Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

06 Juli 2018

Fixed Income Notes 06 Juli 2018

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 5 Juli 2018 masih melanjutkan tren penurunan didorong oleh berlanjutnya aksi beli oleh investor di tengah penurunan imbal hasil surat utang global. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 10 bps dengan rata - rata mengalami penurunan imbal hasil sebesar 4,4 bps dimana Surat Utang Negara dengan tenor panjang mengalami penurunan imbal hasil lebih besar dibandingkan dengan yang didapati pada tenor pendek. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 2 - 6 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 20 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) dan panjang (di atas 7 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 10 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 65 bps. 
  • Berlanjutnya penurunan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara hingga perdagangan kemarin masih didukung oleh aktifnya pelaku pasar pada perdagangan kemarin terlihat dari volume perdagangan yang besar. Adapun penurunan imbal hasil Surat Utang Negara juga didorong oleh penurunan imbal hasil surat utang global serta surat utang regional. Namun kenaikan harga Surat Utang Negara dibatasi oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika yang mendorong investor asing melakukan aksi jual terhadap Surat Berharga Negara, hingga 4 Juli 2018 investor asing mencatatkan net sell terhadap Surat Berharga Negara sebesar 0,95 triliun. 
  • Secara keseluruhan, penurunan imbal hasil Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan masing - masing sebesar 4,5 bps untuk tenor 5 tahun  di level 7,530% dan 10 tahun sebesar 2,5 bps di level 7,666% serta turun sebesar 2 bps untuk tenor 15 tahun di level 8,131%. Adpaun untuk seri acuan dengan tenor 20 tahun mengalami perubahan sebesar 6,5 bps di level 8,076%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika masih bergerak terbatas di tengah US Treasury yang masih bergerak terbatas jelang dibuka kembali perdagangan di Amerika. Imbal hasil dari INDO-43 ditutup dengan penurunan relatif terbatas kurang dari 1 bps di level 5,139% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 5 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-23; INDO-28; dan INDO-4 8relatif tidak banyak mengalami perubahan masing - masing di level 4,136%, 4,471%, dan 5,025%. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp37,19 triliun dari 32 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp25,22 triliun. Obligasi Negara seri FR0065 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp23,42 triliun dari 48 kali transaksi di harga rata - rata 88,2% yang diikuti oleh perdagangan Sukuk Ritel Negara seri SR010 senilai Rp7,96 triliun dari 27 kali transaksi di harga rata - rata 96,90%. Sementara itu Obligasi Negara seri FR0065 dan seri SR010 menjadi Surat Utang Negara yang paling sering ditransaksikan, masing - masing sebanyak 48 kali dan 27 kali transaksi. 
  • Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,47 triliun dari 54 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III Tower Bersama Infrastructure Tahap I Tahun 2018(TBIG03CN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp300 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 99,85% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III Mandala Multifinance Tahap I Tahun 2018 Seri B (MFIN03BCN1) senilai Rp100 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,00%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup melemah sebesar 32,00 pts (0,22%) pada level 14394,00 per dollar Amerika. Bergerak terbatas pada kisaran 14373,00 - 14425,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai tukar rupiah pada perdagangan kemarin terjadi di tengah kecenderungan mata uang regional yang juga mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional setelah investor asing melakukan penjualan Surat Utang negara tersebut, diikuti oleh mata uang Rupee India (INR). Sedangkan mata uang Ringgit Malaysia (MYR) merupakan mata uang regional yang terlihat menguat terhadap dollar Amerika. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan kembali bergerak terbatas di tengah pelaku pasar menantikan beberapa data dari dalam maupun dari luar negeri dengan pergerakan imbal hasil surat utang global yang mengalami perubahan terbatas. Dari luar negeri, pergerakan imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun diperdagangkan pada kisaran 2,836%, dan imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 30 tahun yang diperdagangkan pada kisaran 2,949% terlihat mengalami penurunan dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Adapun imbal hasil dari surat tang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun ditutup turun pada level 0,302% sementara itu untuk surat utang Inggris (Gilt) ditutup pada level 1,254%. Kondisi pergerakan surat utang global tersebut kami perkirakan juga akan mempengaruhi arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pada perdagangan hari ini. 
  • Adapun dari faktor domestik, pelaku pasar masih akan menantikan data cadangan devisa yang akan disampaikan oleh Bank Indonesia pada hari Jum'at, 7 Juli 2018. Adapun pelaku pasar juga menantikan data neraca perdagangan serta FOMC Minutes pada hari ini. 
  • Sementara itu secara teknikal, harga Surat Utang Negara yang berada pada area jenuh jual (oversold) masih akan membuka potensi kenaikan harga Surat Utang Negara dengan didorong harga Surat Utang Negara masih bergerak pada tren kenaikan harga. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Dengan belum adanya sinyal pembalikan arah pergerakan harga serta keluarnya aliran modal asing dari pasar Surat Utang Negara, maka kami melihat bahwa harga Surat Utang Negara masih berpeluang mengalami kenaikan dalam jangka pendek. Beberapa seri Surat Utang Negara yang cukup menarik untuk ditransaksikan diantaranya adalah FR0070, FR0071, ORI013, FR0073, FR0054, FR0058, FR0074, FR0065, FR0068, FR0072 dan FR0075. 
  • Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 11012019 (new issuance), SPN-S 11042019 (new issuance), PBS002 (reopening), PBS012 (reopening), PBS015 (reopening), dan PBS016 (reopening) pada hari Selasa tanggal 10 Juli 2018. 
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menurunkan peringkat Obligasi I/2013 dan Sukuk Ijarah I/2013 AISA menjadi “idD”.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group