Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

05 Februari 2018

Fixed Income Notes 05 Februari 2018

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum'at, 2 Februari 2018 kembali mengalami kenaikan di tengah masih berlanjutnya pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi pada akhir pekan kemarin berkisar antara 1 - 8 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan imbal hasil sebesar 1,9 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 8 - 15 tahun. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) cenderung mengalami kenaikan sebesar berkisar antara 1 - 4 bps setelah mengalami koreksi harga hingga sebesar 15 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 2 - 4 bps setelah mengalami koreksi harga yang berkisar antara 10 - 20 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 8 bps dengan adanya koreksi harga hingga sebesar 55 bps. 
  • Kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan kemarin masih didorong oleh adanya pelemahan nilai tukar rupiah di tengah penguatan dollar Amerika pada perdagangan di akhir pekan, adapun imbal hasil surat utang global masih mengalami tren kenaikan imbal hasil seiring dengan semakin agresifnya ekspektasi terhadap kenaikan inflasi setelah suku bunga acuan bank sentral Amerika menetapkan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuannya di level 1,25% - 1,50%. Pelaku pasar merespon kondisi tersebut dengan melakukan penjualan Surat Utang Negara di pasar sekunder, sehingga mendorong terjadinya koreksi harga terutama pada Surat Utang Negara dengan tenor menengah dan panjang. 
  • Sementara itu, kami melihat koreksi harga pada perdagangan di akhir pekan kemarin diikuti oleh volume perdagangan yang mengalami penurunan dibandingkan pada hari Kamis, mengindikasikan bahwa pelaku pasar cenderung menahan diri guna melakukan transaksi di pasar sekunder jelang disampaikanny adata pertumbuhan GDP kuartal IV tahun 2017. 
  • Dengan adanya koreksi harga yang terjadi pada perdagangan di akhir pekan kemarin, imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami kenaikan sebesar 4,5 bps di level 5,752% didorong koreksi harga sebesar 20 bps. Adapun imbal hasil dengan seri acuan dengan tenor 10 tahun mengalami kenaikan sebesar 5 bps di level 6,240% setelah mengalami koreksi harga sebesar 40 bps, sementara itu untuk tenor 15 tahun dan 20 tahun mengalami kenaikan sebesar 4 bps masing - masing di level 6,702% dan 6,995%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya masih mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan imbal hasil surat utang global di tengah pelaku pasar yang mencermati hasil pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika yang teteap mempertahankan suku bunga acuannya. Kenaikan imbal hasil terjadi pada keseluruhan seri Surat Utang Negara dengan imbal hasil dari INDO-23 mengalami kenaikan sebesar 5 bps di level 3,210% setelah mengalami koreksi harga sebesar 25 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-28 mengalami kenaikan sebesar 6 bps di level 3,736% setelah mengalami koreksi harga sebesar 50 bps dan imbal hasil dari INDO-38 mengalami kenaikan sebesar 4,5 bps dilevel 4,511% setelah mengalami koreksi sebesar 70 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-48 mengalami kenaikan sebesar 6,5 bps dilevel 4,470% setelah mengalami koreksi sebesar 100 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan senilai Rp12,74 triliun dari 38 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp3,18 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senila Rp2,10 triliun dari 61 kali transaksi di harga rata - rata 104,28% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0075 senilai Rp1,09 triliun dari 68 kali transaksi di harga rata - rata 106,56%. 
  • Adapun Volume perdagangan Project Based Sukuk yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp1,34 triliun dari 5 seri Project Based Sukuk yang diperdagangkan. Project Based Sukuk seri PBS013 menjadi Surat Berharga Syariah Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp750 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 101,22% diikuti oleh Project Based Sukuk seri PBS016, senilai Rp500 miliar dari 10 kali transaksi di harga rata - rata 101,70%. 
  • Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp292,79 miliar dari 25 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Maybank Finance Tahap IV Tahun 2017 Seri A (BIIF01ACN4) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp90 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,06% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Chandra Asri Petrochemical Tahap I Tahun 2017 Seri B (TPIA01BCN1) senilai Rp48 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 102,28%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 28,00 pts (0,20%) di level 13452,00 per dollar Amerika. Bergerak melemah sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13407,00 hingga 13460,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai ukar rupiah terjadi di tengah bervariasinya pergerakan mata uang regional terhadap dollar Amerika. Mata uang Ringgit Malaysia (MYR) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh peso Philippina (PHP) dan Yuan China (CNY). Adapun mata uang Won Korea Selatatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika yang diikuti oleh Yen Jepang (JPY) dan Dollar Singapura (SGD). Sedangkan dalam sepekan terakhir, mata uang regional cenderung bergerak mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika dengan dipimpin oleh Won Korea Selatan (1,50%) dan Yen Jepang (1,20%). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih kembali berpeluang untuk mengalami kenaikan didorong oleh perkirakaan ekonom mengenai pertumbuhan GDP di kuartal IV dibandingkan kuartal III secara YoY. Namun katalis negatif datang dari imbal hasil surat utang global yang mengalami keniakan, Imbal hasil dari US Treasury ditutup dengan kenaikan, dimanan untuk tenor 10 tahun imbal hasilnya berada pada level 2,841% dan untuk tenor 30 tahun turun ke level 3,087%. Sedangkan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun ditutup naik masing - masing di level 0,763% dan 1,563%. 
  • Sementara itu dari dalam negeri, pelaku pasar masih akan menantikan beberapa data yang akan disampaikan pada pekan ini dan data pertumbuhan GDP akan disampaikan pada hari ini. Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara kembali memasuki area konsolidasi dengan tren penurunan masih terlihat apda keseluruhan tenor kecuali tenor panjang, mengindikasikan bahwa harga Surat Utang Negara akan bergerak terbatas dengan peluang adanya koreksi harga dalam jangka pendek. 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Adapun Surat Utang Negara yang masih menarik untuk diperdagangankan seperti seri FR0069, FR0053, FR0061, FR0073, FR0058, FR0074, FR0074, FR0068 dan FR0072. 
  • Pada sepekan kedepan terdapat tiga surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp2,37 triliun.
  • Peringkat Obligasi Indonesia Eximbank yang akan jatuh tempo ditegaskan di “idAAA”.
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menetapkan peringkat “idA” kepada PT Asahimas Flat Glass Tbk

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group