Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

06 Desember 2016

Fixed Income Notes 06 Desember 2016

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 5 Desember 2016 kembali mengalami penurunan didukung oleh penguatan nilai tukar rupiah serta investor asing yang kembali melakukan pembelian Surat Utang Negara. Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 7 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 2,3 bps dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar masih didapati pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah.
 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 5 - 6 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 3 - 20 bps. Sementara itu imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 3 - 7 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga 25 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) mengalami perubahan yang bervariasi berkisar antara 1 - 5 bps dengan adanya perubahan harga yang berkisar antara 5 - 40 bps.
 
  • Pergerakan harga Surat Utang Negara yang kembali menunjukkan kenaikan pada perdagangan kemarin didorong oleh faktor pergerakan nilai tukar rupiah yang menunjukkan penguatan terhadap dollar Amerika, kembalinya investor asing untuk melakukan pembelian Surat Utang Negara serta kembali turunnya imbal hasil surat utang global setelah sempat mengalami kenaikan jelang akhir pekan kemarin. Berdasarkan data kepemilikan Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan, aktivitas pembelian Surat Utang Negara oleh investor asing mulai terlihat sejak akhir November 2016 dan berlanjut hingga awal Desember 2016. Per tanggal 2 Desember 2016, investor asing mencatatkan pembelian Surat Utang Negara senilai Rp2,45 triliun di awal bulan Desember 2016 setelah mencatatkan penjualan bersih (net sell) di bukan November 2016 senilai Rp19,57 triliun.
 
  • Hanya saja kenaikan harga Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin masih tidak didukung dengan volume perdagangan yang cukup besar, mengindikasikan bahwa investor masih cenderung menahan diri untuk melakkukan transaksi jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara pada hari ini serta pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika pada pertengahan pekan depan.
 
  • Secara keseluruhan, kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 7 bps di level 7,7761% dan seri acuan dengan tenor 20 tahun sebesar 2 bps di level 8,181%. Adapun untuk seri acuan dengan tenor 10 tahun dan 15 tahun masing - masing mengalami penurunan kurang dari 1 bps di level 8,012% dan 8,159%.
 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, perubahan tingkat imbal hasilnya cukup bervariasi dimana perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi berkisar antara 1 - 5 bps. Imbal hasil dari INDO-20 mengalami penurunan sebesar 3 bps di level 2,909% didorong oleh adanya kenaikan harga sebesar 10 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-26 mengalami penurunan sebesar 2 bps di level 4,335% dengan didorong oleh adanya kenaikan harga sebesar 15 bps dan imbal hasil dari INDO-46 yang mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 5,273% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 20 bps.
 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan hari ini senilai Rp4,93 triliun dari 29 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,29 triliun. Obligasi Negara seri FR0053 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,25 triliun dari 23 kali transaksi di harga rata - rata 101,33% dan diikuti oleh volume perdagangan Obligasi Negara seri FR0056 senilai Rp850,1 miliar dari 10 kali transaksi di harga rata - rata 102,45%.
 
  • Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp723,8 miliar dari 15 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III Astra Sedaya Finance Tahap II Tahun 2016 Seri B (ASDF03BCN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp191 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,18% dan diikuti oleh volume perdagangan Obligasi Berkelanjutan III BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2016 Seri B (BFIN03BCN1) senilai Rp100 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,025%.
 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup menguat sebesar 72,00 pts (0,53%) pada level 13440,00 per dollar Amerika. Bergerak pada kisaran 13415,00 hingga  13577,00 per dollar Amerika, nilai tukar rupiah relatif bergerak terbatas hingga pertengahan sesi perdagangan dan menunjukkan penguatan hingga berakhirnya sesi perdagangan di tengah mata uang regional yang justru cenderung mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika. Mata uang Yen Jepang (JPY) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika, diikuti oleh Dollar Singapura (SGD) dan Dollar Taiwan (TWD).
 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak terbatas di awal perdagangan jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. Pada hari ini pemerintah berencana untuk menerbitkan Surat Utang Negara senilai Rp6,2 triliun melalui lelang dari lima seri Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada investor. Kami perkirakan lelang terakhir di tahun 2016 akan diminati oleh investor terutama bagi investor Industri Keuangan Non Bank (IKNB) yang belum memenuhi kewajiban penempatan dana pada Surat Berharga Negara sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK).
 
  • Harga Surat Utang Negara secara teknikal berpeluang untuk masih melanjutkan kenaikan seiring dengan harga Surat Utang Negara yang secara keseluruhan berada pada tren kenaikan. Hanya saja kenaikan harga masih akan dibatasi oleh faktor investor yang cenderung menahan diri melakukan transaksi jelang pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika (FOMC Meeting) pada pertengahan pekan depan serta faktor imbal hasil surat utang global yang kembali mengalami kenaikan.
 
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup pada level 2,398% dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,384% begitu pula dengan imbal hasil surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) yang juga ditutup dengan kenaikan masing - masing di level 0,335% dan 1,385%. Kenaikan imbal hasil tersebut didorong oleh meredanya kekhawatiran investor terhadap gejolak politik di Italia setelah referendum rakyat Italia memutukan untuk menolak adanya reformasi konstitusi di Italia. Investor global kembali memburu aset yang berisiko setelah dilaksanakannya referendum tersebut.
 
  • Rekomendasi : Kami perkirakan kombinasi dari beberapa faktor tersebut akan mempengaruhi pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. Dengan demikian kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading di tengah kondisi pasar Surat Utang Negara yang masih akan bergerak berfluktuasi. Bagi investor dengan horizon invetasi jangka panjang, peluang mendapatkan imbal hasil yang cukup menarik dibandingkan dengan tingkat suku bunga deposito di tengah inflasi yang tekendali didapati pada Surat Utang negara dengan tenor di atas 10 tahun yang rata - rata menawarkan tingkat imbal hasil di atas 8,00%. Pilihan Surat Utang Negara tersebut diantaranya adalah seri FR0071, FR0058, FR0068, FR0045 dan FR0067.
 
  • Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN03170307 (New Issuance), SPN12171207 (New Issuance), FR0061 (Reopening), FR0059 (Reopening), dan FR0072 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 6 Desember 2016. Pemerintah akan melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang Rupiah untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2016. Target penerbitan senilai Rp6.200.000.000.000,00 (enam triliun dua ratus miliar rupiah).
 
  • Pencatatan Obligasi I Impack Pratama Industri Tahun 2016.
 
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menetapkan peringkat "idAA-" terhadap peringkat Obligasi yang diterbitkan oleh PT Mitra Adiperkasa Tbk yang akan jatuh tempo.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group