Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

06 Maret 2017

Fixed Income Notes 06 Maret 2017

  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum'at, 3 Maret 2017 ditutup bervariasi di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika serta menjelang pidato Gubernur Bank Sentral Amerika.
  • Perubahan imbal hasil relatif terbatas, berkisar antara 1 - 4 bps dengan adanya penurunan imbal hasil yang terjadi pada Surat Utang Negara bertenor 5 - 14 tahun. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) terlihat mengalami kenaikan terbatas di bawah 1 bps yang didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 5 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 15 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang bergerak bervariasi dengan pada kisaran 1 - 4 bps setelah mengalami perubahan harga hingga sebesar 25 bps.
  • Terbatasnya perubahan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan kemarin disebabkan oleh pelaku pasar yang masih mencermati pidato dari Gubernur Bank Sentral Amerika yang dilaksanakan pada hari Jum'at waktu setempat dimana pelaku pasar berharap pada pidato tersebut akan mendapatkan sinyal terhadap rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika (Fed Fund Rate/FFR). Sementara itu, semakin menguatnya peluang kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika turut membatasi kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan, sehingga berdampak pada pergerakan harga yang cenderung terbatas.
  • Hal tersebut turut mempengaruhi terbatasnya perubahan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan, dimana pada perdagangan di akhir pekan perubahan imbal hasilnya hingga sebesar 1 bps masing - masing di level 7,204% untuk tenor 5 tahun, di level 7,469% untuk tenor 10 tahun, di level 7,804% untuk tenor 15 tahun dan di level 8,053% untuk tenor 20 tahun.
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, ekspektasi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika kembali mendorong terjadinya kenaikan imbal hasilnya, seiring dengan tren kenaikan imbal hasil surat utang global. Imbal hasil dari INDO-20 dan INDO-47 masing - masing mengalami kenaikan sebesar 2 bps di level 2,561% dan 4,913% setelah mengalami koreksi harga masing - masing sebesar 5 bps dan 30 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-27 mengalami kenaikan sebesar 3 bps di level 3,944% setelah mengalami koreksi harga sebesar 20 bps.
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhr pekan terlihat mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan pada perdagangan di hari Kamis. Obligasi Negara seri FR0061 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,43 triliun dari 19 kali transaksi di harga rata - rata 99,13% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0070 senilai Rp886,25 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 104,80%.
  • Dari perdagangan obligasi korporasi, Obligasi Berkelanjutan II Japfa Tahap I Tahun 2016 Seri A (JPFA02ACN1), menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp384,10 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 100,24%.
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada akhir pekan ditutup melemah sebesar 26,00 pts (0,19%) pada level 13383,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13365,00 hingga 13397,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut terjadi seiring dengan pelemahan mata uang regioanl terhadap dollar Amerika di tengah meningkatnya peluang kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika di bulan Maret 2017. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Dollar Tawian (TWD) dan Baht Thailand (THB). Ekspektasi kenaikan suku bunga acuan tersebut juga telah mendorong terjadinya pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika dalam sepekan terakhir dengan mata uang Won Korea Selatan mengalami pelemahan terbesar (2,13%) serta diikuti oleh Yen Jepang (1,98%) dan Dollar Taiwan (1,21%).
  • Pada perdagangan hari ini, kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak bervariasi dengan peluang terjadinya koreksi harga di tengah menguatnya ekspektasi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika di bulan Maret 2017.
  • Pidato Gubernur Bank Sentral Amerika pada hari Jum'at waktu setempat meberikan sinyal bahwa kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika di bulan Maret 2017 akan cukup tepat dengan didukung oleh membaiknya beberapa indikator ekonomi. Probabilitas kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika di bulan Maret 2017 terus mengalami peningkatan, dari sebesar 40,0% pada pekan sebelumnya menjadi 88,0% pada akhir pekan kemarin.
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 2 tahun terlihat mengalami kenaikan di level 1,341% sementara itu imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik terbatas pada level 2,482% sebagai respon atas pidato dari Gubernur Bank Sentral Amerika. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) juga ditutup naik pada level 0,356% dari posisi penutupan sebelumnya di level 0,315% sedangkan imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) justru terlihat turun pada level 1,184% dari posisi penutupan sebelumnya di level 1,210%.
  • Kami perkirakan pelaku pasar masih akan menantikan data sektor tenaga kerja Amerika yang akan disampaikan pada hari Jum'at, 10 Maret 2017 dimana data tersebut akan menjadi salah satu pertimbangan bagi Bank Sentral Amerika untuk menentuan kebijakan moneternya di pertengahan Maret 2017.
  • Adapun dari faktor domestik, pelaku pasar akan mencermati data cadangan devisa di bulan Februari yang akan disampaikan oleh Bank Indonesia pada hari Selasa, 7 Maret 2017 bersamaan dengan pelaksanaan lelang penjualan Sukuk Negara yang diadakan oleh pemerintah. Kecukupan cadangan devisa akan memberikan ruang bagi Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika. Hingga akhir pekan kemarin, nilai tukar rupiah mengalami penguatan sebesar 0,67% terhadap dollar Amerika sejak awal tahun 2017.
  • Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada area konsolidasi, sehingga arah pegerakan harganya dalam jangka pendek kami perkirakan akan cenderung terbatas dan kemungkinan akan bergerak mendatar (sideways).
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut, maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Strategi trading masih kami sarankan di tengah kondisi pasar surat utang yang masih akan bergerak berfluktuasi seiring dengan kondisi yang terjadi di pasar keuangan global dengan pilihan masih pada tenor pendek dan menengah seperti seri FR0066, FR0048, FR0069, FR0036, ORI013, FR0053, FR0063 dan FR0044.
  • Pada sepekan kedepan terdapat tiga surat utang senilai Rp2,293 triliun yang akan jatuh tempo.
  • Pencatatan Obligasi Berkelanjutan III BFI Finance Indonesia Tahap II Tahun 2017 PT BFI Finance Indonesia Tbk dan Pencatatan Obligasi Berkelanjutan III Sarana Multigriya Finansial Tahap VII Tahun 2017. Pada hari, Jum'at 3 Maret 2017, Obligasi Berkelanjutan III BFI Finance Indonesia Tahap II Tahun 2017 yang diterbitkan oleh PT BFI Finance Indonesia Tbk dan Obligasi Berkelanjutan III Sarana Multigriya Finansial Tahap VII Tahun 2017 yang diterbitkan oleh PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) mulai dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group