Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

06 November 2018

Fixed Income Notes 06 November 2018

  • Harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 5 November 2018 bergerak bervariasi dengan kecenderungan masih mengalami kenaikan ditengah beragamnya sentimen dari dalam dan luar negeri. 
  • Perubahan harga yang terjadi berkisar antara 2 bps hingga 70 bps dimana bebrapa seri Surat Utang Negara mengalami penurunan harga, dan beberapa seri lainnya mengalami kenaikan harga melanjutkan tren kenaikan harga yang terjadi pada beberapa hri perdagangan terakhir. Adanya perubahan harga tersebut menyebabkan perubahan tingkat imbal hasil hingga sebesar 7 bps dimana Surat Utang Negara dengan tenor pendek, perubahah tingkat imbal hasil yang terjadi mencapai 3 bps dengan didorong oleh kenaikan harga yang mancapai 10 bps. Sementara itu relatif terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara dengan tenor menengah menyebabkan tingkat imbal hasilnya tidak banyak mengalami perubahan dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Adapun untuk Surat Utang Negara dengan tenor panjang terlihat mengalami perubahan yang berkisar antara 5 bps hingga 70 bps sehingga menyebabkan terjadinya perubahan tingkat imbalnya hingga sebesar 7 bps. Harga dari Surat Utang Negara seri acuan pada perdagangan kemarin juga bergerak adengan arah perubahan yang bervariasi dimana untuk tenor 15 tahun dan 20 tahun mengalami kenaikan masing - masing sebesar 40 bps yang menyebabkan terjadinya penurunan tingkat imbal hasil sebesar 5 bps di level 8,560% untuk tenor 15 tahun dan di level 8,856% untuk tenor 20 tahun. Adapun pada tenor 10 tahun mengalami penurunan harga sebesar 10 bps yang menyebabkan trejadinya kenaikan imbal hasil sebesar 2 bps di level 8,304%. Sedangkan untuk tenor 5 tahun harganya tidak banyak mengalami perubahan sehingga tingkat imbal hasilnya masih tetap berada di level 8,10%.
  • Pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin didorong oleh beragamnya sentimen yang ada di pasar surat utang, baik dari faktor internal maupun eksternal. Dari dalam negeri, katalis positif berasal dari data pertumbuhan ekonomi kuartal III tahun 2018 yang lebih baik dari perkiraan. Badan pusat statistik menyampaikan bahwa Ekonomi Indonesia triwulan III-2018 terhadap triwulan III-2017 tumbuh 5,17 persen (YoY) dan terhadap triwulan sebelumnya meningkat sebesar 3,09 persen (QoQ). Data tersebut sedikit di atas estimasi analis yang memperkirakan adanya pertumbuhan sebesar 5,15% (YoY) dan sebesar 3,07% (QoQ). Kondisi tersebut mendorong berlanjutnya kenaikan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Hanya saja, pergerakan nilai tukar Rupiah yang mengalami pelemahan terhadap Dollar Amerika dan rencana lelang penjualan Surat Utang Negara membatasi kenaikan harga Surat Utang Negara dan untuk beberapa seri bahkan mengalami penurunan harga. Sementara itu dari faktor eksternal, kenaikan imbal hasil surat utang negara - negara maju turut membatasi kenaikan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, arah perubahan harga yang terjadi juga bervariasi dimana koreksi harga terlihat pada sebagian besar seri Surat Utang Negara, dengan penurunan harga yang cukup besar didapati pada tenor panjang. Harga dari INDO43 mengalami penurunan sebesar 28 bps sehingga mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil sebesar 2 bps di level 5,449%. Adpaun harga dari INDO28 mengalami penurunan harga sebesar 6 bps yang menyebabkan kenaikan imbal hasilnya sebesar 1 bps di level 4,801%. Sedangkan harga dari INDO25 terlihat mengalami kenaikan sebesar 10 bps yang mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasilnya sebesar 2 bps di level 4,767%.
  • Volume perdagangan Surat Berharga Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp10,96 triliun dari 38 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,39 triliun. Obligasi Negara seri FR0077 masih menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,41 triliun dari 86 kali transaksi di harga rata - rata 99,65% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0078 senilai Rp1,93 triliun dari 32 kali transaksi di harga rata - rata 99,47%. Sedangkan Sukuk Negara Ritel seri SR008 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp136,39 miliar dari 9 kali transaksi di harga rata - rata  100,70% yang diikuti oleh perdagangan SR009 senilai Rp96,71 miliar dari 15 kali transaksi di harga rata - rata 99,12%.
