Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

06 Oktober 2016

Fixed Income Notes 06 Oktober 2016

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 5 Oktober 2016 masih bergerak terbatas dangan arah perubahan yang bervariasi di tengah minimnya katalis dari dalam dan luar negeri. Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga yang relatif terbatas berkisar antara 2 - 15 bps.
 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan berkisar 1 - 2 bps didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 2 - 10 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) terlihat mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga yang berkisar antara 2 -10. Sedangkan untuk tenor panjang (di atas 7 tahun) perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 2 - 15 bps.
 
  • Terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh minimnya katalis dari dalam dan luar negeri di tengah investor yng masih menantikan data ekonomi global. Data sektor tenaga kerja Amerika yang akan dirilis pada akhir pekan nanti menjadi salah satu agenda yang dinantikan oleh investor sebelum kembali melakukan transaksi di pasar sekunder. Selain itu pelaku pasar juga masih mencermati perkembangan politik di Amerika jelang pelaksanaan pemilihan Presiden di bulan November 2016 dan dari dalam negeri, perkembangan program amnesti pajak masih akan menjadi perhatian investor.
 
  • Dengan terbatasnya pergerakan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin, maka imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan juga terlihat terbatas dimana untuk tenor 5 tahun dan 10 tahun mengalami kenaikan masing - masing sebesar 3 bps di level 6,797% dan 2 bps di level 6,989%. Sementara itu untuk tenor 15 tahun dan 20 tahun masing - masing mengalami perubahan di bawah 1 bps di level 7,235% dan 7,346%.
 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, koreksi harga yang terjadi pada hampir keseluruhan seri Surat Utang Negara telah mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil pada keseluruhan tenor. Kenaikan imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin turut didorong oleh tren kenaikan imbal hasil surat utang global di tengah rencana pengurangan pembelian aset obligasi oleh Bank Sentral Eropa (ECB) jelang berakhirnya program stimulus moneter di tahun 2017 mendatang. Imbal hasil dari INDO-20 megalami kenaikan sebesar 3 bps di level 2,280% setelah mengalami koreksi harga sebesar 10 bps. Sedangkan imbal hasil dari INDO-26 mengalami kenaikan sebesar 5 bps di level 3,277% setelah mengalami koreksi harga sebesar 40 bps dan imbal hasil dari INDO-46 mengalami kenaikan sebesar 4 bps di level 4,343% setelah mengalami koreksi harga sebesar 70 bps.
 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp6,02 triliun dari 29 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, mengalami peningkatan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya. Adapun untuk seri acuan, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp2,92 triliun. Obligasi Negara seri FR0056 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,35 triliun dari 15 kali transaksi dengan harga rata - rata di level 109,74% dan tingkat imbal hasilnya sebesar 6,69% diikuti oleh Obligasi Negara seri FR0053 senilai Rp1,15 triliun dari 23 kali transaksi. Sementara itu Project Based Sukuk seri PBS006 menjadi Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp400 miliar dari 2 kali transaksi dengan harga rata - rata 105,50% dan tingkat imbal hasilnya sebesar 6,64%.
 
  • Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,19 triliun dari 33 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Bank Panin Tahap I Tahun 2016 (PNBN02CN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp400 miliar sekaligus yang paling sering ditransaksikan, yaitu 11 kali transaksi. Obligasi dengan peringkat "idAA" dan akan jatuh tempo pada 28 Juni 2021 tersebut diperdagangkan pada harga rata - rata 100,00% dan tingkat imbal hasilnya sebesar 9,149%.
 
  • Adapun nilai tukar rupiah pada perdagangan kemarin ditutup melemah sebesar 20,00 pts (0,15%) pada level 12998,00 per dollar Amerika seiring dengan pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika. Bergerak pada kisaran 12964,00 hingga 13025,00 per dollar Amerika, nilai tukar rupiah mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan. Pelemahan mata uang regional dipimpin oleh Won Korea Selatan (KRW) kemudian diikuti oleh Baht Thailand (THB) dan Ringgit Malaysia (MYR).
 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan berpeluang mengalami penurunan seiring dengan kenaikan imbal hasil surat utang global di tengah rencana Bank Sentral Eropa untuk mengurangi pembelian aset serta ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika (Fed Fund Rate/FFR) di akhir tahun 2016. Imbal hasil surat utang global pada perdagangan di hari Rabu ditutup dengan mengalami kenaikan dimana imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup pada level 1,706% mengalami kenaikan dari posisi penutupan sebelumnya di leel 1,687% setelah pernyataan dari pejabat Bank Sentral Amerika yang menyebutkan bahwa kemungkinan besar suku bunga acuan akan dinaikkan di akhir tahun apabila didukung oleh data ekonomi. Sementara itu imbal hasil surat utang Jerman (Bund) dengan tenor yang sama juga ditutup naik pada level -0,012% dari posisi penutupan di hari Selasa yang berada pada level -0,056% di tengah sekulasi bahwa Bank Sentral Eropa akan mengurangi pembelian aset sebelum berakhirnya program stimulus moneter di tahun 2017. Seiring dengan kenaikan imbal hasil surat utang di Amerika dan Eropa, imbal hasil surat utang Jepang juga ditutup naik pada level -0,062% dari posisi penutupan sebelumnya di level -0,077%.
 
  • Hingga akhir pekan nanti kami perkirakan investor masih akan mencermati data sektor tenaga kerja Amerika serta pidato dari beberapa pejabat Bank Sentral Amerika yang akan disampaikan pada hari Jum'at waktu setempat. Adapun dari dalam negeri, data yang akan disampaikan di pekan ini adalah cadangan devisa yang akan diumumkan oleh Bank Indonesia pada hari Jum'at, 7 Oktober 2016. Kami perkirakan angka cadangan devisa akan mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode akhir Agustus 2016 seiring dengan adanya dana repatriasi yang masuk melalui program Amnesti Pajak.
 
  • Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada area konsolidasi dengan adanya mulai terlihatnya sinyal awal tren penurunan harga untuk Surat Utang Negara dengan tenor hingga 10 tahun.
 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara. Bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang, potensi koreksi harga dapat dimanfaatkan untuk kembali melakukan akumulasi secara bertahap di seiring dengan terbatasnya pasokan Surat Berharga Negara di pasar perdana. Pada kuartal IV 2016, pemerintah mentargetkan penerbitan Surat Berharga Negara melalui lelang senilai Rp48,75 triliun dari 7 kali lelang.
 
  • Penawaran Obligasi Negara Ritel Seri ORI013. Sejak hari Kamis, 29 September 2016 hingga 20 Oktober 2016 pemerintah menawarkan Obligasi Negara Ritel seri ORI013 melalui agen penjual yang telah ditunjuk. Tujuan penerbitan ORI013 adalah untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan APBN 2016 dan mengembangkan pasar Surat Utang Negara domestik melalui diversifikasi instrumen sumber pembiayaan dan perluasan basis investor.  
 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group