Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

02 Desember 2016

Fixed Income Notes 02 Desember 2016

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 1 Desember 2016 kembali bergerak dengan mengalami penurunan didorong oleh aksi beli oleh investor didukung oleh data inflasi yang terkendali serta adanya sinyal bahwa investor asing telah kembali melakukan pembelian Surat Utang Negara. Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 8 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 2,5 bps dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar masih didapati pada Surat Utang Negara dengan tenor 1 - 10 tahun.
 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 8 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 3 - 10 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 3 - 7 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga 35 bps dan tingkat imbal hasil dari tenor panjang (di atas 7 tahun) yang cenderung mengalami penurunan berkisar antara 1 - 6 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 3 - 50 bps.
 
  • Penurunan imbak hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin didorong oleh faktor inflasi hingga akhir tahun 2016 yang masih terkendali. Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa pada bulan November 2016 terjadi inflasi sebesar 0,47% dan inflasi tahunan (YoY) sebesar 3,58%. Laju inflasi tersebut di atas rata - rata estimasi analis yang memperkirakan terjadi inflasi bulanan sebesar 0,32% dengan inflasi tahunan sebesar 3,41%. Namun meski mengalami kenaikan, secara keseluruhan inflasi di tahun 2016 diperkirakan masih akan sesui dengan target, dimana hingga November 2016 inflasi tahun kalender (YTD) baru mencapai 2,59%.
 
  • Selain data inflasi, penurunan imbal hasil juga didukung oleh adanya sinyal bahwa investor asing telah kembali masuk ke instrumen Surat Berharga Negara setelah mencatatkan penjualan bersih yang cukup besar di bulan November 2016. Berdasarkan data kepemilikan Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan per tanggal 30 November 2016, investor asing telah mencatatkan pembelian bersih harian dalam dua hari berturut - turut yaitu di tanggal 29 November 2016 senilai Rp311 miliar dan di tanggal 30 November 2016 senilai Rp2,11 triliun.
 
  • Sehingga secara keseluruhan, kenaikan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 3 bps di level 7,879% dan seri acuan dengan tenor 10 tahun sebesar 5 bps pada level 8,038%. Sementara itu imbal hasil seri acuan dengan tenor 15 tahun mengalami penurunan sebesar 3 bps di level 8,181% dan tenor 20 tahun mengalami penurunan sebesar 2 bps di level 8,197%.
 
  • Sedangkan dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi dollar Amerika pada perdagangan kemarin mengalami lonjakan kenaikan imbal hasil di tengah rencana pemerintah untuk menerbitkan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika (Global Bond) yang merupakan bagian dari strategi prefunding pembiayaan APBN 2017. Adanya kenaikan imbal hasil akibat dari koreksi harga yang cukup besar pada perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pada perdagangan kemarin tidak lepas dari tingat imbal hasil dari Global Bond yang akan diterbitkan oleh pemerintah yang menawarkan tingkat imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan yang ditawarkan di pasar sekunder, dimana berdasarkan sumber yang mengetahui rencana penerbitan tersebut untuk tenor 5 tahun kisaran imbal hasil sebesar 4,00% untuk tenor 10 tahun pada kisaran 4,75% dan untuk tenor 30 tahun pada kisaran 5,7%. Adapun pada penutupan sebelumnya, imbal hasil dari INDO-22 pada level 3,56%; INDO-26 di level 4,050% dan INDO-46 pada level 5,015%. Kami perkirakan persaiangan perebutan dana invetsor global melalui penerbitan obligasi mendorong kenaikan imbal hasil dari penerbitan global bond.
 
  • Imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pada perdagangan kemarin mengalami kenaikan berkisar antara 2 - 24 bps yang terjadi pada keseluruhan seri. Imbal hasil dari INDO-20 mengalami kenaikan sebesar 13 bps di level 2,953% setelah mengalami koreksi harga sebesar 45 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-26 mengalami kenaikan sebesar 23 bps di level 4,282% setelah mengalami koreksi harga sebesar 180 bps dan imbal hasil dari INDO-46 mengalami kenaikan sebesar 19 bps di level 5,207% setelah mengalami koreksi harga sebesar 315 bps.
 
