikal pergerakan harganya masih berada pada area konsolidasi dimana meskipun terjadi koreksi harga, perubahan harganya tidak akan terlalu besar dan akan cenderung bergerak mendatar dalam jangka pendek.

·  Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut serta agenda lelang penjualan Surat Utang Negara dan pemilihan Umum Presiden Amerika Serikat yang akan diadakan pada hari Selasa, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Kami masih merekomendasikan strategi trading secara aktif dengan menggeser portofolio dengan tenor yang lebih pendek bagi investor dengan horizon investasi jangka pendek di tengah kondisi harga Surat Utang Negara yang masih bergerak berfluktuasi dalam jangka pendek. Adapun bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang, adanya koreksi pada Surat Utang Negara tenor panjang dapat dimanfaatkan untuk melakukan akumulasi secara bertahap di tengah tren penurunan suku bunga perbankan di dalam negeri dengan pilihan diantaranya adalah FR0070, FR0073, FR0058, FR0045 dan FR0067.

·  Pada sepekan kedepan terdapat dua surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp1,10 triliun.

·  Pencatatan Obligasi Berkelanjutan II Bank CIMB Niaga Tahap I Tahun 2016 dan Obligasi Berkelanjutan I Bank Sulselbar Tahap II Tahun 2016.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group