Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

02 Februari 2017

Fixed Income Notes 02 Februari 2017

  • Meningkatnya laju inflasi di bulan Januari 2017 dorong kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 1 Februari 2017.
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 4 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) pada perdagangan kemarin ditutup dengan mengalami kenaikan yang berkisar antara 1 - 4 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 10 bps. Adapun imbal hasil Surat Utng Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) dan panjang (di atas 7 tahun) ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 20 bps.
  • Pergerakan harga Surat Utang Negara yang cenderung mengalami penurunan pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh faktor kenaikan laju inflasi di bulan Januari 2017 yang di atas perkiraan pelaku pasar.
  • Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan bahwa pada bulan Januari 2017 terjadi inflasi sebesar 0,97%, lebih tinggi dari bulan lalu dan dibandingkan bulan Januari 2016 yang masing-masing sebesar 0,42% dan 0,51%. Laju inflasi di bulan Januari 2017 tersebut juga di atas estimasi analis yang rata - rata memperkirakan terjadi inflasi sebesar 0,71%.  Seiring dengan ekspsktasi laju inflasi yang cukup tinggi di tahun 2017 dibandingkan dengan laju inflasi di tahun 2016, membatasi peluang Bank Indonesia untuk kembali menurunkan tingkat suku bunga acuan.
  • Hanya saja, koreksi harga akibat dari data inflasi tersebut masih relatif terbatas di tengah pelaku pasar yang masih menantikan hasil dari pelaksanaan Rapat Dewan Gubenur Bank Sentral Amerika (FOMC Meeting) yang berakhir pada hari Rabu waktu setempat. Hal tersebut tercermin pada volume perdagangan Surat Utang Negara yang tidak begitu besar pada perdagangan kemarin.
  • Secara keseluruhan, koreksi harga yang terjadi pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 2 bps di level7,254%. Adapun untuk tenor 10 tahun, 15 tahun dan 20 tahun sama - sama mengalami kenaikan sebesar 1 bps masing - masing dilevel 7,609%, 7,970% dan 8,154%.
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, imbal hasilnya ditutup dengan kecenderungan mengalami penurunan di tengah tren pergerakan imbal hasil surat utang global yang mengalami penurunan jelang berakhirnya Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. Imbal hasil dari INDO-20 ditutup turun sebesar 1 bps di level 2,601% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 5 bps. Sedangkan imbal hasil dari INDO-27 mengalami penurunan sebesar 3 bps di level 4,126% didorong oleh adanya kenaikan harga yang sebesar 25 bps dan imbal hasil dari INDO-47 yang ditutup turun sebesar 5 bps di level 5,031% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 80 bps.
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp8,00 triliun dari 37 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dimana untuk seri acuan volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp4,13 triliun. Obligasi Negara seri FR0061 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,75 triliun dari 60 kali transaksi di harga rata - rata 98,91% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0059 senilai Rp1,43 triliun dari 119 kali transaksi di harga rata - rata 95,69%.
  • Dari perdagangan obligasi korporsi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp676,92 miliar dari 28 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi I AKR Corporindo Tahun 2012 Seri A (AKRA01A) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp116 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 100,62% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I PNM Tahap II Tahun 2016 Seri B (PNMP01BCN2) senilai Rp63 miliar dari 11 kali transaksi di harga rata - rata 100,79%.
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat terbatas seebsar 1 pts (0,01%) di level 13368,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan kecenderungan mengalami penguatan pada kisaran 13340,00 hingga 13384,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika terjadi di tengah cukup bervariasinya arah pergerakan mata uang regional terhadap dollar Amerika. Mata uang Rupee India (INR) memimpin penguatan mata uang regional diikuti oleh Won Korea Selatan (KRW) dan Baht Thailand (THB). Adapun mata uang Yen Jepang (JPY) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Dollar Singapura (SGD) dan Peso Philippina (PHP) 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan beregrak terbatas dengan berpeluang untuk mengalami pelemahan di tengah koreksi harga yang terjadi pada surat utang global.
  • Di tengah minimnya katalis positif yang dapat mendorong terjadinya kenaikan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder, pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini akan dipengaruhi oleh pergerakan harga surat utang global yang cenderung mengalami penurunan pada perdagangan kemarin sehingga mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil meskipun Bank Sentral Amerika memutuskan untuk tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuannya pada kisaran 0,50% - 0,75% sebagaimana yang telah diperkirakan oleh pelaku pasar.
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 2,477% dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,454% sempat menyentuh level 2,483%. Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan surat utang Inggris (Gilt) juga ditutup dengan mengalami kenaikan masing - masing di level 0,468% dan 1,457%. Imbal hasil surat utang regional juga terlihat mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin dimana untuk surat utang India dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 6,416% dan surat utang Thailand ditutup naik pada level 2,774%. Tren koreksi hraga surat utang global tersebut kami perkirakan akan berdampak terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini jelang disampaikannya data sektor tenaga kerja Amerika pada akhir pekan nanti serta data pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV 2016 yang akan disampaikan pada hari Selasa, 6 Februari 2017.
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara secara keseluruhan masih bergerak dengan tren penurunan, sehingga membatasi peluang terjadinya kenaikan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder.
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading dengan pilihan pada seri - seri FR0066, FR0032, FR0038, FR0069, ORI013, FR0036, FR0053 dan FR0070 bagi investor dengan horizon investasi jangka pendek. Bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang, strategi yang kami sarankan adalah melakukan pembelian secara bertahap di saat harga Surat Utang Negara mengalami koreksi dengan pilihan pada seri FR0071, FR0073, FR0058, FR0065, FR0068 dan FR0072.
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menetapkan peringkat "idBBB+" kepada PT Bank Yudha Bhakti Tbk.
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menetapkan peringkat "idAAA" terhadap Obligasi PT BCA Finance yang akan jatuh tempo.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group