Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

03 Februari 2017

Fixed Income Notes 03 Februari 2017

  • Minimnya katalis dari dalam dan luar negeri menyebabkan terbatasnya pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Kamis, 2 Februari 2017.

 

  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 4 bps dengan arah perubahan tingkat imbal hasil yang cukup bervariasi meskipun dengan kecenderungan masih mengalami kenaikan. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan hingga sebesar 4 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar natra 2 - 8 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan yang relatif terbatas hingga sebesar 1 bps didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 5 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) mengalami perubahan yang berkisar antara1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 15 bps.

 

  • Terbatasnya pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh minimnya katalis dari dalam dan luar negeri dimana dari dalam negeri, kenaikan laju inflasi di bulan Januari 2017 yang sebesar 0,97% teleh direspon oleh pelaku pasar pada perdagangan di hari Rabu. Adapun keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 0,50% - 0,75% tidak begitu banyak berdampak terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang rupiah, mengingat keputusan tersebut sesuai dengan perkiraan pelaku pasar sebelumnya.

 

  • Terbatasnya pergerakan harga kami perkirakan juga turut dipengaruhi oleh pelaku pasar yang masih menantikan beberapa data ekonomi penting dari dalam dan luar negeri yang akan disampaikan dalam beberapa hari kedepan seperti data sektor tenaga kerja Amerika yang akan disampaikan pada hari Jum'at waktu setempat serta data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal IV tahun 2016 dan data Neraca Pembayaran Indonesia kuartal IV tahun 2016 yang akan disampaikan pada pekan depan. Kondisi tersebut tercermin pada volume perdagangan Surat Utang Negara yang tidak begitu besar pada perdagangan kemarin.

 

  • Sehingga secara keseluruhan, terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 15 tahun masing - masing sebesar 1 bps di level 7,276% dan 7,979% serta menyababkan terjadinya penurunan imbal hasil dari seri acuan dengan tenor 10 tahun dan 20 tahun masing - masing kurang dari 1 bps di level 7,606% dan 8,147%.

 

  • Adapun dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya mengalami penurunan didukung oleh keputusan Bank Sentral Amerika yang mempertahankan suku bunga acuannya. Imbal hasil dari INDO-20 dan INDO-27 masing - masing mengalami penurunan sebesar 3 bps di level 2,562% dan 4,089% didorong oleh adanya kenaikan harga yang sebesar 10 bps dan 25 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-47 terlihat mengalami penurunan sebesar 5 bps di level 4,978% setelah didorong oleh kenaikan harga sebesar 75 bps.

 

  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp7,85 triliun dari 32 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan Surat Utang Negara seri acuan yang dilaporkan senilai Rp3,82 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,81 triliun dari 59 kali transaksi di harga rata - rata 95,72% yang diikuti oleh volume perdagangan Obligasi Negara seri FR0072, senilai Rp871,87 miliar dari 60 kali transaksi di harga rata - rata 101,00%.

 

  • Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp917,32 miliar dari 26 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Sinar Mas Multifinance III Tahun 2016 (SMMF03) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp500 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Jasa Marga Tahap I Tahun 2013 Seri C (JSMR01CCN1S) senilai Rp115 miliar dari 9 kali transaksi di harga rata - rata 101,41%.

 

  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup menguat sebesar 17,00 pts (0,13%) pada level 13351,00 per dollar Amerika setelah beregrak cukup bervariasi sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13347,00 hingga 13386,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika seiring dengan penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika di tengah melamahnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia setelah Bank Sentral Amerika memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuannya. Won Korea Selatan (KRW) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Dollar Taiwan (TWD) dan Yen Jepang (JPY).

 

  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak terbatas dengan arah pergerakan yang masih bervaraisi. Peluang terjadinya kenaikan harga Surat Utang Negara dipengaruhi oleh faktor eksternal, dimana imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin ditutup dengan kecenderungan mengalami penurunan.

 

  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun sempat diperdagangkan pada kisaran 2,460% setelah keputusan Bank Sentral Amerika untuk mempertahankan suku bunga acuan serta pelaku pasar yang masih menantkan data sektor tenaga kerja di bulan Januari 2017. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga ditutup dengan penurunan masing - masing di level 0,426% dan 1,391% setelah Bank Sentral Inggris (BOE) memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuannya di level 0,25% dengan menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Inggris di tahun 2017 dari 1,4% di bulan November 2016 menjadi 2,00% pada pertemuan kemarin. Hal tersebut kami perkirakan akan berdampak positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder.

 

  • Hanya saja kenaikan harga masih akan dibatasi oleh faktor teknikal, dimana harga Surat Utang Negara yang masih bergerak dalam tren penurunan harga yang terjadi pada keseluruhan tenor. Kondisi tersebut akan membatasi peluang terjadinya kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan ini terlebih pelaku pasar masih akan menantikan data ekonomi domestik yang akan disampaikan pada pekan depan.

 

  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading di tengah pergerakan harga Surat Utang Negara yang cenderung beregrak berfluktuasi pada rentang perubahan harga yang relatif terbatas. Kami masih menyarankan beberapa seri Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah yang cukup menarik untuk diperdagangkan seperti seri FR0032, FR0038, FR0048, FR0069, ORI013, FR0031, FR0053, dan FR0070.

 

  • Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 08082017 (New Issuance), PBS011 (reopening), PBS012(reopening), PBS013 (reopening), dan PBS014 (reopening) pada hari Selasa tanggal 7 Februari 2017.

 

  • Di sepanjang bulan Januari 2017, investor asing mencatatkan pembelian bersih Surat Berharga Negara senilai Rp19,70 triliun.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group