Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

06 September 2017

Fixed Income Notes 06 September 2017

  • Hasil positif dari lelang penjualan Surat Utang Negara mendorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 5 September 2017 di tengah berlanjutnya aksi beli oleh pelaku pasar. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 10 bps dengan rata - rata mengalami penurunan imbal hasil sebesar 2,4 bps dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor panjang. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) bergerak dengan arah yang bervariasi dengan perubahan hingga sebesar 6 bps yang didoromg oleh perubahan harga yaitu sebesar 20 bps. Adapun imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor menegah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 7 bps dengan adanya kenaikan harga hingga sebesar 40 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) cenderung mengalami penurunan imbal hasil yang berkisar antara 1 - 10 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 80 bps. 
  • Penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Selasa kemarin didorong oleh hasil positif dari pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. Sempat bergerak terbatas di awal perdagangan, harga Surat Utang Negara mengalami kenaikan setelah hasil dari pelaksanaan lelang menunjukkan tingginya minat investor yang masuk pada lelang penjualan Surat Utang Negara yang tercermin pada jumlah penawaran yang masuk. Total penawaran yang masuk senilai Rp56,53 triliun dari lima seri Surat Utang Negara yang dilelang. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan penawaran lelang dua pekan sebelumnya yang senilai Rp46,31 triliun dimana pada saat itu pelaku pasar masih menanti hasil pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia. 
  • Dari hasil lelang tersebut pemerintah meraup dana senilai Rp17,00 triliun dari keseluruhan seri Surat Utang Negara yang dilelang. Jumlah tersebut di atas target penerbitan yang sebesar Rp15,0 triliun serta mengalami peningkatan dari hasil yang didapat dari lelang sebelumnya yang senilai Rp15,00 triliun seiring dengan cukup kompetitifnya imbal hasil yang diminta oleh investor. Dengan hasil lelang tersebut pemerintah sudah berhasil menerbitkan Surat Berharga Negara sebesar  Rp121,66 dimana untuk target penerbitan Surat Berharga Negara melalui lelang kuartal III 2017 adalah sebesar Rp147,5 triliun. Hasil dari lelang tersebut menjadi katalis positif di pasar sekunder, dimana harga Surat Utang Negara setelah pelaksanaan lelang mengalami kenaikan sehingga mendorong terjadinya penurunan imbal hasilnya. Adapun positifnya lelang pada perdagangan kemarin masih didukung oleh penurunan suku bunga acuan serta terkendalinya laju inflasi bulan Agustus 2017 yang disampaikan oleh Badan Pusat Statistik pada perdagangan kemarin. 
  • Secara keseluruhan, pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Selasa kemarin telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan bertenor 10 tahun dan 20 tahun masing - masing sebesar 5,5 bps di level 6,607% dan 7,159%. Adapun untuk tenor 15 tahun imbal hasilnya mengalami penurunan sebesar 4 bps di level 7,046%. Sedangkan untuk tenor 5 tahun imbal hasilnya relatif tidak banyak mengalami perubahan di level 6,214%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya masih bergerak terbatas seiring dengan pasar surat utang Amerika yang libur kemarin. Secara keseluruhan Imbal hasil dari INDO-20, INDO-27, INDO-37, dan INDO-47 relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan perdagangan di hari Senin masing - masing di level 2,080%, 3,475%, 4,440%, dan 4,425%.
  • Volume perdagangan yang dilaporkan pada perdagangan di hari Selasa senilai Rp21,60 triliun dari 44 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, mengalami peningkatan dibandingkan dengan volume perdagangan di hari Senin. Peningkatan volume perdagangan didorong oleh pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. Adapun volume perdagangan Surat Utang Negara seri acuan yang dilaporkan mencapai Rp10,76 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,96 triliun dari 130 kali transaksi di harga rata - rata 101,91% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0074 senilai Rp3,05 triliun dari 147 kali transaksi di harga rata - rata 103,16%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,22 triliun dari 43 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I PLN Tahap II Tahun 2013 Seri A (PPLN01ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp200 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 102,74% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Bank OCBC NISP Tahap II Tahun 2017 Seri A (NISP02ACN2) senilai Rp130 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 100,25%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat terbatas sebesar 1,00 pts pada level 13338,00 per dollar Amerika. Bergerak terbatas sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13330,00 hingga 13342,00 per dollar Amerika, penguatan nilai tukar rupiah terjadi di tengah bervariasinya pergerakan mata uang regional yang dipimpin oleh Yen Jepang (JPY), Ringgit Malaysia (MYR), dan Dollar Singapura (SGD) di tengah melemahnya mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Adapun mata uang Yuan China (CNY) memimpin pelemahan mata uang regional diikuti oleh Rupee India (INR) dan Baht Thailand (THB). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan mengalami kenaikan didukung oleh positifnya pelaksanaan lelang Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin yang akan mendorong pelaku pasar dalam melakukan aksi beli pada pasar sekunder. 
  • Sementara itu dari perdagangan surat utang global, imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup mengalami penurunan pada level 2,063% dan imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 30 tahun juga ditutup turun pada level 2,681%. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Bund) dengan tenor 10 tahun juga ditutup turun pada level 0,385% dan 1,010%. Dengan pergerakan imbal hasil surat utang global yang cenderung mengalami penurunan, kami perkirakan akan turut mempengaruhi kenaikan pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pada perdagangan hari ini. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak pada tren kenaikan harga sehingga dalam jangka pendek harga Surat Utang Negara masih akan mengalami kenaikan. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder.  Kami menyarankan kepada investor untuk melakukan strategi trading dengan pilihan pada beberapa seri yang kami lihat memiliki tingkat imbal hasil yang relatif lebih menarik dibandingkan dengan seri lain yang mmeiliki tenor mendekati sama serta didukung oleh likuiditas yang cukup, diantaranya adalah seri FR0069, FR0053, FR0070, FR0056, FR0071, FR0073, FR0065, FR0068, ORI013. 
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp17,00 triliun dari lelang penjualan Surat Utang Negara seri SPN12171207 (Reopening), SPN12180906 (New Issuance), FR0059 (Reopening), FR0061 (Reopening) dan FR0074 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 5 September 2017.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group