Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

06 Juli 2017

Fixed Income Notes 06 Juli 2017

  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 5 Juli 2017 kembali mengalami kenaikan  seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah di tengah menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang global. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 2 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 12 - 17 tahun. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan hingga sebesar 10 bps setelah mengalami kenaikan harga yang berkisar antara 1 - 5 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) ditutup dengan mengalami penurunan berkisar antara 1 - 2 bps setelah mengalami kenaikan harga sebesar 5 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang meskipun ditutup dengan perubahan yang bervariasi namun cenderung mengalami kenaikan hingga sebesar 2 bps setelah mengalami adanya koreksi harga hingga sebesar 15 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh faktor kembali melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dalam tiga hari berturut - turut di tengah pelaku pasar yang menantikan disampaikannya notulen Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika (FOMC Minutes). Hal tersebut mendorong pelaku pasar untuk sementara waktu melakukan penjualan Surat Utang Negara di pasar sekunder sehingga mendorong terjadinya koreksi harga. 
  • Dengan koreksi harga yang terjadi pada perdagangan kemarin, maka imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun ditutup dengan mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 6,687% dan imbal hasil seri acuan dengan tenor 10 tahun ditutup dengan mengalami penurunan sebesar 5 bps di level 6,777%. Adapun imbal hasil dari seri acuan dengan tenor 15 tahun ditutup dengan mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 7,430% dan imbal hasil seri acuan dengan tenor 20 tahun mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 7,612%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, perdagangan yang belum begitu ramai jelang dibukanya kembali perdagangan di pasar keuangan Amerika setelah libur perdagangan di hari Selasa. Dari beberapa seri acuan yang diperdagangkan terlihat hanya  imbal hasil dari INDO-20 ditutup dengan kenaikan sebesar 1 bps di level 2,278% setelah mengalami koreksi harga sebesar 1 bps. Sedangkan imbal hasil INDO-27, INDO-37, dan INDO-47 masih tidak bergerak dari perdagangan sebelumnya pada level masing - masing 3,768%, 4,721%, dan 4,679%. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp13,96 triliun dari 31 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp6,01 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,41 triliun dari 111 kali transaksi di harga rata - rata 101,25% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0070 senilai Rp1,47 triliun dari 28 kali transaksi di harga rata - rata 108,03%. 
  • Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,12 triliun dari 44 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi I PTPN X Tahun 2013 (PPNX01) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp136 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 100,01% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Adhi Karya Tahap I Tahun 2017 (ADHI02CN1) senilai Rp130 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 99,99%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup dengan mengalami pelemahan yang merupakan pelemahan dalam tiga hari berturut - turut di level 13365,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 2,00 pts dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Bergerak bervariasi sepanjang  sesi perdagangan pada kisaran 13343,00 hingga 13373,00 per dollar Amerika, melemahnya nilai tukar rupiah seiring dengan pelemahan mata uang regional di tengah menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Mata uang Yen Jepang (JPY) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika dan diikuti oleh mata uang Dollar Singapura (SGD) dan Peso Philippina (PHP).
  • Pada perdagangan hari kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih berpeluang untuk mengalami penurunan di tengah tren pelemahan mata uang rupiah terhadap dollar Amerika seiring dengan menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. 
  • Nilai tukar rupiah yang telah bergerak dengan mengalami penurunan dalam tiga hari terakhir kembali berpeluang mengalami pelemahan didukung oleh menguatnya dollar Amerika serta indikator teknikal yang menunjukkan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah mulai memasuki tren pelemahan terhadap dollar Amerika. Hal tersebut kami perkirakan akan mempengaruhi investor asing untuk mulai antisipasi dengan melakukan penjualan Surat Utang Negara di pasar sekunder sehingga akan mendorong terjadinya penurunan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. 
  • Namun dari perdagangan surat utang global, pada perdagangan kemarin pergerakan imbal hasilnya ditutup dengan mengalami penurunan. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun pada level 2,33% di tengah investor yang menantikan disampaikannya notulen Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika adapun imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 30 tahun ditutup turun pada level 2,85%. Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor yang sama juga ditutup dengan mengalami penurunan di level 0,47% sedangkan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun mengalami kenaikan di level 1,26%. Kenaikan imbal hasil tersebut kami perkirakan juga akan berdampak terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika.
  • Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara secara umum masih bergerak pada area konsolidasi dengan beberapa seri - seri Surat Utang Negara mulai menjauhi area jenuh beli dimana hal tersebut akan membuka peluang terjadinya kenaikan harga. 
  • Rekomendasi : Dengan pertimbangan beberapa faktor tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Kami masih merekomendasikan strategi trading jangka pendek di tengah pergerakan harga Surat Utang Negara yang masih berfluktuasi. Adapun seri - seri yang dapat diperdagangkan diantaranya adalah seri FR0066, FR0045, FR0050, FR0057, FR0062 dan FR0067. Adapun bagi investor juga kami sarankan untuk mempertimbangkan ORI013 sebagai instrumen investasi jangka pendek, dikarenakan tingkat imbal hasil yang cukup menarik dibandingkan Obligasi Negara dengan tenor yang sama. 
  • Kepemilikan investor asing di Surat Berharga Negara di awal bulan Juli 2017 mengalami penurunan senilai Rp41 miliar dibandingkan posisi akhir Juni 2017.
  • PT Bank Mayapada Internasional  Tbk mendapatkan kenaikan peringkat menjadi "idA" dari PT Pemeringkat Efek Indonesia.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group