Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

06 Februari 2017

Fixed Income Notes 06 Februari 2017

  • Aksi beli oleh investor dorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum'at, 3 Februari 2017.

 

  • Perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi pada perdagangan di akhir pekan kemarin berkisar antara 1 - 5 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1,3 bps dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah.

 

  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan yang berkisar antara 1 - 5 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 6 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) juga mengalami penurunan yang berkisar antara 1 - 5 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 20 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak cukup bervariasi dengan perubahan imbal hasil yang berkisar antara 1 - 4 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 25 bps.

 

  • Harga Surat Utang Negara yang bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan pada perdagangan di akhir pekan kemarin didorong oleh aksi beli oleh investor di tengah spekulasi data ekonomi 2016 yang mampu tumbuh di atas 5,00% di tengah pemulihan ekonomi global. Analis memperkirakan bahwa ekonomi Indonesia di sepanjang tahun 2016 tumbuh sebesar 5,02%. Namun demikian, kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan masih terlihat terbatas, dimana investor juga masih mencermati perkembangan sektor tenaga kerja Amerika yang disampikan pada hari Jum'at waktu setempat.

 

  • Sehingga secara keseluruhan, pergerakan harga Surat Utang Negara yang cenderung bergerak dengan mengalami kenaikan pada perdagangan di hari Jum'at telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun masing - masing sebesar 4 bps di level 7,231% dan 7,564%. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor 15 tahun mengalami penurunan sebesar 3 bps di level 7,943% dan tenor 20 tahun mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 8,132%.

 

  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya cenderung bervariasi dengan besaran perubahan imbal hasil yang cenderung terbatas. Imbal hasil dari INDO-27 ditutup dengan mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 4,078% setelah mengalami kenaikan harga terbatas sebesar 5 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-47 terlihat megalami kenaikan sebesar 1 bps di level 4,99% setelah mengalami koreksi harga sebesar 25 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-20 terlihat mengalami kenaikan yang kurang dari 1 bps di level 2,559%. Terbatasnya pergerakan imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pada perdagangan di akhir pekan juga turut dipengaruhi oleh pelaku pasar yang masih mencermati perkembangan sektor tenaga kerja di Amerika serta jelang disampaikannya data pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV 2016.

 

  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin terlihat sedikit mengalami peningkatan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya, senilai Rp8,59 triliun dari 33 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dimana untuk seri acuan volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp4,08 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,15 triliun dari 98 kali transaksi di harga rata - rata 96,30% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0056 senilai Rp1,43 triliun dari 25 kali transaksi di harga rata - rata 104,66%.

 

  • Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp621,35 miliar dari 25 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Protelindo Tahap I Tahun 2016 Seri A (PRTL01ACN1) mejadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp214 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 100,08% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I PNM Tahap II Tahun 2016 Seri A (PNMP01ACN2) senilai Rp100 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,27%.

 

  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat sebesar 7,00 pts (0,06%) di level 13343,00 per dollar Amerika setelah bergerak cukup berfluktuasi pada kisaran 13334,00 hingga 13381,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah tersebut terjadi di tengah mata uang regional yang bergerak cukup bervariasi terhadap dollar Amerika. Penguatan mata uang regional dipimpin oleh Yuan China (CNY) yang diikuti oleh Dollar Taiwan (TWD) dan Rupee India (INR). Adapun mata uang regional yang terlihat mengalami pelemahan tehadap dollar Amerika pada perdagangan di akhir pekan diantaranya adalah Yen Jepang (JPY), Dollar Singapura (SGD) dan Ringgit Malaysia (MYR). Dalam sepekan terakhir, mata uang regional bergerak dengan kecenderungan mengalami penguatan dengan dipimpin oleh penguatan Yen Jepang dan Dollar Singapura seiring dengan pelemahan dollar Amerika terhadap mata uang dunias di tengah spekulasi bahwa pemerintah Amerika Serikat dibawah pimpinan Presiden Donald Trump sedang berupaya untuk melemahkan dollar Amerika.

 

  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak terbatas jelang disampaikannya data ekonomi kuartal IV Tahun 2016. Arah pergerakan harga Surat Utang Negara akan turut dipengaruhi oleh data tersebut, dimana data yang lebih baik dari perkirakan akan menjadi katalis positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder.

 

  • Adapun dari faktor eskternal, pergerakan imbal hasil surat utang global cenderung bergerak dengan mengalami penurunan akan menjadi katalis positif pada perdagangan Surat Utang Negara di hari ini. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun terbatas di level 2,474% setelah data sektor tenaga kerja di Amerika menunjukkan sinyal yang bervariasi. Di bulan Januari 2017, jumlah tenaga kerja di luar sektor pertanian mengalami peningkatan sebesar 227 ribu tenaga kerja, di atas perkiraan analis yang sebesar 175 ribu tenaga kerja serta mengalami peningkatan dibandingkan dengan data di bulan Desember 2016 yang tumbuh sebesar 157 ribu tenaga kerja. Peningkatan jumlah tenaga kerja yang cukup besar terjadi pada seltor konstruksi sebesar 36 ribu tenaga kerja diikuti oleh sektor jasa keuangan sebesar 32 ribu tenaga kerja. Hanya saja, seiring dengan meningkatanya rasio partisipasi yang sebesar 62,9%, angka pengangguran di Amerika pada Januari 2017 naik menjadi 4,8% dari posisi 4,7% di bulan Desember 2016. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga ditutup dengan mengalami penurunan masing - masing di level 0,413% dan 1,362%.

 

  • Adapun secara teknikal, pergerakan harga Surat Utang Negara masih berada pada tren penurunan dengan mulai menunjukkan adanya perubahan sinyal arah pergerakan harga dari tren penurunan menjadi kenaikan. Dengan kondisi tersebut maka terbuka peluang harga Surat Utang Negara untuk mengalami kenaikan terlebih didukung dengan potensi penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tengah tren pelemahan nilai tukar dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia yang terjadi sejak awal tahun 2017.

 

  • Rekomendasi : Kombinasi dari beberapa faktor tersebut kami perkirakan akan berdampak positif terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini sehingga kami sarankan kepada investor untuk memanfaatkan momentum tersebut untuk melakukan strategi trading. Adapun bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang, kami masih merekomendasikan beli secara bertahap pada beberapa seri Surat Utang Negara dengan tenor panjang yang masih memberikan tingkat imbal hasil yang cukup menarik seperti seri FR0064, FR0071, FR0073, FR0058, FR0065 dan FR0068.

 

  • Pada sepekan kedepan terdapat tiga surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp3,478 triliun.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group