Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

01 September 2016

Fixed Income Notes 01 September 2016

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 31 Agustus 2016 masih menunjukkan pergerakan yang terbatas dengan arah perubahan yang bervariasi ditengah pelaku pasar yang masih menantikan rilis data ekonomi. Perubahan tingkat imbal hasil pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 4 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1 bps.
 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek cenderung mengalami penurunan, berkisar antara 1 - 4 bps dengan didorong oleh perubahan harga yang berkisar antara 2 - 10 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5 - 7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh kenaikan harga yang berkisar antara 5 - 10 bps. Adapun untuk Surat Utang Negara dengan tenor panjang mengalami perubahan berkisar antara 1 - 4 bps dengan adanya perubahan harga yang berkisar antara 3 - 50 bps.
 
  • Pergerakan harga Surat Utang Negara yang cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin didorong oleh aksi beli oleh investor yang memanfaatkan koreksi harga yang terjadi pada perdagangan sebelumnya serta aksi investor untuk melakukan window dressing guna memperbaiki kinerja portofolio mereka di akhir bulan Agustus 2016. Hanya saja kenaikan harga yang terjadi masih terbatas dikarenkan investor yang masih menantikan rilis data ekonomi baik di dalam maupun di luar negeri terutama data sektor tenaga kerja Amerika yang akan disampaikan di hari Jum'at waktu setempat. Selain itu terbatasnya kenaikan harga pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika yang sempat menyentuh level di atas 13300 per dollar Amerika.
 
  • Secara keseluruhan, kenaikan harga Surat Utang Negara  pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan sebesar 1 bps untuk tenor 15 tahun di level 7,38%. Sementara itu untuk seri acuan tenor 5 tahun dan 20 tahun masing - masing mengalami penurunan imbal hasil sebesar 2 bps di level 6,76% dan 7,45%. Sedangkan untuk tenor 10 tahun mengalami penurunan imbal hasil sebesar 3 bps pada level 7,09%.
 
  • Berbeda dengan pergerakan harga Surat Utang Negara dengan mata uang rupiah,  harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pada perdagangan kemarin justru mengalami koreksi sehingga mendorong terjadinya kenaikan imbal hasilnya. Imbal hasil dari INDO-20 mengalami kenaikan sebesar 1 bps pada level 2,11%. Sementara itu imbal hasil dari INDO-26 dan INDO46 masing - masing mengalami kenaikan sebesar 3 bps dan 2 bps pada level 3,29% dan 4,33% setelah mengalami koreksi harga sebesar 25 bps dan 45 bps.
 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp7,89 triliun dari 34 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dimana untuk seri acuan, volume perdagangannya senilai Rp5,49 triliun. Obligasi Negara seri FR0056 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,47 triliun dari 71 kali transaksi dengan harga rata - rata pada level 108,88% dengan tingkat imbal hasil sebesar 7,12%. Adapun Obligasi Negara seri FR0072 menjadi Surat Utang Negara yang paling sering ditransaksikan, sebanyak 121 kali transaksi dengan volume perdagangan senilai Rp474,22 miliar. Sedangkan Sukuk Negara Ritel seri SR007 menjadi Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp283,02 miliar dari 10 kali transaksi dengan harga rata - rata 102,50% dan tingkat imbal hasilnya sebesar 6,52%.
 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, Obligasi Berkelanjutan II Toyota Astra Financial Services Tahap I Tahun 2016 Seri B menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp125 miliar dari 4 kali transaksi di harga 100,00% dengan tingkat imbal hasil sebesar 8,39%. Adapun total transaksi obligasi korporasi yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp667,45 miliar dari 32 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.
 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup dengan mengalami pelemahan terbatas sebesar 2,00 pts (0,02%) pada level 13270,00 per dollar Amerika. Dibuka melemah pada awal perdagangan hingga menyentuh di atas level 13300 per dollar Amerika, nilai tukar rupiah cenderung mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13306,00 hingga 13258,00 per dollar Amerika. Won Korea Selatan (KRW) masih memimpin penguatan nilai tukar mata uang regional terhadap dollar Amerika dengan diikuti oleh Dollar Singapura (SGD) dan Ringgit Malaysia (MYR). Adapun Peso Philippina (PHP), Yen Jepang (JPY) dan Baht Thailand (THB) menjadi mata uang regional yang mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin.
 
