Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

02 Mei 2017

Fixed Income Notes 02 Mei 2017

  •   Aksi ambil untung dari investor di tengah melemahnya nilai    tukar rupiah terhadap dollar Amerika mendorong terjadinya   kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum’at, 28 April 2017.
  •   Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 2 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 1 - 4 tahun. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga terbatas sebesar 7 bps. Sementara itu imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 2 bps dengan adanya koreksi harga yang berkisar antara 1 - 6 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan sebesar 1 bps setelah mengalami perubahan harga hingga sebesar 10 bps.
  •   Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin didorong oleh adanya aksi ambil untung oleh investor di tengah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serta memburuknya persepsi resiko Surat Utang Indonesia. Angka CDS 5 Tahun yang mencerminkan persepsi resiko pada perdagangan di hari Jum’at berada pada kisaran 127 bps, terlihat mengalami kenaikan dibanding dengan posisi perdagangan sebelumnya. Setelah bergerak dengan mengalami tren kenaikan harga dalam sepekan terakhir, pelaku pasar mulai terlihat melakukan aksi ambil untung di pasar Surat Utang Negara sehingga mendorong terjadiya koreksi harga di pasar sekunder.
  •   Sehingga secara keseluruhan, kombinasi dari beberapa faktor tersebut mendorong terjadinya kenaikan terbatas imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan masing - masing sebesar 2 bps untuk tenor 10 tahun, sebesar 1 bps untuk tenor 20 tahun, sedangkan pada tenor 5 tahun dan 15 tahun turun sebesar 1 bps.
  •   Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, imbal hasilnya mengalami penurunan yang terjadi pada keseluruhan tenor, dimana penurunan imbal hasil yang terjadi berkisar antara 1 - 2 bps dengan tenor panjang mengalami penurunan imbal hasil yang lebih besar dibandingkan dengan yang didapati pada tenor pendek. Imbal hasil dari INDO-27 ditutup dengan penurunan sebesar 1 bps di level 3,798%. Sedangkan imbal hasil dari INDO-37 mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 4,825% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 10 bps dan imbal hasil dari INDO-47 yang mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 4,764% setelah mangalami kenaikan harga sebesar 10 bps.
  •   Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada akhir pekan kemarin mengalami penurunan, senilai Rp5,761 triliun dari 35 seri Surat Utang Negara yang dilaporkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,634 triliun. Obligasi Negara seri FR0072 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,03 triliun dari 55 kali transaksi di harga rata - rata 105,43% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0061 senilai Rp727.29 miliar dari 24 kali transaksi di harga rata - rata 101,53%. Sedangkan Obligasi Negara seri FR0074 dan FR0072 menjadi seri obligasi yang paling sering diperdagangkan masing - masing 75 dan 55 kali transaksi.
  •    Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp531 miliar dari 24 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Medco Energi Internasional Tahap IV Tahun 2017 Seri A (MEDC02ACN4) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp149 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 101,4% dan diikuti oleh perdagangan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I XL Axiata Tahap II Tahun 2017 Seri E (SIEXCL01ECN2) senilai Rp70 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 99,98%.
  •   Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 15,00 pts pada level 13329,00 per dollar Amerika. Setelah bergerak dengan kecenderung mendatar (sideways) dalam beberapa hari perdagangan terakhir, nilai tukar rupiah pada perdagangan kemarin ditutup dengan mengalami pelemahan. Bergerak melemah sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13310,00 hingga 13340,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai tukar rupiah terjadi di tengah mata uang regional yang cenderung mengalami pelemahan. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika yang diikuti oleh Rupee India (INR) dan Yen Jepang (JPY). Adapun pada sepekan kemarin mata uang regional cenderung mengalami pelemahan, mata uang Yen (JPY) Jepang memimpin pelemahan selama sepekan kemarin.
  •   Pada perdagangan hari ini, kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih berpotensi mengalami kenaikan terbatas di tengah penurunan imbal hasil surat utang global serta penurunan imbal hasil Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. Adapun pelaku pasar masih menanti data Inflasi pada bulan April dan PMI manufaktur Indonesia yang diperkirakan akan mempengaruhi pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder.
  •   Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun pada level 2,30% dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,31%. Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga ditutup turun masing - masing di level 0,30% dan 1,06%. Kenaikan imbal hasil surat utang global tersebut kami perkirakan akan memberikan katalis positif terhadap harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika.
  •   Adapun dari dalam negeri, rencana lelang Sukuk Negara pada hari Selasa akan turut mempengaruhi pergerakan harga Surat Utang Negara, dimana menjelang lelang, harga Surat Utang Negara cenderung bergerak dengan mengalami pelemahan. Pada lelang hari selasa, pemerintah berencana untuk menerbitkan Surat Utang Negara senilai Rp6 triliun dari lima seri Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada investor.
  •   Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara mulai menjauhi area jenuh belinya (overbought) namun dengan adanya sinyal perubahan tren pergerakan harga dari tren kenaikan menjadi penurunan. Hal tersebut kami perkirakan akan mendorong harga Surat Utang Negara bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan, terutama pada Surat Utang Negara dengan tenor menengah dan panjang. Adapun pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek, secara teknikal, pergerakan harganya masih berada pada area konsolidasi, sehingga masih akan cenderung bergerak mendatar (sideways).
  •   Rekomendasi, Dengan demikian, kami masih menyarankan kepada investor untuk melakukan strategi trading memanfaatkan momentum kenaikan harga Surat Utang Negara dengan pilihan masih pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek hingga panjang seperti seri FR0066, FR0036, FR0069, FR0036, FR0031, FR0045, FR0050 dan FR0067.
  •   Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 03112017 (New Issuance), PBS011 (reopening), PBS012 (reopening), PBS013 (reopening), dan PBS014 (reopening) pada hari Selasa tanggal 2 Mei 2017.
  •   Pencatatan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I XL Axiata Tahap II Tahun 2017 pada tanggal 2 Mei 2017.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group