  • Volume perdagangan yang dilaporkan pada perdagangan di awal bulan Desember senilai Rp9,30 triliun dari 34 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan senilai Rp2,91 triliun. Obligasi Negara seri FR0070 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,84 triliun dari 51 kali transaksi dengan harga rata - rata di level 101,40% diikuti oleh volume perdagangan Obligasi Negara seri FR0053 senilai Rp1,68 triliun dari 32 kali transaksi di harga rata - rata 101,24%.
 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp864,9 miliar dari 57 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Adira Finance Tahap I Tahun 2013 Seri D (ADMF02DCN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp92 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 98,77% dan diikuti oleh volume perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Maybank Finance Tahap II Tahun 2016 Seri A (BIIF01ACN2) senilai Rp75 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 101,37%.
 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup melemah di level 13565,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 10,00 pts (0,07%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Begerak cukup berfluktuasi pada kisaran 13543,00 hingga 13609,00 per dollar Amerika, nilai tukar rupiah terlihat mengalami pelemahan sejak awal perdagangan di tengah mata uang regional yang bergerak bervariasi. Mata uang regional yang mengalami penguatan diantaranya adalah Dollar Singapura (SGD), Yen Jepang (JPY) dan Ringgit Malaysia (MYR). Adapun yang mengalami pelemahan diantaranya adalah Peso Philippina (PHP), Dollar Taiwan (TWD) dan Baht Thailand (THB).
 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan berpeluang mengalami koreksi di tengah kenaikan imbal hasil dari surat utang global jelang disampaikannya data sektor tenaga kerja Amerika di akhir pekan.
 
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup naik pada level di level 2,454% yang mendekati posisi tertingginya di bulan Juni 2015 didorong oleh spekulasi bahwa sektor tenaga kerja Amerika yang lebih baik dari perkiraan akan mendorong kenaikan suku bunga acuan yang lebih tinggi. Imbal hasil surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga terlihat mengalami kenaikan masing - masing di level 0,366% dan 1,505% dari posisi penutupan sebelumnya di level 0,273% dan 1,415%. Kenaikan imbal hasil surat utang global tersebut kami perkirakan akan berdampak negatif terhadap perdagangan Surat Utang Negara baik denominasi rupiah maupun dollar Amerika.
 
  • Adapun dari dalam negeri, data inflasi yang terkendali hingga akhir tahun masih akan menjadi katalis positif di pasar Surat Utang, dimana investor mendapatkan imbal hasil yang cukup tinggi di tengah terkendalinya laju inflasi.
 
  • Meskipun secara teknikal harga Surat Utang Negara rata - rata telah berada pada tren kenaikan, namun ancaman dari kenaikan imbal hasil surat utang global akan mendorong terjadinya koreksi harga pada perdagangan hari ini.
 
  • Rekomendasi : Dengan demikian, kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading mengantisipasi koreksi harga yang akan terjadi pada hari ini. Bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang dapat memanfaatkan terjadinya koreksi harga untuk mendapatkan Surat Utang Negara dengan tingkat imbal hasil yang tinggi di tengah laju inflasi yang terkendali serta tingkat suku bunga deposito yang mengalami penurunan.
 
  • Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN03170307 (New Issuance), SPN12171207 (New Issuance), FR0061 (Reopening), FR0059 (Reopening), dan FR0072 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 6 Desember 2016. Pemerintah akan melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang Rupiah untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2016. Target penerbitan senilai Rp6.200.000.000.000,00 (enam triliun dua ratus miliar rupiah).
 
  • Pada bulan November 2016 terjadi inflasi 0,47%.
 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group