Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

04 Juni 2018

Fixed Income Notes 04 Juni 2018

  • Aksi beli oleh investor dorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 31 Mei 2018 jelang berakhirnya Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi pada perdagangan di akhir pekan kemarin berkisar antara 1 - 15 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 8 bps dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan yang berkisar antara 2 - 11 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 40 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) juga mengalami penurunan yang berkisar antara 1 - 15 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 80 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak mengalami penurunan imbal hasil yang berkisar antara 5 - 15 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 145 bps. 
  • Harga Surat Utang Negara yang bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan pada perdagangan di akhir pekan kemarin didorong oleh aksi beli oleh investor jelang berakirnya Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang menaikkan tingkat suku bunga acuan ke level 4,75%. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 30 Mei 2018 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 4,75%, suku bunga Deposit Facility (DF) sebesar 25 bps menjadi 4,00%, dan suku bunga Lending Facility (LF) sebesar 25 bps menjadi 5,50%. Keputusan kenaikan suku bunga tersebut merupakan bagian dari langkah kebijakan jangka pendek Bank Indonesia yang memprioritaskan kebijakan moneter pada stabilitas khususnya untuk nilai tukar rupiah. 
  • Sehingga secara keseluruhan, pergerakan harga Surat Utang Negara yang cenderung bergerak dengan mengalami penurunan pada perdagangan di hari Kamis telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 5 bps di level 6,733% dan 10 tahun turun sebesar 12 bps di level 7,953%. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor 15 tahun mengalami penurunan sebesar 9 bps di level 7,491% dan tenor 20 tahun mengalami penurunan sebesar 14,5 bps di level 7,554%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya cenderung bervariasi dengan besaran perubahan imbal hasil yang cenderung terbatas. Imbal hasil dari INDO-23 ditutup dengan mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 3,984% setelah mengalami kenaikan harga terbatas sebesar 4,5 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-28 terlihat megalami kenaikan kurang dari 1 bps di level 4,308% setelah mengalami koreksi harga terbatas sebesar 1 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-38 terlihat mengalami penurunan yang kurang dari 1 bps di level 5,003%. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin terlihat sedikit mengalami peningkatan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya, senilai Rp27,83 triliun dari 45 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dimana untuk seri acuan volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp7,27 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp4,93 triliun dari 50 kali transaksi di harga rata - rata 99,66% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0064 senilai Rp4,64 triliun dari 141 kali transaksi di harga rata - rata 94,7%. 
  • Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,26 triliun dari 52 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi II Oto Multiartha Tahun 2018 Seri B (OTMA02B) mejadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp428 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,04% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Jaya Ancol Tahap II Tahun 2018 Seri B  (PJAA01BCN2) senilai Rp280 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,08%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat sebesar 97,00 pts (0,69%) di level 13896,00 per dollar Amerika setelah bergerak menguat sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13875,00 hingga 13960,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah tersebut terjadi di tengah mata uang regional yang bergerak cukup bervariasi dengan kecenderungan mengalami penguatan terhadap dollar Amerika. Penguatan mata uang regional dipimpin oleh Rupiah Indonesia (IDR) yang diikuti oleh Baht Thailand (THB) dan Dollar Taiwan (TWD). Adapun mata uang regional yang terlihat mengalami pelemahan tehadap dollar Amerika pada perdagangan di akhir pekan diantaranya adalah Rupee India (INR) dan Dollar Hongkong (HKD). 
  • Dalam sepekan terakhir, mata uang regional bergerak dengan kecenderungan mengalami penguatan dengan dipimpin oleh penguatan Rupiah Indonesia dan Rupee India seiring dengan pelemahan dollar Amerika terhadap mata uang dunia. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak mengalami kenaikan ditengah peluang penguatan rupiah Indonesia didorong berlanjutnya pelemahan dollar Amerika. Adapun penguatan mata uang rupiah Indonesia masih didukung oleh kenaikan 7-Days Reverse Repo Rate sebesar 0,25 bps dari Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia sebelumnya.     
  • Adapun dari faktor eskternal, pergerakan imbal hasil surat utang global cenderung bergerak dengan mengalami kenaikan akan menjadi katalis negatif pada perdagangan Surat Utang Negara di hari ini. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik di level 2,902%. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga ditutup dengan mengalami kenaikan masing - masing di level 0,378% dan 1,284%. 
  • Adapun secara teknikal, pergerakan harga Surat Utang Negara masih berada pada tren kenaikan setelah terlihat mengalami tren penurunan harga. Dengan kondisi tersebut maka terbuka peluang harga Surat Utang Negara untuk mengalami kenaikan terlebih didukung dengan potensi penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tengah tren pelemahan nilai tukar dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. 
  • Rekomendasi : Kombinasi dari beberapa faktor tersebut kami perkirakan akan berdampak positif terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini sehingga kami sarankan kepada investor untuk memanfaatkan momentum tersebut untuk melakukan strategi trading. Adapun bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang, kami masih merekomendasikan beli secara bertahap pada beberapa seri Surat Utang Negara dengan tenor panjang yang masih memberikan tingkat imbal hasil yang cukup menarik seperti seri FR0069, FR0073, FR0058, FR0074, FR0068, FR0072, FR0075 dan FR0067. 
  • Pada sepekan kedepan terdapat delapan surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp9,369 triliun. 
  • Peringkat “idA” untuk Obligasi Berkelanjutan III Tahun 2018 PT mandala Multifinance Tbk.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group