Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

04 Mei 2017

Fixed Income Notes 04 Mei 2017

  •   Berlanjutnya akumulasi pembelian Surat Utang Negara di tengah serta berlanjutnya  tren kenaikan harga Surat Utang Negara menjadi katalis positif bagi perdagangan Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Rabu, 3 Mei 2017.
  •    Penurunan imbal hasil berkisar antara 1 - 4 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1 bps dimana penurunan imbal hasil tersebut terlihat pada sebagian besar seri Surat Utang Negara. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan sebesar 2 - 4 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga terbatas sebesar 10 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga terbatas sebesar 5 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang mengalami penurunan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 20 bps.
  •   Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang masih mengalami penurunan pada perdagangan kemarin didukung oleh penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika seiring dengan melemahnya mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia
  •   Selain itu, penurunan imbal hasil juga didukung dengan masih berlanjutnya akumulasi pembelian oleh investor asing di Surat Berharga Negara, dimana hingga akhir April 2017, investor asing telah melakukan akumulasi pembelian Surat Berharga Negara di bulan April 2017 senilai Rp29,93 triliun dan di sepanjang tahun 2017 senilai Rp80,01 triliun dengan jumlah kepemilikan senilai Rp745,82 triliun atau setara dengan 39,09% dari total outstanding Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan.
  •   Dengan adanya penurunan imbal hasil tersebut, maka imbal hasil dari Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun berada pada level 6,634% (-1 bps) dengan didorong kenaikan harga sebesar 5 bps, tenor 10 tahun berada pada level 7,007% (-1 bps) dengan kenaikan harga sebesar 4 bps, tenor 15 tahun di level 7,417% (-1 bps) didorong oleh kenaikan harga sebesar 7 bps, dan tenor 20 tahun di level 7,692% (-1,5 bps) dengan kenaikan harga sebesar 15 bps.
  •   Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya juga terlihat mengalami penurunan namun tidak sejalan dengan imbal hasil dari US Treasury yang mengalami kenaikan. Penurunan imbal hasil terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada Surat Utang Negara bertenor pendek. Imbal hasil dari INDO-20 ditutup turun sebesar 1 bps di level 2,473% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 1 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-27 ditutup dengan mengalami penurunan sebesar 4 bps pada level 3,778% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 30 bps dan imbal hasil dari INDO-47 mengalami penurunan sebesar 2 bps di level 4,756% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 30 bps.
  •   Volume perdagangan yang dilaporkan pada perdagangan kemarin meningkat dibandingkan volume perdagangan yang terjadi pada akhir pekan kemarin, yaitu senilai Rp11,26 triliun dari 43 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,12 triliun. Obligasi Negara seri FR0069 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,75 triliun dari 10 kali transaksi di harga rata - rata 102,59% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0059 senilai Rp1,19 triliun dari 32 kali transaksi di harga rata - rata 100,03%.
  •   Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp631,58 miliar dari 32 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank III Tahap II Tahun 2016 Seri B (BEXI03BCN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp160 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,08% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank I Tahap I Tahun 2011 Seri C (BEXI01CCN1) senilai Rp80 miliar dari 1 kali transaksi di harga rata - rata 102,15%.
  •   Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat sebesar 4,00 di level 13308,00 per dollar Amerika setelah bergerak menguat sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13291,00 hingga 13313,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah tersebut sejalan dengan sebagian besar mata uang regional yang juga menguat terhadap dollar Amerika. Mata uang Yen Jepang (JPY) dan Peso Philippina (PHP) terlihat mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika, sementara itu mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika yang diikuti oleh Dollar Taiwan (TWD) dan Baht Thailand (THB).
  •   Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara berpeluang untuk mengalami koreksi yang didorong naiknya imbal hasil US Treasury serta nilai tukar Rupiah yang mulai mengalami penguatan terbatas. Penguatan terbatas nilai tukar Rupiah pasca Bank Indonesia mengeluarkan data inflasi tahunan pada hari Selasa menjadi katalis positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Koreksi harga Surat Utang Negara didukung oleh berkurangnya aliran modal asing yang masuk di Surat Berharga Negara.
  •   Pada perdagangan hari ini faktor eksternal dimana imbal hasil dari US Treasury kembali ditutup naik. Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 2,33% dari posisi penutupan perdagangan hari Selasa yang berada pada kisaran 2,29% namun imbal hasil US Treasury tenor 30 tahun yang ditutup stagnan pada level 2,97%. Adapun imbal hasil surat utang Jerman (Bund) ditutup dengan mengalami flat di level 0,32% dari posisi penutupan perdagangan pada hari Selasa dan imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) yang ditutup turun pada level 1,07%.
  •   Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak pada tren kenaikan harga, namun berpeluang terjadinya koreksi harga dalam jangka pendek. Koreksi harga yang terjadi dalam beberapa hari terakhir semakin mendorong harga Surat Utang Negara berada pada area jenuh beli (overbought) sehingga pelaku pasar berpotensi akan mengambil aksi ambil untung yang menyebabkan koreksi harga Surat Utang Negara.
  •   Rekomendasi, Dengan beberapa pertimbangan di atas, maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara. Kami melihat beberapa seri Surat Utang Negara yang belum mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi di saat seri lainnya telah mengalami kenaikan sehingga menawarkan tingkat imbal hasil yang cukup menarik diantaranya adalah seri FR0066, FR0036, FR0069, FR0031, dan FR0048 untuk tenor pendek. Adapun untuk tenor menengah dan panjang diantaranya adalah seri FR0046, FR0050, FR0057, FR0062, dan FR0067.

 

  •   Kepemilikan investor asing di Surat Berharga Negara di bulan April 2017 mengalami peningkatan senilai Rp29,93 triliun.

 

  •   PT Pemeringkat Efek Indonesia mengafirmasi peringkat PT Bank Capital Indonesia Tbk pada peringkat "idBBB+".

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group