Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

03 Juli 2017

Fixed Income Notes 03 Juli 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 22 Juni 2017 bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan jelang hari libur nasional di tanggal 23 Juni 2017. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 3 bps dengan rata - rata mengalami penurunan imbal hasil sebesar 1 bps dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor menengah. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) bergerak dengan arah yang bervariasi dengan perubahan hingga sebesar 3 bps yang didorong oleh perubahan harga yang relatif terbatas yaitu sebesar 10 bps. Adapun imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor menegah (5-7 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 bps dengan adanya perubahan harga hingga sebesar 2 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) cenderung mengalami penurunan imbal hasil yang berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 40 bps. 
  • Namun demikian, penurunan imbal hasil yang terjadi masih terbatas menjelang hari libur nasional pada hari Jum’at, 23 Juni 2017 dalam rangka perayaan Hari Raya Idul Fitri. 
  • Secara keseluruhan, pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Kamis 22 Juni 2017 telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seluruh seri acuan bertenor 5 tahun. 10 tahun, 15 tahun dan 20 tahun masing - masing sebesar 1 bps di level 6,627%, 6,791%, 7,344% dan 7,524% dengan mengalami kenaikan harga beskisar antara 1 - 5 bps. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan yang terjadi pada imbal hasil US Treasury. Imbal hasil dari INDO-20 mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 2,262% serta imbal hasil dari INDO-27 mengalami kenaikan sebesar 4 bps di level 3,677%. Adapun imbal hasil dari INDO-47 mengalami kenaikan sebesar 2 bps di level 4,643%. 
  • Volume perdagangan yang dilaporkan pada perdagangan di hari Kamis, 22 Juni 2017 senilai Rp3,31 triliun dari 29 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan pada tanggal 21 Juni 2017. Adapun volume perdagangan Surat Utang Negara seri acuan yang dilaporkan mencapai Rp1,60 triliun. Obligasi Negara seri FR0072 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp671 miliar dari 19 kali transaksi di harga rata - rata 108,00% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0061 senilai Rp433 miliar dari 11 kali transaksi di harga rata - rata 101,52%. Kedua seri tersebut juga menjadi Surat Utang Negara yang paling aktif diperdagangkan. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp592,1 miliar dari 15 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III BFI Finance Indonesia Tahap II Tahun 2017 Seri B (BFIN03BCN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp200 miliar dari 1 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Obligasi Berkelanjutan II Medco Energi Internasional Tahap V Tahun 2017 Seri A (MEDC02ACN5) senilai Rp110 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,02%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 6,00 pts pada level 13324,00 per dollar Amerika. Bergerak bervariasi sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13304,00 hingga 13328,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan bervariasinya pergerakan mata uang regional dengan mengalami penguatan yang dipimpin oleh Won Korea Selatan (KRW) dan Yen Jepang (JPY) di tengah melemahnya mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak bervariasi dengan peluang terjadinya penurunan harga seiring dengan kenaikan imbal hasil dari surat utang global didukung oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. 
  • Berdasarkan data kepemilikan Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan per tanggal 21 Juni 2017, investor asing mencatatkan kenaikan kepemilikan di Surat Berharga Negara senilai Rp8,06 triliun dibandingkan dengan posisi di akhir Mei 2017. Sejak keputusan Bank Sentral Amerika untuk menaikkan suku bunga acuan (Fed Fund Rate/FFR) di pertengahan bulan Juni 2017, imbal hasil Surat Utang Negara bergerak dengan mengalami penurunan didorong oleh aliran modal asing yang masuk di pasar Surat Utang Negara. Dengan adanya kenaikan kepemilikan oleh investor asing tersebut, kami perkirakan akan berdampak terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. 
  • Sementara itu dari perdagangan surat utang global, imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup pada level 2,31% dan imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 30 tahun ditutup pada level 2,84%. Sedangkan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Bund) ditutup pada level 0,46% dan 1,25%. Dengan pergerakan imbal hasil surat utang global yang cenderung mendatar, kami perkirakan akan turut mempengaruhi terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara tenor panjang masih bergerak pada tren kenaikan harga namun sudah mulai terbatas, sedangkan tenor pendek cenderung bergerak pada tren sideways. Adapun, beberapa seri-seri berada pada area jenuh beli (overbought) sehingga membuka peluang untuk terjadinya penurunan harga SUN pada perdagangan hari ini. 
  • Rekomendas, Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Di tengah mulai terbatasnya pegerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder, maka kami menyarankan kepada investor untuk melakukan strategi trading dengan pilihan pada beberapa seri yang kami lihat memiliki tingkat imbal hasil yang relatif lebih menarik dibandingkan dengan seri lain yang mmeiliki tenor mendekati sama serta didukung oleh likuiditas yang cukup, diantaranya adalah seri FR0036, FR0048, ORI013, FR0069, FR0036, FR0031 dan FR0062. 
  • Pada sepekan kedepan terdapat sepuluh surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp5,27 triliun. 
  • Pencatatan Pencatatan Obligasi Berkelanjutan II Lautan Luas Tahap I Tahun 2017 pada tanggal 22 Juni 2017. 
  • PT Timah (Persero) Tbk mendapatkan peringkat "idA+" dari PT Pemeringkat Efek Indonesia.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group