Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

05 Mei 2017

Fixed Income Notes 05 Mei 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 4 Mei 2017 ditutup dengan mengalami kenaikan didorong oleh pelaku pasar yang melakukan aksi ambil untung di tengah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 3 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 5 - 7 tahun. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya penurunan harga hingga sebesar 10 bps. Sementara itu imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 2 bps dengan adanya koreksi harga hingga sebesar 10 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) sebagian besar bergerak mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 3 bps setelah mengalami perubahan harga hingga sebesar 40 bps.
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin didorong oleh adanya aksi ambil untung oleh investor di tengah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. Setelah bergerak dengan mengalami tren kenaikan harga dalam beberapa hari perdagangan terakhir, pelaku pasar mulai terlihat melakukan aksi ambil untung di pasar Surat Utang Negara sehingga mendorong terjadiya koreksi harga di pasar sekunder. Aksi ambil untung tersebut memanfaatkan momentum pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tengah pelaku pasar menanti data pertumbuhan ekonomi yang akan di rilis oleh Badan Pusat Statistik.
  • Sehingga secara keseluruhan, kombinasi dari beberapa faktor tersebut mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan masing - masing sebesar 1 bps untuk tenor 5 dan 10 tahun dengan didorong oleh koreksi harga sebesar 4 bps untuk tenor 5 tahun dan 10 bps untuk tenor 10 tahun, kenaikan sebesar 2 bps untuk tenor 15 tahun dengan penurunan harga sebesar 20 bps dan sebesar 4 bps untuk tenor 20 tahun di dorong koreksi harga sebesar 40 bps.
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, imbal hasilnya mengalami pergerakan bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan yang terjadi pada sebagian besar tenor, dimana penurunan imbal hasil yang terjadi berkisar antara 1 - 2 bps dengan tenor panjang mengalami penurunan imbal hasil yang lebih besar dibandingkan dengan yang didapati pada tenor pendek. Imbal hasil dari INDO-20 ditutup dengan kenaikan sebesar 1 bps di level 2,470%. Sedangkan imbal hasil dari INDO-27 mengalami kenaikan sebesar 2 bps di level 3,791% setelah mengalami koreksi harga sebesar 20 bps sedangkan imbal hasil dari INDO-37 dan INDO-47 yang mengalami penurunan sebesar 1 bps masing - masing di level 4,800% dan 4,743% setelah mangalamin koreksi harga sebesar 10 bps untuk INDO-37 dan 15 bps untuk INDO-47.
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin masih cukup besar namun lebih kecil dibandingkan pada perdangangan di hari Rabu, senilai Rp8,928 triliun dari 34 seri Surat Utang Negara yang dilaporkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,985 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,43 triliun dari 52 kali transaksi di harga rata - rata 99,86% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0072 senilai Rp1,16 triliun dari 82 kali transaksi di harga rata - rata 105,61%.
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,037 triliun dari 30 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III FIF Tahap I Tahun 2017 Seri A(FIFA03ACN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp125 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,06% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II FIF Tahap I Tahun 2015 Seri B (FIFA02BCN1) senilai Rp80 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 101,95%
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 20,00 pts pada level 13328,00 per dollar Amerika. Setelah bergerak dengan kecenderung mendatar (sideways) dalam beberapa hari perdagangan terakhir, nilai tukar rupiah pada perdagangan kemarin ditutup dengan mengalami pelemahan. Bergerak melamah sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13310,00 hingga 13348,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai tukar rupiah terjadi di tengah mata uang regional yang cenderung mengalami pelemahan seiring dengan menguatnya dollar Amerika. Mata uang Baht Thailand (THB) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika yang diikuti oleh Dollar Taiwan (TWD) dan Yen Jepang (JPY) sedangkan Peso Philippina (PHP) serta Renminbi China (CHY) menjadi mata uang yang mengalami kenaikan terbatas pada perdagangan hari Rabu.
  • Pada perdagangan hari ini, kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih berpotensi mengalami tekanan di tengah kenaikan imbal hasil surat utang global serta penurunan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika yang didorong oleh the FED yang mengindikasikan rencana untuk mempertahankan jalur kenaikan suku bunga saat ini.
  • Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 2,36% dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,33% seiring dengan semakin menguatnya kemungkinan kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika dan US Treasury dengan tenor 30 tahun ditutup naik pada level 3,00% dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,97%. Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga ditutup naik masing - masing di level 0,39% dan 1,11%. Kenaikan imbal hasil surat utang global tersebut kami perkirakan akan memberikan tekanan terhadap harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika.
  • Adapun dari dalam negeri, rencana lelang Surat Utang Negara pada pekan depan juga akan turut mempengaruhi pergerakan harga Surat Utang Negara, dimana menjelang lelang, harga Surat Utang Negara cenderung bergerak dengan mengalami pelemahan. Pada lelang pekan depan, pemerintah berencana untuk menerbitkan Surat Utang Negara senilai Rp15 triliun dari lima seri Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada investor.
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara mulai menjauhi area jenuh belinya (overbought) namun dengan  adanya sinyal perubahan tren pergerakan harga dari tren kenaikan menjadi penurunan. Hal tersebut kami perkirakan akan mendorong harga Surat Utang Negara bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan, terutama pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah. Adapun pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek, secara teknikal, pergerakan harganya masih berada pada area konsolidasi, sehingga masih akan cenderung bergerak mendatar (sideways).
  • Rekomendasi, Dengan kombinasi dari beberapa faktor dari dalam dan luar negeri tersebut, maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Dengan peluang adanya koreksi, kami menyarankan kepada investor untuk melakukan aksi ambil untung (profit taking) terhadap portofolio yang telah memberikan keuntungan dan kembali masuk setelah tekanan jual mereda. Adapun pilihan seri Surat Utang Negara yang cukup menarik diperdagangkan adalah seri FR0066, FR0069, FR0036,  FR0031 dan FR0058 untuk tenor pendek dan seri FFR0045, FR0050, FR0057, FR0062, dan FR0067 untuk tenor panjang.
  • Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN03170811 (New Issuance), SPN12180511 (New Issuance), FR0061 (Reopening), FR0074 (Reopening) dan FR0072 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 9 Mei 2017.

 

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group