Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

05 September 2016

Fixed Income Notes 05 September 2016

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum'at, 2 September 2016 mengalami penurunan ditenganh meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah jelang rilis data sektor tenaga kerja Amerika. Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 11 bps dengan rata - rata mengalami penurunan imbal hasil dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar didapati pada tenor 8 - 15 tahun.
 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 6 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 5 - 20 bps. Adapun imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 7 - 9 bps dengan didorong oleh kenaikan harga yang berkisar antara 30 - 45 bps. Sedangkan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 11 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga Surat Utang Negara yang berkisar antara 15 - 90 bps.
 
  • Kenaikan harga Surat Utang Negara yang didapati pada hampir keseluruhan tenor pada perdagangan di akhir pekan kemarin didorong oleh faktor meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah menjelang disampaikannya data sektor tenaga kerja Amerika. Harga Surat Utang Negara yang sempat mengalami koreksi harga secara berkelanjutan sejak sepekan sebelumnya pada perdagangan kemarin terlihat mengalami kenaikan.
 
  • Secara keseluruhan, kenaikan harga Surat Utang Negara uang terjadi di akhir pekan kemarin telah mendorong terjadinya penurunan Surat Utang Negara seri acuan, dimana untuk tenor 10 tahun tingkat imbal hasilnya kembali berada di bawah level 7,00%. Imbal hasil seri acuan pada perdagangan kemarin ditutup turun masing - masing sebesar 7 bps untuk tenor 5 tahun dan 20 tahun di level 6,63% dan 7,34%. Adapun untuk tenor 10 tahun mengalami penurunan sebesar 11 bps di level 6,92% dan untuk tenor 15 tahun mengalami penurunan sebesar 8 bps di level 7,22%.
 
  • Sedangkan imbal hasil Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pada perdagangan di akhir pekan  masih bergerak dengan mengalami kenaikan yang terjadi pada keseluruhan tenor. Imbal hasil dari INDO-20, INDO-26 dan INDO-46 masing - masing mengalami kenaikan sebesar 2 bps pada level 2,159%; 3415% dan 4,414% setelah masing - masing mengalami koreksi harga yang berkisar antara 10 - 40 bps. Koreksi harga tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya persepsi resiko Surat Utang Indonesia yang tercermin pada kenaikan CDS 5 Tahun pada level 148,31 bps.
 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan senilai Rp9,25 triliun dari 35 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dimana untuk seri acuan, volume perdagangan yang dilaporkan mencapai Rp4,20 triliun. Obligasi Negara seri FR0056 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp1,811 triliun sekaligus menjadi Surat Utang Negara yang paling sering diperdagangkan yaitu sebanyak 76 kali transaksi. Obligasi Negara seri acuan tenor 10 tahun tersebut diperdagangkan pada harga rata - rata 110,34% dengan tingkat imbal hasil sebesar 6,92%.
 
  • Adapun Sukuk Negara Ritel seri SR008 menjadi Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp357,94 miliar dari 35 kali transaksi di harga rata - rata 104,26% dengan tingkat imbal hasil sebesar 6,45%.
 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,10 triliun dari 33 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.  Obligasi Berkelanjutan I Bumi Serpong Damai Tahap II Tahun 2013 (BSDE01CN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar sekaligus menjadi yang paling sering diperdagangkan, yaitu senilai Rp215 miliar dari 16 kali transaksi. Obligasi dengan peringkat "idAA-" dan akan jatuh tempo pada 5 Juni 2018 tersebut diperdagangkan pada harga rata - rata 99,91% dengan tingkat imbal hasil sebesar 8,43%.
 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada akhir pekan kemarin ditutup menguat sebesar 22,00 pts (0,17%) pada level 13247,00 per dollar Amerika. Bergerak pada kisaran 13219,00 hingga 13280,00 per dollar Amerika dengan kecenderungan mengalami penguatan seiring dengan penguatan nilai tukar mata uang regioanl terhadap dollar Amerika setelah data indeks manufaktur Amerika (ISM Manufacture Index) di bulan Agustus 2016 mengalami kontraksi memudarkan spekulasi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika pada pertemuan di bulan September 2016. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin penguatan mata uang regional diikuti dengan Peso Philippina (PHP) dan Rupee India (INR).
 
  • Pada perdagangan hari ini, kami perkirakan harga Surat Utang Negara berpeluang untuk mengalami kenaikan didukung oleh memudarnya spekulasi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika (FFR) setelah data sektor tenaga kerja Amerika di bulan Agustus 2016 yang tumbuh di bawah estimasi. Data sektor tenaga kerja Amerika di bulan Agustus 2016 menunjukkan bahwa tenaga kerja di luar sektor pertanian (Nonfarm Payrolls/NFP) bertambah sebesar 151 ribu tenaga kerja, di bawah estimasi analis yang sebesar 175 ribu tenaga kerja serta mengalami penurunan dibandingkan periode Juli 2016 yang sebesar 275 ribu tenaga kerja. Adapun tingkat pengangguran (unemployment rate) masih sebesar 4,9% dengan estimasi analis yang turun menjadi 4,8%. Tenaga kerja di sektor pertambangan masih menunjukkan pertumbuhan negatif seiring dengan belum pulihnya harga komoditas global.
 
  • Data sektor tenaga kerja tersebut mendorong spekulasi bahwa Bank Sentral Amerika belum akan menaikkan suku bunga acuan di bulan September 2016 yang tercermin pada probabilitas kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika di bulan September 2016 dari sebesar 42,00% pada pekan lalu menjadi 32,00% setelah disampaikannya data sektor tenaga kerja Amerika dengan kemungkinan kenaikan akan dilakukan di akhir tahun 2016 dimana tingkat probabilitasnya mencapai 59,00%. Kondisi tersebut kami perkirakan akan berdampak positif terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini.
 
  • Sementara itu dari pasar surat utang global, imbal hasil surat utang global pada perdagangan di akhir pekan bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 1,60% dari posisi penutupan sebelumnya di level 1,569%. Sedangkan imbal hasil surat utang Jerman dengan tenor yang sama ditutup naik pada level -0,045% dari posisi penutupan sebelumnya di level -0,068% dan imbal hasil suat utang Jepang yang juga ditutup naik pada level -0,038% dari posisi penutupan sebelumnya di level -0,053%.
 
  • Rekomendasi : Adapun secara teknikal, sinyal perubahan arah tren pergerakan harga Surat Utang Negara mulai terlihat dari tren penurunan menjadi tren kenaikan. Dengan demikian peluang kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini masih terbuka terutama didorong oleh faktor eksternal. Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading jangka pendek memanfaatkan momentum kenaikan harga Surat Utang Negara dalam jangka pendek. Bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang kami masih menyarankan beli dengan pilihan pada seri FR0071, FR0052, FR0068, FR0072 dan FR0067.
 
  • Sementara itu bagi investor ritel, pemerintah akan menerbitkan Obligasi Negara Ritel seri ORI013 yang masa penawarannya akan dilaksanakan pada tanggal 29 September hingga 20 Oktober 2016.
 
  • Pada sepekan kedepan terdapat tiga surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp4,492 triliun.
 
  • Pencatatan Obligasi dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Indosat Tahap IV Tahun 2016.
 
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menurunkan peringkat PT Intan Baruprana Finance Tbk dari peringkat "idBBB+" menjadi "idBBB-" dengan status "Credit Watch with Negative Impications".

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group