Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

05 Juli 2018

Fixed Income Notes 05 Juli 2018

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 4 Juli 2018 bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan di tengah minimnya katalis dari dalam dan luar negeri. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 16 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 5,6 bps dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 7 - 15 tahun. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) terlihat mengalami penurunan hingga sebesar 9 bps dengan adanya kenaikan harga hingga sebesar 15 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan hingga sebesar 10 bps yang didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 60 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) cenderung mengalami penurunan berkisar antara 1 - 16 bps dengan adanya perubahan harga hingga sebesar 100 bps. 
  • Perubahan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin ditengah minimnya katalis dari dalam dan luar negeri yang mempengaruhi perdagangan Surat Utang Negara. Hanya saja, meskipun minim katalis pada perdagangan kemarin, pergerakan imbal hasil yang terjadi relatif cukup besar dengan kecenderungan mengalami penurunan, investor cukup aktif melakukan transaksi di pasar sekunder yang tercermin pada volume perdagangan yang cukup besar. Setelah mengalami koreksi harga yang cukup besar pada pekan sebelumnya, harga Surat Utang Negara cenderung bergerak mengalami perubahan tren dengan harga Surat Utang Negara yang secara teknikal masih berada di area jenuh jual (oversold). Pelaku pasar mencoba mencari katalis lain yang mampu menjadi faktor pendorong kenaikan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. 
  • Dengan adanya penurunan imbal hasil pada perdagangan kemarin, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor 5 tahun ditutup pada level 7,587% (-5,5 bps), tenor 10 tahun ditutup pada level 7,691% (-10,0 bps), tenor 15 tahun ditutup pada level 8,152% (-10,0 bps) dan tenor 20 tahun ditutup pada level 8,139% (-3,5 bps). 
  • Sedangkan dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan harganya terlihat terbatas yang berdampak terhadap minimya perubahan tingkat imbal hasilnya. Perubahan imbal hasil yang terjadi rata - rata kurang dari 1 bps bahkan relatif tidak mengalami perubahan dimana untuk INDO-23 imbal hasilnya ditutup pada level 4,155% dan imbal hasil dari INDO-28 ditutup pada level 4,478%. Adapun untuk imbal hasil dari INDO-43 ditutup pada level 5,139 serta imbal hasil INDO-48 ditutup pada level 5,028%. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp15,81 triliun dari 33 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp3,91 triliun. Obligasi Negara seri FR0061 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp3,96 triliun dari 13 kali transaksi di harga rata - rata 98,81% yang diikuti oleh perdagangan Surat Perbendaharaan Negara seri SPN12190104 senilai Rp1,95 triliun dari 15 kali transaksi di harga rata - rata 96,89%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,89 triliun dari 68 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.  Obligasi I Pelindo IV Tahun 2018 Seri B (PIKI01B) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp120 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,0% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Bank Panin Tahap III Tahun 2018 (PNBN02CN3) senilai Rp120 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 97,32%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat di level 14363,00 per dollar Amerika, mengalami penguatan sebesar 34,00 (0,23%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Bergerak mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14327,00 hingga 14370,00 per dollar Amerika, penguatan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan perubahan mata uang regional terhadap dollar Amerika yang juga mengalami penguatan. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin penguatan mata uang regional diikuti oleh Dollar Taiwan (TWD) dan Rupiah Indonesia (IDR). Sementara itu Rupee India (INR) dan Dollar Singapura (SGD) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan begerak terbatas dengan arah yang bervariasi ditengah pelaku pasar yang masih menantikan data dari dalam maupun luar negeri. Dari dalam negeri, investor menantikan rilisnya data cadangan devisa bulan Mei 2018 yang akan dirilis pada hari Jum’at. Adapun dari data luar negeri, investor menantikan data neraca perdagangan Amerika serta dimulainya FOMC Minutes. 
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik di level 2,847% begitu pula dengan tenor 30 tahun yang ditutup naik pada level 2,970%. Sedangkan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun masing - masing ditutup naik pada level 0,318% dan 1,282%. Kenaikan imbal hasil surat utang global tersebut kami perkirakan akan berdampak negatof terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara terlihat mengalami perubahan tren dari tren penurunan menjadi tren kenaikan. Hal tersebut dalam jangka pendek masih akan menjadi katalis yang mendorong kenaikan harga di pasar sekunder. Adapun, kami meliat bahwa kenaikan harga Surat Utang Negara juga akan didorong oleh kondisi harga Surat Utang Negara yang berada pada area jenuh jual (oversold) yang akan membuka peluang adanya aksi beli yang dilakukan oleh pelaku pasar. 
  • Rekomendasi : Dengan pertimbangan tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan strategi trading jangka pendek di tengah mulai terbatasnya tren kenaikan harga. Beberapa seri yang relatif masih memberikan imbal hasil yang menarik seperti seri FR0069, FR0053, FR0061, FR0063, FR0070, FR0056, FR0059, FR0064, FR0071, FR0073, FR0058, FR0074, FR0065, FR0068, FR0072 dan FR0075. 
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia Tbk menetapkan peringkat  “idA-” untuk PT Hartadinata Abadi Tbk 
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia Tbk memberikan peringkat “idAAA” dan “idAAA(sy)” terhadap rencana penerbitan Obligasi dan Sukuk PT Perusahaan Listrik Negara.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group