Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

05 Oktober 2017

Fixed Income Notes 05 Oktober 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 4 Oktober 2017 bergerak terbatas dengan kecenderungan      mengalami penurunan di tengah meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah serta membaiknya persepsi resiko. 
  • Perubahan imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 4 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1 bps dimana perubahan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 2 - 11 tahun. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) bergerak terbatas dengan kecenderungan mengalami kenaikan hingga sebesar 2 bps di tengah perubahan harga yang hanya berkisar antara 1 - 4 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) terlihat mengalami penurunan berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 12 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang juga cenderung bergerak bervariasi dengan adanya perubahan hingga sebesar 4 bps didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 30 bps. 
  • Setelah bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan imbal hasil sejak awal pekan, imbal hasil Surat Utang Negara mulai menunjukkan adanya penurunan meskipun penurunan imbal hasil tersebut masih terbatas untuk sebagian besar seri Surat Utang Negara. Penurunan imbal hasil pada perdagangan kemarin didukung oleh meredanya tekanan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika seiring dengan dollar Amerika menunjukkan pelemahan terhadap mata uang utama dunia. 
  • Kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin sehingga mendorong terjadinya penurunan imbal hasil juga didorong oleh faktor membaiknya persepsi resiko yang tercermin pada penurunan angka Credit Default Swap. Angka CDS 5 tahun yang sempat mengalami kenaikan hingga mendekati level 106 bps setelah rupiah mengalami pelemaham berturut-turut selama sepekan mendorong angka CDS terus menunjukkan tren penurunan. Hingga perdagangan kemarin, angka CDS tersebut telah berada di level 101 bps yaitu pada posisi 101,202 bps yang merupakan posisi terendahnya selama sepekan kemarin. Hal tersebut mendorong kembali keyakinan investor terhadap prospek Surat Utang Negara, serta terlihat dari investor asing yang mulai melakukan net buy kembali. 
  • Sehingga secara keseluruhan, perubahan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin hanya mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang  Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami penurunan sebesar 3 bps pada level 6,119%, sementara itu imbal hasil seri acuan dengan tenor 10 tahun dan 20 tahun sebesar 1,5 bps masing - masing di level 6,465% dan 7,253%. Sedangkan terhadap seri acuan dengan tenor 15 tahun imbal hasilnya justru mengalami kenaikan, walaupun relatif terbatas kurang dari 1 bps di level 7,050%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan demominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan harganya cenderung mengalami kenaikan yang terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara sehingga mendorong terjadinya penurunan imbal hasil di tengah membaiknya persepsi resiko yang tercermin pada penurunan angka CDS.  Imbal hasil dari INDO-27 dan INDO-47 mengalami penurunan sebesar 1,5 bps masing - masing di level 3,531% dan 4,459% didorong oleh adanya kenaikan harga sebesar 12 bps dan 30 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-37 yang ditutup dengan mengalami penurunan sebesar 2 bps di level 4,472% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 30 bps. Sedangkan  imbal hasil dari INDO-20 relatif tidak banyak mengalami perubahan di level 2,121%.
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp9,39 triliun dari 41 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,42 triliun. Obligasi Negara seri FR0075 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,23 triliun dari 254 kali transaksi di harga rata - rata 104,07% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0061 senilai Rp1,10 triliun dari 40 kali transaksi di harga rata - rata 103,53%. 
  • Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,05 triliun dari 35 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II WOM Finance Tahap II Tahun 2017 Seri B (WOMF02BCN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp200 miliar dari 1 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Medco Energi Internasional Tahap VI Tahun 2017 Seri A (MEDC02ACN6) senilai Rp125 miliar dari 1 kali transaksi di harga rata - rata 100,20%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup menguat sebesar pts 66,00 pts (0,48%) pada level 13477,00 per dollar Amerika setelah mengalami pelemahan berturut - turut dalam beberapa hari terakhir. Bergerak dengan mengalami penguatan terhadap dollar Amerika sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13459,00 hingga 13515,00 per dollar Amerika, penguatan nilai tukar rupiah seiring dengan pergerakan mata uang regional yang juga mengalami penguatan terhadap dollar Amerika. Penguatan mata uang regional dipimpin oleh mata uang Rupee India (INR) dan diikuti oleh Rupiah Indonesia (IDR) serta Yen Jepang (JPY). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak terbatas dengan arah pergerakan harga yang bervariasi di tengah pelaku pasar yang masih menantikan data cadangan devisa yang akan disampaikan pada akhir pekan ini. Adapun terbatasnya pergerakan imbal hasil pada hari ini kami perkirakan didorong oleh terbatasnya pergerakan surat utang global dengan arah yang bervariasi. 
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup turun di level 2,323% sedangkan US Treasury dengan tenor 30 tahun ditutup naik di level 2,865%. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun mengalami penurunan di level 0,451% dan Inggris (Gilt) ditutup naik pada level 1,357%. Dengan pergerakan imbal hasil surat utang global yang bergerak dengan bervariasi, maka akan mendorong bervariasinya pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. 
  • Adapun harga Surat Utang Negara dengan denomiansi mata uang rupiah kami perkiarakan masih akan bergerak terbatas dalam jangka pendek, dimana secara teknikal sebagian besar seri Surat Utang Negara berada pada area konsolidasi. Hal tersebut kami perkirakan akan berdampak terhadap terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara di tengah pelaku pasar yang masih akan mencermati beberapa data dari dalam dan luar negeri sebelum kembali melakukan akumulasi pembelian Surat Utang Negara. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading memanfaatkan momentum fluktuasi harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Kami masih merekomendasikan Surat Utang Negara seperti seri FR0069, FR0053, FR0070, FR0071, FR0073, FR0068, FR0072. 
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menetapkan peringkat "idAA" terhadap rencana obligasi PT Bussan Auto Finance. 
  • Peringkat PT Bank Mayapada Internasional Tbk dinaikkan dari peringkat "idA-" menjadi "idA".

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group