Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

03 November 2017

Fixed Income Notes 03 November 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 2 November 2017 melanjutkan tren penurunan didorong oleh berlanjutnya aksi beli oleh investor di tengah penurunan imbal hasil surat utang global.
  • Penurunan tingkat imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 8 bps dengan rata - rata mengalami penurunan imbal hasil sebesar 4 bps dimana Surat Utang Negara dengan tenor panjang mengalami penurunan imbal hasil lebih besar dibandingkan dengan yang didapati pada tenor pendek. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 5 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 15 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) dan panjang (di atas 7 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 8 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 75 bps. 
  • Berlanjutnya penurunan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara hingga perdagangan kemarin masih didukung oleh akumulasi pembelian Surat Utang Negara oleh investor didukung oleh nilai tukar rupiah yang mengalami penguatan yang didorong oleh terkendalinya data inflasi bulan Oktober yang dirilis pada perdagangan kemarin di tengah dollar Amerika yang mengalami pelemahan terhadap mata uang utama dunia. 
  • Namun demikian, penurunan imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin mulai semakin besar, terutama yang didapati pada Surat Utang Negara dengan tenor menengah dan panjang. Semakin besarnya perubahan harga pada tenor tersebut turut mempengaruhi perubahan tingkat imbal hasilnya. Dengan posisi harga Surat Utang Negara yang cukup rendah didorong oleh aksi jual investor pada bulan Oktober, serta didukung oleh faktor teknikal, dimana harga Surat Utang Negara masih berada di area jenuh jual (oversold), turut mempengaruhi mulai membesarnya kenaikan harga Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin didukung oleh aksi beli yang dilakukan oleh pelaku pasar. Kondisi tersebut juga didukung oleh volume perdagangan yang terlihat cukup besar. 
  • Secara keseluruhan, penurunan imbal hasil Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan sebesar 4,5 bps untuk tenor 5 tahun di level 6,325% dan 15 tahun di level 6,696% ditutup turun sebesar 4 bps. Adapun turun sebesar 7,5 bps untuk tenor 15 tahun di level 7,192%. Adapun untuk seri acuan dengan tenor 20 tahun mengalami penurunan sebesar 7 bps di level 7,374%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, perubahan imbal hasilnya juga cenderung mengalami kenaikan di tengah penurunan imbal hasil dari US Treasury. Imbal hasil dari INDO-20 ditutup dengan kenaikan sebesar 2 bps di level 2,226% setelah mengalami koreksi harga sebesar 4 bps. Imbal hasil dari INDO-27 dan INDO-37 yang ditutup dengan kenaikan relatif terbatas kurang dari 1 bps masing - masing di level 3,592% dan 4,423% setelah mengalami koreksi harga sebesar 7,5 bps dan 11 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-47 ditutup mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 4,479% didorong oleh koreksi harga sebesar 20 bps.
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp11,51 triliun dari 36 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp5,83 triliun. Obligasi Negara seri FR0074 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,57 triliun dari 91 kali transaksi di harga rata - rata 102,91% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0059 senilai Rp1,76 triliun dari 66 kali transaksi di harga rata - rata 102,07%.  Sementara itu Obligasi Negara seri FR0075 dan seri FR0074 menjadi Surat Utang Negara yang paling sering ditransaksikan, masing - masing sebanyak 92 kali dan 91 kali transaksi. 
  • Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,03 triliun dari 41 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Bank CIMB Niaga Tahap III Tahun 2017 Seri A (BNGA02ACN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp150 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,02% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II FIF Tahap IV Tahun 2016 Seri B (FIFA02BCN4) senilai Rp110 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 101,38%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat sebesar 29,00 pts (0,05%) pada level 13552,00 per dollar Amerika setelah mengalami pelemahan pada perdagangan kemarin. Bergerak mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13542,00 - 13579,00 per dollar Amerika, penguatan nilai tukar rupiah pada perdagangan kemarin terjadi di tengah kecenderungan mata uang regional yang juga mengalami penguatan terhadap dollar Amerika. Mata uang Peso Philippina (PHP) memimpin penguatan mata uang regional diikuti oleh mata uang Rupiah Indonesia (IDR) dan Yen Jepang (JPY). Sedangkan mata uang Yuan China (CNY) dan Rupee India (INR) merupakan mata uang regional yang terlihat pelemahan terhadap dollar Amerika. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan kembali bergerak mengalami kenaikan di tengah banyaknya katalis positif dari dalam dan luar negeri. Dari luar negeri, pergerakan imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin ditutup mengalami penurunan. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup mengalami penurunan pada level 2,349%, dan imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 30 tahun yang diperdagangkan pada kisaran 2,827% terlihat mengalami penurunan dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya jelang Jerome Powell menjadi ketua The Fed yang baru mendorong US Treasury seluruh tenor mengalami penurunan yang cukup besar. Adapun imbal hasil dari surat tang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun ditutup turun pada level 0,370% serta surat utang Inggris (Gilt) ditutup pada level 1,258%. Kondisi pergerakan surat utang global tersebut kami perkirakan juga akan mempengaruhi arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pada perdagangan hari ini. 
  • Adapun dari faktor domestik, pelaku pasar masih akan menantikan data pertumbuhan ekonomi yang akan disampaikan oleh Bank Indonesia pada hari Senin, 6 November 2017 serta data cadangan devisa yang akakn di sampaikan oleh Bank Indonesia pada hari Selasa 7 November 2017. 
  • Sementara itu secara teknikal, harga Surat Utang Negara yang berada pada area jenuh jual (oversold) masih akan membuka peluang pelaku pasar untuk melakukan aksi beli yang akan mendorong kenaikan harga Surat Utang Negara serta terlihat harga Surat Utang Negara mengalami perubahan tren dari tren penurunan menjadi tren kenaikan. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Kami melihat bahwa harga Surat Utang Negara masih berpeluang mengalami kenaikan dalam jangka pendek. Beberapa seri Surat Utang Negara yang cukup menarik untuk ditransaksikan diantaranya adalah FR0069, FR0053, ORI013, FR0071, FR0073, FR0065, FR0068 dan FR0072. 
  • Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 08052018 (new issuance), PBS011 (reopening), PBS012 (reopening), PBS013 (reopening), dan PBS014 (reopening) pada hari Selasa tanggal 7 November 2017.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group