Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

06 Februari 2018

Fixed Income Notes 06 Februari 2018

  • itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya juga terlihat mengalami kenaikan di tengah turunnya imbal hasil dari US Treasury pada perdagangan kemarin. Kenaikan imbal hasil terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada Surat Utang Negara bertenor pendek. Imbal hasil dari INDO-23 ditutup naik sebesar 11 bps di level 3,320% setelah mengalami koreksi harga sebesar 50 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-28 ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 6,5 bps pada level 3,808% setelah mengalami koreksi harga sebesar 50 bps dan imbal hasil dari INDO-48 mengalami kenaikan sebesar 8 bps di level 4,552% setelah mengalami koreksi harga sebesar 130 bps. 
  • Volume perdagangan yang dilaporkan pada perdagangan kemarin mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan di akhir pekan, yaitu senilai Rp11,47 triliun dari 38 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp3,91 triliun. Obligasi Negara seri FR0064 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,66 triliun dari 56 kali transaksi di harga rata - rata 98,78% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0075 senilai Rp1,15 triliun dari 108 kali transaksi di harga rata - rata 105,11%. 
  • Adapun Volume perdagangan Project Based Sukuk yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp114 milair dari 2 seri Project Based Sukuk yang diperdagangkan. Project Based Sukuk seri PBS013 menjadi Surat Berharga Syariah Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp106 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 101,21% diikuti oleh Project Based Sukuk seri PBS012, senilai Rp8 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 115,8%. 
  • Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp537,75 miliar dari 30 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap I Tahun 2017 Seri B (ADMF04BCN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp120 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 100,64% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Maybank Finance Tahap III Tahun 2016 Seri A (BIIF01ACN3) senilai Rp85 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 102,15%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 69,00 (0,51%) di level 13520,00 per dollar Amerika setelah bergerak melemah sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13482,00 hingga 13528,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut terjadi di tengah mata uang regional yang bergerak bervariasi terhadap dollar Amerika. Mata uang Yen Jepang (JPY), Dollar Singapura (SGD), dan Yuan China (CNY) terlihat mengalami penguatan terhadap dollar Amerika, sementara itu mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika yang diikuti oleh Rupiah Indoensia (IDR) dan Baht Thailand (THB). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih kembali berpeluang untuk mengalami kenaikan yang didukung adanya potensi penguatan nilai tukar rupiah serta kembali turunnya imbal hasil surat utang global. 
  • Sementara itu katalis positif pada perdagangan hari ini juga berasal dari faktor eksternal dimana imbal hasil dari US Treasury kembali ditutup dengan penurunan pada perdagangan awal pekan ini. Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun pada level 2,709% dari posisi penutupan di akhir pekan lalu yang berada pada kisaran 2,667% begitu pula dengan imbal hasil US Treasury tenor 30 tahun yang ditutup turun pada level 3,004%. Adapun imbal hasil surat utang Jerman (Bund) ditutup dengan mengalami penurunan di level 0,727% dari posisi penutupan di akhir pekan di level 0,689% dan imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) yang ditutup turun pada level 1,562%. 
  • Sementara dari lelang penjualan Sukuk Negara yang akan dilaksanakan pada hari ini, pemerintah mentargetkan penerbitan senilai Rp8 triliun dari enam seri Sukuk Negara yang ditawarkan kepada investor. Seiring dengan penurunan imbal hasil dari surat utang global yang akan mendorong imbal hasil Surat Utang Negara, kami perkirakan investor akan tertarik untuk mengikuti lelang pada hari ini dikarenakan selisih imbal hasil yang cukup menarik yang ditawarkan oleh Sukuk Negara dibandingkan dengan Surat Utang Negara dengan tenor yang sama. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak pada tren penurunan harga, masih berpeluang mendorong terjadinya penurunan harga dalam jangka pendek. Hanya saja, kenaikan harga yang terjadi dalam beberapa hari terakhir semakin mendorong harga Surat Utang Negara menjauhi area jenuh beli (overbought) sehingga akan berpotensi pelaku pasar melakukan pembelian terhadap Surat Utang Negara. 
  • Rekomendasi : Dengan beberapa pertimbangan di atas, maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara. Kami melihat beberapa seri Surat Utang Negara yang belum mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi di saat seri lainnya telah mengalami kenaikan sehingga menawarkan tingkat imbal hasil yang cukup menarik diantaranya adalah seri FR0069, ORI013, dan FR0053 untuk tenor pendek. Adapun untuk tenor menengah dan panjang diantaranya adalah seri FR0061, FR0073, FR0058, FR0074, FR0058, FR0074, FR0068 dan FR0072.  
  • Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 07082018 (new issuance), PBS002 (reopening), PBS004 (reopening), PBS012 (reopening), PBS016 (reopening), dan PBS017 (reopening) pada hari Selasa tanggal 6 Februari 2018

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group