  • Pada perdagangan hari ini, harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak terbatas menjelang rilis data inflasi di bulan Agustus 2016. Investor kami perkirakan akan cenderung menahan diri untuk melakukan transaksi hingga akhir pekan nanti menjelang disampaikannya data sekor tenaga kerja Amerika di bulan Agustus 2016 yang merupakan indikator yang cukup penting bagi Bank Sentral Amerika untuk menentukan kebijakan moneternya, termasuk rencana mereka untuk menaikkan suku bunga acuan (Fed Fund Rate/FFR).
 
  • Adapun dari dalam negeri, data inflasi yang terkendali akan membuka peluang bagi Bank Indonesia untuk kembali menurunkan tingkat suku bunga acuan, dimana hal tersebut akan berdampak positif bagi pasar surat utang.
 
  • Dari perdagangan surat utang global, imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin cenderung mengalami kenaikan sebagai respon atas data penambahan tenaga kerja perusahaan di Amerika untuk periode Agustus 2016 yang sedikit di atas estimasi analis. Data tersebut setidaknya akan menjadi indikator terhadap data sektor tenaga kerja Amerika yang akan disampaikan pada hari Jum'at waktu setempat. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik terbatas pada level 1,578% dari level penutupan sebelumnya di 1,567%. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) ditutup dengan mengalami kenaikan pada level 0,06% setelah pada perdagangan sebelumnya di tutup pada level -0,093% meskipun pada saat yang sama pasar saham di kawasan Uni Eropa mengalami koreksi. Imbal hasil surat utang Jepang juga terlihat mengalami kenaikan di level -0,071% dari posisi penutupan sebelumnya di -0,080%.
 
  • Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada tren penurunan, sehingga dalam jangka pendek masih terbuka peluang untuk mengalami koreksi harga. Hal tersebut juga didorong oleh aksi jual investor asing sehingga mendorong terjadinya penurunan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder.
 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi beberapa faktor tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara. Kami masih merekomendasikan beli secara bertahap bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang memanfaatkan momentum koreksi harga yang terjadi dalam jangka pendek. Pilihan seri yang cukup menarik adalah seri FR0071, FR0054, FR0068, FR0045 dan  FR0067.
 
  • Penawaran Sukuk Tabungan Seri ST-001 Tahun 2016. 
    Masa penawaran Sukuk Tabungan seri ST-001 Tahun 2016 dimulai pada tanggal 22 Agustus hingga 2 September 2016. Sukuk Tabungan seri ST-001 memiliki jangka waktu 2 tahun dan memberikan tingkat imbalan sebesar 6,9% per tahun. Pembayaran imbalan dilakukan secara bulanan dalam jumlah tetap (fixed). Sukuk Tabungan seri ST-001 tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder (non-tradable), namun demikian diberikan fasilitas pencairan sebelum jatuh tempo (early redemption), yakni pada akhir tahun pertama kepemilikan dan maksimal yang dicairkan sebelum jatuh tempo adalah 50% dari Sukuk Tabungan seri ST-001 yang dimiliki oleh investor.
 
  • Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara Seri SPN-S 24022017 (reopening), PBS009 (reopening), PBS006 (reopening), PBS011 (reopening), dan PBS012 (reopening) pada hari Selasa, tanggal 6 September 2016. Pemerintah akan melakukan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada hari Selasa, tanggal 6 September 2016. Seri SBSN yang akan dilelang adalah seri SPN-S dan SBSN PBS berbasis proyek (Project Based Sukuk) untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2016. Target penerbitan adalah senilai Rp4.000.000.000.000,00 (empat triliun rupiah).
 
  • Pencatatan Obligasi Berkelanjutan II Bank BTN Tahap II Tahun 2016. Pada hari Rabu tanggal 31 Agustus 2016, Obligasi Berkelanjutan II Bank BTN Tahap II Tahun 2016 yang diterbitkan oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mulai dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Obligasi yang dicatatkan senilai Rp3.000.000.000.000.
 
 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group