Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

01 November 2018

Fixed Income Notes 01 November 2018

Harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 31 Oktober 2018 kembali mengalami kenaikan didukung oleh faktor penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika.

Kenaikan harga yang terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara hingga mencapai 70 bps dimana kenaikan harga yang cukup besar didapati pada Surat Utang Negara dengan tenor di atas 5 tahun. Harga Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami kenaikan hingga sebesar 25 bps sehingga mendorong terjadinya penurunan imbal hasil  yang berkisar antara 1 bps hingga 9 bps. Sementara itu kenaikan harga pada Surat Utang Negara dengan tenor menengah berkisar antara 2 bps hingga 40 bps yang mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasil yang mencapai 10 bps. Sedangkan untuk Surat Utang Negara dengan tenor panjang, pergerakan harga yang cenderung mengalami kenaikan hingga mencapai 70 bps telah mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasil hingga mencapai 10 bps. Kenaika harga yang terjadi pada Surat Utang Negara seri acuan juga mendorong terjadinya penurunan imbal hasil sebesar 3 bps untuk seri acuan dengan tenor 15 tahun di level 8,762% dan sebesar 4 bps untuk tenor 20 tahun di level 8,966%. Adapun untuk seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun masing - masing mengalami penurunan imbal hasil sebesar 7 bps secara berturut - turut di level 8,290% dan 8,505%.

Pergerakan harga Surat Utang Negara yang kembali mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin didukung oleh faktor penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika di tangah pergerakan mata uang regional yang cenderung mengalami pelemahan terhadap Dollar Amerika. Selain itu, berlanjutnya akumulasi pembelian oleh investor asing di bulan Oktober 2018 telah mendorong kenaikan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Hingga 30 Oktober 2018, investor asing pada bulan Oktober 2018 mencatatkan akumulasi pembelian bersih Surat Berharga Negara senilai Rp12,80 triliun dan di sepanjang tahun 2018 mencatatkan pembelian bersih senilai Rp27,50 triliun. Kenaikan harga pada perdagangan kemarin juga didukung oleh pelaku pasar yang berusaha memperbaiki kinerja portofolio mereka di akhir bulan Oktober 2018. Hanya saja, meskipun bergerak dalam kecenderungan mengalami kenaikan dalam beberapa hari terakhir, secara keseluruhan kinerja pasar Surat Berharga Negara di sepanjang bulan Oktober mencatatkan kinerja negatif, dimana Indeks INDOBeX Government Total Return mencatatkan kinerja sebesar -1,37% dengan adanya kenaikan imbal hasil di bulan Oktober 2018 rata - rata sebesar 40 bps dibandingkan dengan posisi di akhir bulan September 2018. Sementara itu Indeks INDOBeX Corporate Total Return masih mencatatkan kinerja positif di bulan Oktober 2018, sebesar 0,21%. 

Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, perubahan harga yang terjadi relatif terbatas dengan rata - rata mengalami kenaikan harga kurang dari 10 bps di kenaikan imbal hasil US Treasury dan masih naiknya indikator persepsi risiko. Kenaikan harga yang terbatas tersebut berdampak terhadap terbatasnya penurunan imbal hasil yang terjadi, dimana untuk INDO23 dan INDO43, penurunan imbal hasilnya kurang dari 1 bps masing - masing di level 4,363% dan 5,435%. Adapun untuk INDO28, penurunan imbal hasilnya mencapai 1 bps di level 4,835% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 7 bps. 

Menutup perdagangan di akhir bulan Oktober 2018, volume perdagangan Surat Berharga Negara menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya, senilai Rp8,79 triliun dari 43 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan senilai Rp1,29 triliun. Obligasi Negara seri FR0077 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,99 triliun dari 89 kali transaksi di harga rata - rata 98,67% dan diikuti oleh perdagangan seri FR0078 senilai Rp1,45 triliun dari 59 kali transaksi di harga rata - rata 97,28%. Sedangkan Project Based Sukuk seri PBS019 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp100,0 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 97,87% dan diikuti oleh perdagangan seri PBS012 senilai Rp72,19 miliar dari 10 kali transaksi di harga rata - rata 97,51%.

