Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

05 Juli 2017

Fixed Income Notes 05 Juli 2017

  •          Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 4 Juli 2017 kembali mengalami kenaikan di tengah masih berlanjutnya koreksi harga Surat Utang Negara di pasar sekunder.

 

  •          Perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi pada akhir pekan kemarin berkisar antara 1 - 9 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan imbal hasil sebesar 1,1 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 11 - 16 tahun. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) cenderung mengalami kenaikan sebesar berkisar antara 1 - 5 bps setelah mengalami koreksi harga hingga sebesar 10 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 4 bps setelah mengalami kenaikan harga yang berkisar antara 1 - 20 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 9 bps dengan adanya koreksi harga hingga sebesar 110 bps.

 

  •          Kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin masih didorong oleh adanya koreksi harga Surat Utang Negara di tengah liburnya pasar utang Amerika Serikat dan minimnya imbal hasil pergerakan surat utang global. Pelaku pasar merespon kondisi tersebut dengan melakukan penjualan Surat Utang Negara di pasar sekunder, sehingga mendorong terjadinya koreksi harga terutama pada Surat Utang Negara dengan tenor menengah dan panjang.

 

  •          Meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah tidak cukup kuat untuk menahan terjadinya koreksi harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Hanya saja, kami melihat koreksi harga pada perdagangan kemarin tidak diikuti oleh volume perdagangan yang besar, mengindikasikan bahwa pelaku pasar cenderung menahan diri guna melakukan transaksi di pasar sekunder. 

 

  •          Dengan adanya koreksi harga yang terjadi pada perdagangan di akhir pekan kemarin, imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 20 tahun mengalami kenaikan sebesar 1 bps, adapun untuk tenor 10 tahun dan 15 tahun mengalami kenaikan masing - masing sebesar 2 bps dan 2,5 bps.

 

  •          Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya tidak banyak mengalami perubahan dibandingkan dengan perdagangan di hari Senin seiring liburnya pasar utang Amerika Serikat. Kenaikan imbal hasil terjadi pada keseluruhan seri Surat Utang Negara dengan imbal hasil dari INDO-20 mengalami kenaikan sebesar 3 bps di level 2,280% setelah mengalami koreksi harga sebesar 10 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-27, INDO-37, dan INDO-47 tidak mengalami perubahan.

 

  •          Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan senilai Rp11,31 triliun dari 36 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp5,77 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senila Rp1,79 triliun dari 73 kali transaksi di harga rata - rata 101,76% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0072 senilai Rp1,61 triliun dari 83 kali transaksi di harga rata - rata 107,18%.

 

  •          Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp639,3 miliar dari 23 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III FIF Tahap I Tahun 2017 Seri A (FIFA03ACN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp150 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 100,60% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Bank BRI Tahap I Tahun 2015 Seri B (BBRI01BCN1) senilai Rp80 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 102,18%.

 

  •          Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat terbatas sebesar 4,00 pts di level 13364,00 per dollar Amerika. Bergerak berfluktuasi pada kisaran 13360,00 hingga 13404,00 per dollar Amerika, penguatan nilai ukar rupiah terjadi di tengah bervariasinya pergerakan mata uang regional terhadap dollar Amerika. Mata uang Peso Philippina (PHP) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Rupee India (INR) dan Yen Jepang (JPY). Adapun mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika yang diikuti oleh Dollar Taiwan (TWD) dan Baht Thailand (THB). Sedangkan dalam sepekan terakhir, mata uang regional cenderung bergerak mengalami pelemahan terhadap dollar yang dipimpin oleh Won Korea Selatan (1,19%) dan Yen Jepang (0,72%).

 

  •          Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan bergerak terbatas dengan minimnya katalis dari dalam maupun luar negeri serta pelaku pasar yang akan wait and see untuk rilisnya beberapa data dalam dan luar negeri pada akhir pekan ini. Adapun Imbal hasil dari US Treasury tidak bergerak pada perdagangan kemarin dikarenakan liburnya Amerika Serikat Sedangkan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) tidak bergerak pada level 0,47% dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun ditutup turun terbatas pada level 1,25%.

 

  •          Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara kembali memasuki area konsolidasi dengan adanya sinyal perubahan tren dari tren naik menjadi turun, mengindikasikan bahwa harga Surat Utang Negara akan bergerak terbatas dengan peluang adanya koreksi harga dalam jangka pendek.

 

  •          Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Peluang adanya koreksi harga dapat dimanfaatkan oleh investor dengan horizon investasi jangka panjang untuk melakukan pembelian secara bertahap terhadap Surat Utang Negara dengan tenor panjang seperti seri FR0066, FR0072, FR0045, FR0050, FR0057, FR0062 dan FR0067. Adapun kami menyarankan ORI013 menjadi pertimbangan para investor dikarenakan imbal hasil yang lebih menarik dengan Obligasi Negara dengan tenor yang sama. 

 

  •          Pemerintah meraup dana senilai Rp1,66 triliun dari lelang penjualan Sukuk Negara seri SPN-S 05012017 (new issuance), PBS011 (reopening), PBS012 (reopening), PBS013 (reopening), dan PBS014 (reopening) pada hari Selasa tanggal 4 Juli 2017.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group