Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

02 Januari 2018

Fixed Income Notes 02 Januari 2018

  • Jelang pergantian tahun 2018, imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum’at, 29 Desember 2017 mengalami penurunan.
  •  Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 7 bps dimana Surat Utang Negara dengan tenor menengah yang cenderung bergerak dengan mengalami penurunan yang cukup besar dibandingkan pada tenor pendek dan panjang yang cenderung terbatas. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1 - 4 tahun) cenderung bergerak dengan mengalami penurunan dengan perubahan yang berkisar antara 1 - 4 bps yang didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 6 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 5 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 20 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) juga mengalami perubahan berkisar antara 1 - 6 bps yang didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 75 bps. 
  • Penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan akhir tahun 2017 didorong oleh data closing market per 29 Desember 2017. Hingga akhir tahun 2017, pasar surat utang mencatatkan pertumbuhan total return sebesar 16,54% dimana pasar surat utang negara memberikan return kepada investor sebesar 16,86% dan pasar obligasi korporasi memberikan return sebesar 14,32%. Adanya pertumbuhan dibandingkan awal tahun 2017 surat utang Indonesia mencatatkan pertumbuhan yang cukup besar dibandingkan surat utang negara regional lainnya.   
  • Sehingga secara keseluruhan, pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Jum’at telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 15 tahun sebesar 1 bps masing - masing di level 5,913% dan 6,899%. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 10 tahun dan 20 tahun mengalami penurunan sebesar 2 bps masing - masing di level 6,291% dan 7,108%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya juga terlihat mengalami penurunan, dimana penurunan imbal hasil tersebut terjadi pada tenor menengah dan panjang seri Surat Utang Negara. Imbal hasil dari INDO-20 mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 2,360% setelah mengalami koreksi harga sebesar 2,5 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-27, INDO-37, dan INDO-47 terlihat mengalami penurunan terbatas kurang dari 1 bps masing - masing di level 3,572%, 4,424%, dan 4,427%. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di hari Jum’at, yaitu senilai Rp8,43 triliun dari 35 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp4,43 triliun. Obligasi Negara Seri FR0074 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,60 triliun dari 14 kali transaksi di harga rata - rata 105,27% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0070 senilai Rp695,3 miliar dari 28 kali transaksi di harga rata - rata 111,46%.
  • Adapun Volume perdagangan Project Based Sukuk yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp513 miliar dari 6 seri Project Based Sukuk yang diperdagangkan. Project Based Sukuk seri PBS009 menjadi Surat Berharga Syariah Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp320 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,22% yang diikuti oleh perdagangan Project Based Sukuk seri PBS012 senilai Rp62 miliar dari 10 kali transaksi di harga rata - rata 115,00% 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp692,25 miliar dari 34 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap I Tahun   2017 Seri A (BMTR01ACN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp316 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 101,28% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Bukopin Tahap I Tahun 2012  (NISP01CCN2) senilai Rp58 miliar dari 11 kali transaksi di harga rata - rata 100,78%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah terbatas sebesar 1,00 pts (0,01%) pada level 13555,00 per dollar Amerika setelah bergerak dalam rentang 13544,00 hingga 13563,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah terjadi di tengah mata uang regional yang juga bergerak dengan mengalami penguatan terhadap dollar Amerika. Mata uang Ringgit Malaysia (MYR) memimpin penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika pada perdagangan di hari Selasa, dengan diikuti oleh mata uang Yuan China (CNY) dan Rupee India (INR). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan bergerak terbatas jelang lelang Surat Utang Negara pertama di tahun 2018 pada esok hari. Adapun kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan didorong oleh penguatan rupiah di tengah berlanjutnya pelemahan dollar Amerika serta surat utang global yang juga cenderung mengalami kenaikan harga. 
  • Adapun dari faktor domestik, investor masih akan data inflasi bulan Desember pada perdagangan di esok hari. Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada area konsolidasi pada tenor pendek, sehingga pergerakan harga masih akan cenderung bergerak mendatar (sideways), sementara tenor panjang harga Surat Utang Negara terlihat mengalami tren kenaikan meskipun akan terbuka mengalami koreksi yang dipengaruhi oleh harga Surat Utang Negara yang berada di area jenuh beli (overbought) yang membuka potensi adanya aksi ambil untung oleh investor. 
  • Rekomendasi : Dengan beberapa kondisi tersebut, kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakam harga Surat Utang Negara. Hingga pelaksanan lelang Surat Utang Negara pada esok hari, kami perkirakan pasar akan cenderung bergerak terbatas sehingga kami menyarankan strategi trading guna  mengoptimalkan portofolio investasi dengan pilihan masih pada seri FR0069, FR0053, FR0061, FR0058, ORI013, FR0068 dan FR0072.
  • Pada sepekan kedepan terdapat tiga surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp19,47  triliun.
  •  Outlook PT Global Mediacom Tbk

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group