Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

04 September 2017

Fixed Income Notes 04 September 2017

  • Stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serta masih berlanjutnya akumulasi pembelian oleh investor asing dorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 31 Agustus 2017. 
  • Penurunan imbal hasil berkisar antara 1 - 10 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 4 bps dimana penurunan imbal hasil tersebut terlihat pada sebagian seri Surat Utang Negara dengan tenor panjang. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan yang terbatas berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga yang juga terbatas sebesar 3 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 2 - 8 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 35 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang mengalami penurunan berkisar antara 2 - 10 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 123 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang masih mengalami penurunan pada perdagangan di akhir pekan kemarin didukung oleh stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tengah dengan penguatan mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. 
  • Selain itu, penurunan imbal hasil juga didukung dengan masih berlanjutnya akumulasi pembelian oleh investor asing di Surat Berharga Negara, dimana hingga akhir Agustus 2017, investor asing telah melakukan akumulasi pembelian Surat Berharga Negara di bulan Agustus 2017 senilai Rp9,77 triliun dan di sepanjang tahun 2017 senilai Rp119,51 triliun dengan jumlah kepemilikan senilai Rp785,32 triliun atau setara dengan 39,15% dari total outstanding Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan. Dengan belum adanya kejelasan kebijakan dari Bank Sentral Amerika mengenai pengurangan balance sheetnya serta belum adanya sinyal bahwa Bank Sentral Amerika untuk kembali menaikkan suku bunga acuan, mendorong investor asing untuk masuk pada instrumen yang masih menawarkan tingkat imbal hasil yang cukup tinggi seperti yang ditawarkan oleh Surat Utang Negara. 
  • Dengan adanya penurunan imbal hasil tersebut, maka imbal hasil dari Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun berada pada level 6,238% (-2,5 bps), tenor 10 tahun berada pada level 6,669% (-3 bps), tenor 15 tahun di level 7,125% (-6 bps), dan tenor 20 tahun di level 7,268% (-6,5 bps). 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya juga terlihat mengalami penurunan di tengah naiknya imbal hasil dari US Treasury. Penurunan terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara hanya saja penurunan imbal hasil terlihat terbatas kurang dari 1 bps. Imbal hasil dari INDO-20 dan INDO-47 ditutup relatif tidak mengalami perubahan dibanding perdagangan sebelumnya masing – masing di level 2,095% dan 4,441%. Adapun imbal hasil dari INDO-27 dan INDO-37 ditutup dengan mengalami penurunan kurang dari 1 bps masing - masing pada level 3,521% dan 4,455% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 6 bps. 
  • Volume perdagangan yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan masih cukup besar meskipun mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan di hari Rabu, yaitu senilai Rp15,44 triliun dari 39 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp6,69 triliun. Obligasi Negara seri FR0072 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,40 triliun dari 221 kali transaksi di harga rata - rata 109,03% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0074 senilai Rp2,12 triliun dari 185 kali transaksi di harga rata - rata 102,99%. 
  • Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp2,09 triliun dari 58 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Bank CIMB Niaga Tahap II Tahun 2017 Seri A (BNGA02ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp293 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 100,04% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Sumber Alfaria Trijaya Tahap I Tahun 2017 (AMRT02CN1) senilai Rp272 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 100,13%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat terbatas sebesar 4,00 (0,03%) di level 13342,00 per dollar Amerika setelah bergerak berfluktuasi sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13340,00 hingga 13354,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah tersebut terjadi di tengah mata uang regional yang bergerak dengan kecenderungan mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika. Mata uang Yen Jepang (JPY), Won Korea Selatan (KRW) dan Dollar Taiwan (TWD) terlihat mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika, sementara itu hanya mata uang Rupee India (INR) memimpin penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika yang diikuti oleh Baht Thailand (THB) dan Rupiah Indonesia (IDR). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih kembali berpeluang untuk mengalami kenaikan yang didukung oleh stabilnya nilai tukar rupiah. Stabilnya nilai tukar rupiah pasca keputusan Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuan pada pertengahan Agustus 2017 menjadi katalis positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder terlebih dengan didukung oleh masih derasnya aliran modal asing yang masuk di pasar Surat Utang Negara. Namun, kami perkirakan kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini akan dibatasi oleh naiknya surat utang global serta lelang Surat Utang Negara yang akan dilakukan pada hari Selasa 5 September 2017 . 
  • Adapun imbal hasil dari US Treasury ditutup dengan kenaikan pada perdagangan di akhir pekan. Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 2,166% dari posisi penutupan di hari sebelumnya, begitu pula dengan imbal hasil US Treasury tenor 30 tahun yang ditutup naik pada level 3,521% di tengah investor yang masih mencermati data pengangguran Amerika serta data pendapatan maupun pengeluaran Amerika. 
  • Sementara itu imbal hasil surat utang Jerman (Bund) ditutup dengan mengalami kenaikan di level 0,385% dari posisi penutupan Sebelumnya di level 0,056% dan imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) yang ditutup naik pada level 1,061%. Sementara dari lelang penjualan Sukuk Negara yang akan dilaksanakan pada esok hari, pemerintah mentargetkan penerbitan senilai Rp15 triliun dari lima seri Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada investor. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak pada tren kenaikan harga, masih berpeluang mendorong terjadinya kenaikan harga dalam jangka pendek. Hanya saja, kenaikan harga yang terjadi dalam beberapa hari terakhir semakin mendorong harga Surat Utang Negara berada pada area jenuh beli (overbought) sehingga akan berpotensi membatasi kenaikan harga Surat Utang Negara. 
  • Rekomendasi : Dengan beberapa pertimbangan di atas, maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara. Kami melihat beberapa seri Surat Utang Negara yang belum mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi di saat seri lainnya telah mengalami kenaikan sehingga menawarkan tingkat imbal hasil yang cukup menarik diantaranya adalah seri FR0069, FR0053, FR0070, FR0071, ORI013, FR0065, dan FR0068.
  • Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap II Tahun 2017 dan Sukuk Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap II Tahun 2017 dengan kupon 11% p.a (ekuivalen). 
  • Pada sepekan kedepan terdapat dua surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp1,8 triliun.
  • Hasil Pencairan Sebelum Jatuh Tempo (Early Redemption) Sukuk Tabungan (ST) Seri ST-001.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group