  • Sementara itu dari perdagangan surat utang korporasi, Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap II Tahun 2018 Seri A (ADMF04ACN2) menjadi surat utang kroporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp70,0 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 99,18% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank II Tahap VII Tahun 2016 Seri B (BEXI02BCN7) senilai Rp50,0 miliar dari 1 kali transaksi di harga 100,57%. Total volume perdagangan surat utang korporasi yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp567,17 miliar dari 36 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan.
  • Imbal hasil surat utang global pada perdagangan di hari Senin masih menunjukkan arah perubahan yang bervariasi sebagai respon atas beragamnya katalis yang ada di pasar surat utang global. Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun ditutup dengan mengalami penurunan terbatas, masing - masing di level 3,195% dan 3,43% dimana pelaku pasar mencermati pelaksanaan pemilihan umum Amerika Serikat. Adapun imbal hasil surat utang Inggris pada perdagangan kemarin ditutup dengan mengalami kenaikan di level 1,498%. Sedangkan surat utang Jerman ditutup dengan tidak banyak mengalami perubahan di level 0,426%. Sementara itu imbal hasil surat utang regional juga terlihat mengalami kenaikan terbatas, dimana imbal hasil surat utang Malaysia ditutup naik di level 4,108% dan imbal hasil surat utang Thailand ditutup naik di level 2,817%.
  • Nilai tukar Rupiah pada perdagangan kemarin ditutup pada level 14976,50 per Dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 21,50 pts (0,14%) dibandingkan dengan posisi penutupan sebelumnya. Dibuka melemah pada level 14976 per Dollar Amerika, nilai tukar Rupiah pada perdagangan kemarin bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14967,50 hingga 14987,00 per Dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar Rupiah terjadi seiring dengan pelemahan mata uang regional di tengah menguatnya Dollar Amerika yang didukung oleh peluang berlanjutnya kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika sebagai respon atas perbaikan yang terjadi di sektor tenaga kerja Amerika Serikat. Mata uang Rupee India (INR) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap Dollar Amerika, dengan mengalami pelemahan sebesar 0,89% yang diikuti oleh mata uang Yuan China (CNY) sebesar 0,51% dan mata uang Baht Thailand (THB) sebesar 0,45%. 
  • Secara teknikal, harga Surat Utang Negara dalam jangka pendek masih bergerak pada tren kenaikan harga yang didapati pada keseluruhan tenor Surat Utang Negara. Pada Surat Utang negara dengan tenor di bawah 5 tahun, kenaikan harga yang terjadi mendorong harganya semakin mendekati area jenuh beli (overbought).
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang negara akan kembali bergerak dengan arah perubahan yang bervariasi. Pada awal perdagangan, harga Surta Utang Negara akan bergerak terbatas dengan peluang terjadinya penurunan jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara yang diadakan oleh pemerintah. Arah pergerakan harga Surat Utang negara pada perdagangan hari ini akan ditentukan oleh hasil dari lelang penjualan Surta Utang Negara tersebut. Adapun dari faktor eksternal, pelaku pasar masih akan mencermati pelaksanaan pemilu tengah waktu (midterm election) yang diadakan di Amerika Serikat sehingga akan turut mempengaruhi terbatasnya pergerakan harga pada perdagangan hari ini.
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut di atas, maka kami menyarankan kepada investor untuk melakukan strategi trading jangka pendek memanfaatkan momentum kenaikan harga yang sudah terjadi dalam beberapa hari perdagangan terakhir. Beberapa seri Surat Utang negara dengan tenor menengah dan panjang terlihat mengalami kenaikan harga yang cukup besar. Adapun seri - seri yang cukup menarik untuk diperdagangkan pada hari ini diantaranya adalah sebagai berikut :*SR008, SR009, FR0053, FR0061, FR0035, FR0043, FR0063, FR0070, FR0077 dan FR0054. *
  • Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN03190207 (New Issuance), SPN12191107 (New Issuance), FR0077 (Reopening), FR0078 (Reopening), FR0065 (Reopening) dan FR0075 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 6 November 2018.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group