Dari perdagangan surat utang korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp952,49 miliar dari 52 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Pupuk Indonesia Tahap I Tahun 2017 Seri A (PIHC01ACN1) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp140,0 miliar dari 17 kali transaksi di harga rata - rata 98,52% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Subordinasi II Bank CIMB Niaga Tahun 2010 (BNGA02SB) senilai Rp80,0 miliar dari 10 kali transaksi di harga rata - rata 101,59%.

Bergerak pada kisaran 15202,00 hingga 15231,00 per Dollar Amerika sepanjang sesi perdagangan, nilai tukar Rupiah pada perdagangan kemarin ditutup menguat sebesar 21,00 pts (0,14%) di level 15202,50 per Dollar Amerika. Penguatan nilai tukar Rupiah tersebut terjadi di tengah mata uang regional yang cenderung mengalami pelemahan terhadap Dollar Amerika. Mata uang Rupee India (INR) memimpin pelemahan mata uang regional sebesar 0,39% yang diikuti oleh pelemahan terbatas atas mata uang Ringgit Malaysia (MYR) sebesar 0,08%. Adapun mata uang Baht Thailand (THB) memimpin penguatan mata uang regional, sebesar 0,37% yang diikuti oleh mata uang Rupiah dan Peso Philippina (PHP) sebesar 0,10%. Di sepanjang bulan Oktober 2018, mata uang Rupiah mencatatkan pelemahan terhadap Dollar Amerika sebesar 1,97% dan di sepanjang tahun 2018 mencatatkan pelemahan sebesar 10,75%.

Imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan, terutama pada surat utang negara - negara maju. Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun masing - masing ditutup naik di level 3,149% dan 3,394% setelah data tenaga kerja menunjukkan bahwa perusahan - perusahaan di Amerika Serikat melanjutkan peningkatan jumlah tenaga kerja mengindikasikan adanya perbaikan kondisi ekonomi. Kenaikan imbal hasil juga didapati pada surat utang Jerman dan Inggris, yang masing - masing ditutup naik di level 0,386% dan 1,436%. Surat utang global yang mengalami penurunan pada perdagangan kemarin selain Surat Utang Negara adalah surat utang Malaysia dan Thailand yang masing - masing ditutup turun di level 4,094% dan 2,836%.

Kenaikan harga secara terbatas dalam beberapa hari terakhir mulai mendorong terbentuknya sinyal tren kenaikan harga, terutama pada Surat Utang Negara dengan tenor di bawah 10 tahun. Adapun untuk tenor di atas 10 tahun, pergerakan harganya masih pada area konsolidasi, sehingga akan cenderung bergerak  mendatar (sideways).

Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan berpeluang mengalami penurunan di tengah kenaikan imbal hasil US Treasury serta penguatan Dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia yang didukung oleh membaiknya indikator ekonomi di Amerika. Dari faktor domestik, data inflasi yang akan disampaikan oleh Badan Pusat Statistik akan menjadi perhatian investor. Seiring dengan keputusan pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak non subsidi, analis memperkirakan bahwa inflasi di bulan Oktober 2018 sebesar 0,18% (MoM) dengan inflasi tahunan sebesar 3,06%. Data inflasi yang lebih besar dari estimasi akan berpengaruh terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Volume perdagangan kami perkirakan masih belum begitu besar, dikarenakan pelaku pasar yang akan cenderung berhati - hati melakukan transaksi jelang disampaikannya data sektor tenaga kerja Amerika Serikat. 

Rekomendasi : Kami masih merekomendasikan Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah seiring dengan tingkat imbal hasilnya yang masih cukup menarik di tengah beberapa data ekonomi yang akan disampaikan dalam beberapa hari kedepan. Pelaku pasar dapat melakukan strategi trading jangka pendek dengan memanfaatkan momentum perubahan harga yang relatif terbatas. Beberapa seri yang dapat dicermati adalah sebagai berikut : *ORI013, ORI014, SR008, SR009, FR0069, FR0053, FR0061, FR0035, FR0043, FR0063, FR0070, FR0077 dan FR0042.*

Rencana Penjualan Sukuk Negara Tabungan (ST) Seri ST-002.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group