Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

04 Januari 2017

Fixed Income Notes 04 Januari 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 3 Januari 2017 bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan sebagai respon atas data ekonomi serta hasil dari lelang penjualan Surat Utang Negara. Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 5 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1,5 bps dimana Surat Utang Negara dengan tenor 6 - 9 tahun terlihat mengalami penurunan imbal hasil.

 

  • Imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) cenderung mengalami kenaikan, berkisar antara 1 - 5 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 15 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) terlihat mengalami perubahan berkisar antara 2 - 5 bps dengan adanya perubahan harga hingga sebesar 25 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang mengalami perubahan berkisar antara 1 - 5 bps dengan adanya perubahan harga hingga sebesar 45 bps.

 

  • Perdagangan Surat Utang Negara di pasar sekunder pada awal tahun 2017 bergerak cukup bervariasi merespon beberapa data ekonomi serta hasil dari lelang penjualan Surat Utang Negara.

 

  • Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa di bulan Desember 2016 terjadi inflasi sebesar 0,42% (MoM) dimana inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya beberapa indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok bahan makanan sebesar 0,50%; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,45%; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,18%; kelompok kesehatan sebesar 0,32%; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,05%; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,12%. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, yaitu kelompok sandang sebesar 0,46%. Adapun tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Desember) 2016 dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Desember 2016 terhadap Desember 2015) masing-masing sebesar 3,02%. Inflasi yang terjadi di bulan Desember 2016 tersebut masih sesuai dengan perkiraan analis yang sebesar 0,45% (MoM) dan sebesar 3,04% (YoY).

 

  • Terkendalinya laju inflasi di sepanjang tahun 2016 direspon oleh Bank Indonesia dengan menurunkan suku bunga acuan sebesar 150 bps. Pelaku pasar merespon positif data inflasi tersebut dikarenakan dengan inflasi tahunan sebesar 3,04% investor mendapatkan real return dari investasi di Surat Utang Negara yang cukup besar, mendekati 5,00% dengan rata - rata imbal hasil Surat Utang Negara yang sebesar 8,02%.

 

  • Sementara itu dari hasil lelang penjualan Surat Utang Negara, pemerintah meraup dana senilai Rp15 triliun dari total penawaran yang masuk senilai Rp36,90 triliun. Meskipun jumlah penawaran yang masuk cukup tinggi, namun sebagian besar penawaran masuk pada Surat Perbendaharaan Negara dan Obligasi Negara seri FR0061, mengindikasikan bahwa investor masih memilih untuk menempatkan dananya pada instrumen bertenor pendek sebagai antisipai atas beberapa agenda yang akan mempengaruhi pergerakan pasar keuangan diantaranya adalah pelantikan dari Presiden Donald Trump yang sekaligus juga akan diikuti oleh penyampaian susunan kabinet dan program kerja pemerintahan Amerika Serikat.

 

  • Sehingga secara keseluruhan, repson dari pelaku pasar terhadap data inflasi dan hasil lelang telah mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 2 bps di level 7,50% dan seri acuan dengan tenor 10 tahun sebesar 3 bps di level 7,76%. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 15 tahun ditutup dengan kenaikan sebesar 5 bps di level 7,99% dan untuk tenor 20 tahun imbal hasilnya mengalami penurunan terbatas kuran dari 1 bps di level 8,13%.

 

  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, imbal hasilnya ditutup dengan kecenderungan mengalami penurunan yang terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara. Imbal hasil dari INDO-20 ditutup dengan penurunan sebesar 3 bps di level 2,751% didorong oleh adanya kenaikan harga sebesar 10 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-27 dan INDO-47 masing - masing mengalami penurunan sebesar 11 bps dan 8 bps di level 4,175% dan 5,145% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 90 bps dan 120 bps. Kenaikan harga dari Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pada perdagangan kemarin didukung oleh pergerakan harga surat utang global yang juga ditutup dengan kenaikan di akhir tahun 2016.

 

  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yng dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp4,99 triliun dari 24 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp3,17 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,05 triliun dari 90 kali transaksi di harga rata - rata 94,70% dan diikuti oleh volume perdagangan Obligasi Negara Ritel seri ORI011 senilai Rp409,29 miliar dari 10 kali transaksi di harga rata - rata 101,21%.

 

  • Sementara itu volume perdagangan obligasi korporasi yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp1,24 triliun dari 46 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Maybank Finance Tahap II Tahun 2016 Seri A (BIIF01ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp150 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,06% dan diikuti oleh Obligasi Berkelanjutan III BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2016 Seri B (BFIN03BCN1) senilai Rp100 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,08%.

 

  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup melemah terbatas sebesar 3,00 pts (0,02%) pada level 13476,00 per dollar Amerika di tengah mata uang regional yang juga cenderung bergerak melemah terhadap dollar Amerika. Bergerak pada kisaran 13452,00 hingga 13496,00 per dollar Amerika, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika cukup berfluktuasi dengan kecenderungan mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan meskipun akhirnya ditutup dengan mengalami pelemahan. Mata uang regional yang juga mengalami pelemahan diantaranya adalah Yen Jepang (JPY), Yuan China (CNY) dan Ringgit Malaysia (MYR). Sementara itu Won Korea Selatan (KRW) terlihat menglami penguatan setelah menyentuh level terendahnya terhadap dollar Amerika dalam 9 bulan terakhir.

 

  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak terbatas dengan arah pergerakan yang masih akan bervariasi pada beberapa seri Surat Utang Negara. Pelaku pasar yang masih cenderung menahan diri untuk melakukan transaksi di pasar sekunder yang tercermin pada volume perdagangan Surat Utang Negara yang tidak begitu besar turut mempengaruhi terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder.

 

  • Dari perdagangan surat utang global, pergerakan imbal hasilnya terlihat mengalami kenaikan sebagai respon atas data ekonomi Amerika yang menunjukkan perbaikan. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 2,452% dan tenor 30 tahun ditutup naik pada level 3,055% setelah indikator sektor manufaktur di Amerika berada pada level tertingginya dalam 21 bulan terakhir menunjukkan adanya pertumbuhan di sektor manufaktur.

 

  • Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun juga ditutup dengan kenaikan masing - masing di level 0,253% dan 1,309%. Kondisi tersebut kami perkirakan akan mempengaruhi pergerakan harga dari Surat Utang Negara dengan denominasi dollar Amerika pada perdagangan hari ini.

 

  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara kami perkirakan masih akan beregrak terbatas seiring dengan harga Surat Utang Negara yang masih berada pada area konsolidasi.

 

  • Rekomendasi : Dengan beberapa pertimbangan tersebut kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dan juga mewaspadai potensi pelemahan nilai tukar rupiah seiring dengan menguatnya dollar Amerika terhadap beberapa mata uang global. Kami menyarankan kepada investor dengan horizon investasi jangka pendek untuk melakukan strategi trading pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek di tengah masih cukup berfluktuasinya pasar Surat Utang Negara. Beberapa pilihan Surat Utang Negara dengan tenor pendek tersebut adalah FR0038, FR0069, FR0036, ORI013 dan FR0053.

 

  • Pemerintah meraup dana senilai Rp15 triliun dari lelang penjualan Surat Utang Negara seri SPN03170404 (New Issuance), SPN12180104 (New Issuance), FR0061 (Reopening), FR0059 (Reopening), dan FR0072 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 3 Januari 2017. Total penawaran yang masuk pada lelang kemarin senilai Rp36,90 triliun dari lima seri Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada investor.

 

  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menetapkan peringkat "idAA+" terhadap peringkat Obligasi PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) yang akan jatuh tempo.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group