Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

01 Maret 2017

Fixed Income Notes 01 Maret 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 28 Februari 2017 bergerak bervariasi merespon hasil pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara.
  • Perubahan tingkat imbal hasil masih relatif terbatas, berkisar antara 1 - 3 bps dengan dimana perubahan yang cukup besar terjadi padatenor menengah dan panjang. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) relatif bergerak terbatas, mengalami perubahan tingkat imbal hasil hingga sebesar 1 bps setelah mengalami perubahan harga berkisar antara 1 - 3 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) cenderung mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 2 bps setelah mengalami koreksi harga hingga sebesar 10 bps. Sementara itu Surat Utang Negara dengan tenor panjang bergerak bervariasi dengan mengalami perubahan imbal hasil berkisar antara 1 - 3 bps dengan adanya perubahan harga hingga sebesar 30 bps.
  • Sejak awal perdagangan, pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin relatif terbatas. Investor masih mencermati pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara, dimana pemerintah berencana menerbitkan Surat Utang Negara senilai Rp15 triliun dari enam seri Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada investor. Terbatasnya pergerakan harga juga dipengaruhi oleh pelaku pasar yang masih menantikan data inflasi Februari 2017 yang akan disampaikan oleh Badan Pusat Statistik.
  • Dari pelaksanaan lelang Surat Utang Negara, pemerintah meraup dana senilai Rp16,35 triliun dari total penawaran yang masuk senilai Rp35,25 triliun. Nilai nominal yang dimenangkan pada lelang kemarin mengalami penurunan dibandingkan dengan lelang sebelumnya yang sebesar Rp18,43 triliun meskipun masih di atas target penerbitan yang sebesar Rp15 triliun. Setelah pengumuman hasil lelang, harga Surat Utang Negara bergerak bervariasi dimana pada Obligasi Negara sei FR0067, pergerakan harganya mengalami penurunan setelah hasil lelang menunjukkan bahwa tingkat imbal hasil yang dimenangkan lebih tinggi dibandingkan yang ditawarkan di pasar sekunder maupun dari posisi penutupan sebelumnya.
  • Namun demikian, secara keseluruhan pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin cenderung beregrak bervariasi pasca pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. Imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan tidak banyak mengalami perubahan pada perdagangan kemarin, masing - masing di level 7,234% untuk tenor 5 tahun, 7,504% untuk tenor 10 tahun, 7,829% untuk tenor 15 tahun dan 8,089% untuk tenor 20 tahun.
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya cenderung mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan imbal hasil yang terjadi pada surat utang global. Imbal hasil dari INDO-20 dan INDO-47 masing - masing mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 2,485% dan 4,823% setelah mengalami koreksi harga masing - masing sebesar 5 bps dan 15 bps. Sedangkan imbal hasil dari INDO-27 ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 2 bps di level 3,860% setelah mengalami koreksi harga sebesar 13 bps.
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin mengalami peningkatan dibandingkan dengan volume perdagangan di awal pekan, seiring dengan adanya pelaksanaan lelang, yaitu senilai Rp12,21 triliun dari 33 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan. Obligasi Negara seri FR0061 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,26 triliun dari 60 kali transaksi di harga rata - rata 98,89% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0059 senilai Rp2,06 triliun dari 117 kali transaksi di harga rata - rata 96,30%.
  • Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp436,01 miliar dari 28 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Japfa Tahap I Tahun 2016 Seri A (JPFA02ACN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp70 miliar dari 1 kali transaksi di harga 100,15% dan diikuti oleh perdagangan  Obligasi Berkelanjutan II Bank BRI Tahap I Tahun 2016 Seri D (BBRI02DCN1) senilai Rp60 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 100,55%.
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat terbatas, sebesar 3,00 pts (0,02%) di level 13338,00  per dollar Amerika setelah bergerak dalam rentang perubahan yang terbatas pada kisaran 13335,00 hingga 13355,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah tersebut sejalan dengan pergerakan nilai tukar mata uang regional yang cenderung mengalami penguatan terhadap dollar Amerika dengan dipimpin oleh Won Korea Selatan (KRW) dan diikuti oleh Yen Jepang (JPY). Hingga akhir Februari 2017, mata uang regional mengalami penguatan terhadap dollar Amerika dengan penguatan terbesar didapati pada Won Korea Selatan (6,85%) dan diikuti oleh Dollar Taiwan (5,23%). Adapun mata uang rupiah mengalami penguatan sebesar 1,03% sejak awal tahun 2017.
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak terbatas menjelang pengumuman data inflasi bulan Februari 2017. Analis memperkirakan bahwa di bulan Fabruari 2017 terjadi inflasi sebesar 0,30% (MoM) dan sebesar 3,90% (YoY) seiring dengan masih terjadinya kenaikan harga kebutuhan pokok di bberapa wilayah serta penyasuaian beberapa tarif.
  • Semantara itu harga Surat Utang Negara akan berpotensi mengalami tekanan seiring dengan kenaikan imbal hasil di pasar surat utang global. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup naik pada level 2,397% dari posisi penutupan sebelunya di level 2,366% sebagai respon terhadap pernayatan anggota Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika yang menyatakan bahwa kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika (Fed Fund Rate) akan terjadi dalam waktu dekat. Imbal hasil surat utang Jerman (Bund) juga terlihat mengalami kenaikan di level 0,208% adapun surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama terlihat mengalami sedikit penurunan di level 1,148%. Hal tersebut kami perkirakan akan mempengaruhi pergerakan harga Surat Utang Negara baik denominasi mata uang rupiah paupun dollar Amerika.
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada area konsolidasi, sehingga pergerakan harganya dalam jangka pendek masih akan cenderung terbatas dengan arah pergerakan yang mendatar (sideways) terutama dengan adanya beberapa agenda ekonomi penting yang akan disampaikan hingga pertengahan bulan Maret 2017, diantaranya dalah daya cadangan devisa dan neraca perdagangan bulan Februari 2017.
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading di tengah kondisi pasar keuangan global yang masih berfluktuasi. Pilihan seri Surat Utang Negara yang kami anggap masih menarik adalah seri FR0066, FR0048, FR0069, FR0036, ORI013 dan FR0053.
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp16,35 triliun dari pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara seri SPN03170601 (New Issuance), SPN12180301 (New Issuance), FR0061 (Reopening), FR0059 (Reopening), FR0072 (Reopening) dan FR0067 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 28 Februari 2017.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group