Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

04 Oktober 2017

Fixed Income Notes 04 Oktober 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 3 Oktober 2017 cenderung mengalami kenaikan merespon hasil pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil masih cenderung mengalami kenaikan, berkisar antara 1 - 9 bps dengan dimana perubahan yang cukup besar terjadi pada tenor panjang. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan tingkat imbal hasil hingga sebesar 6 bps setelah mengalami perubahan harga berkisar antara 2 - 15 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 3 - 4 bps setelah mengalami koreksi harga hingga sebesar 15 bps. Sementara itu Surat Utang Negara dengan tenor panjang bergerak bervariasi dengan mengalami perubahan imbal hasil berkisar antara 1 - 9 bps dengan adanya perubahan harga hingga sebesar 70 bps. 
  • Sejak awal perdagangan, pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin cukup bervariasi. Investor masih menantikan pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara, dimana pemerintah berencana menerbitkan Surat Utang Negara senilai Rp15 triliun dari lima seri Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada investor. 
  • Dari pelaksanaan lelang Surat Utang Negara, pemerintah meraup dana senilai Rp17,85 triliun dari total penawaran yang masuk senilai Rp34,14 triliun. Nilai nominal yang dimenangkan pada lelang kemarin mengalami kenaikan dibandingkan dengan lelang sebelumnya yang sebesar Rp17,50 triliun dan berada di atas target penerbitan yang sebesar Rp15 triliun namun jumlah penawaran yang masuk berkurang cukup besar jika dibandingkan pelaksanaan lelang sebelum yang sebesar Rp52,41 triliun. Adapun penurunan jumlah penawaran oleh investor didukung oleh berlanjutnya pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika yang juga mendorong investor asing melakukan net sell pada awal Oktober 2017. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dalam sepekan kemarin mendorong nett sell yang cukup besar oleh investor asing. Terlihat pada 2 Oktober 2017, investor asing melakukan net sell sebesar Rp7,25 triliun jika dibandingkan di akhir September 2017. 
  • Namun demikian, secara keseluruhan pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin cenderung beregrak bervariasi pasca pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. Imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan cenderung mengalami perubahan yang bervariasi pada perdagangan kemarin, imbal hasil tenor 5 tahun dan tenor 20 tahun masing - masing mengalami kenaikan sebesar 3,5 bps di level 6,149% dan 7,269%. Adapun imbal hasil seri acuan tenor 15 tahun mengalami kenaikan sebesar 3 bps level 7,046%. Sedangkan seri acuan seri tenor 10 tahun relatif tidak banyak bergerak dibandingkan penutupan sebelumnya dengan cenderung mengalami penurunan di level 6,479%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya cenderung mengalami penurunan seiring dengan penurunan imbal hasil yang terjadi pada surat utang global. Imbal hasil INDO-20 mengalami penurunan sebesar 1,5 bps di level 2,125% didorong kenaikan harga sebesar 3 bps. Imbal hasil dari INDO-27 dan INDO-37 masing - masing mengalami penurunan kurang dari 1 bps di level 3,547% dan 4,491% setelah mengalami kenaikan harga masing - masing sebesar 4 bps dan 1 bps. Sedangkan imbal hasil dari INDO-47 ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 4,477% setelah mengalami koreksi harga sebesar 12 bps.
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin mengalami peningkatan dibandingkan dengan volume perdagangan di awal pekan, seiring dengan adanya pelaksanaan lelang, yaitu senilai Rp17,25 triliun dari 46 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan mencapai Rp5,47 triliun. Obligasi Negara seri FR0075 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp4,03 triliun dari 276 kali transaksi di harga rata - rata 104,83% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0074 senilai Rp2,86 triliun dari 73 kali transaksi di harga rata - rata 104,23%. 
  • Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,30 triliun dari 42 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Medco Energi Internasional Tahap VI Tahun 2017 Seri A (MEDC02ACN6) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp232,5 miliar dari 9 kali transaksi di harga 101,35% dan diikuti oleh perdagangan  Obligasi Berkelanjutan III Pegadaian Tahap I Tahun 2017 Seri A (PPGD03ACN1) senilai Rp151 miliar dari 1 kali transaksi di harga rata - rata 100,00%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup kembali melemah terbatas, sebesar 3,00 pts (0,02%) di level 13542,00  per dollar Amerika setelah bergerak dalam rentang perubahan yang terbatas pada kisaran 13534,00 hingga 13593,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut seiring dengan pergerakan nilai tukar mata uang regional yang cenderung mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika dengan dipimpin oleh Rupee India (INR) diikuti oleh Yen Jepang (JPY) dan Dollar Singapura (SGD). Sedangkan hanya mata uang Peso Philippina (PHP) dan Dollar Hongkong (HKD) yang mengalami penguatan terhadap dollar Amerika. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan didorong oleh meredanya tekanan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. 
  • Sementara itu harga Surat Utang Negara akan berpotensi mengalami kenaikan seiring dengan penurunan imbal hasil di pasar surat utang global. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup turun pada level 2,325% dari posisi penutupan sebelunya di level 2,341% sebagai respon terhadap sambutan gubernur The Fed Jerome Powell pada sebuah laporan Reuters Conversation mengenai peraturan keuangan Amerika Serikat. Imbal hasil surat utang Jerman (Bund) juga terlihat mengalami penurunan di level 0,462% sedangkan surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama terlihat mengalami kenaikan di level 1,357%. Hal tersebut kami perkirakan akan mempengaruhi pergerakan harga Surat Utang Negara baik denominasi mata uang rupiah maupun dollar Amerika. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada area konsolidasi, sehingga pergerakan harganya dalam jangka pendek masih akan cenderung terbatas dengan arah pergerakan yang masih terlihat mengalami tren penurunan. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading di tengah kondisi pasar keuangan global yang masih berfluktuasi. Pilihan seri Surat Utang Negara yang kami anggap masih menarik adalah seri FR0069, FR0053, FR0070, FR0071, FR0073, FR0068, FR0072, dan FR0075. 
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp17,85 triliun dari lelang penjualan Surat Utang Negara seri SPN12180104 (Reopening), SPN12181004 (New Issuance), FR0061 (Reopening), FR0074 (Reopening) dan FR0075 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 3 Oktober 2017. 

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group