Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

01 Februari 2018

Fixed Income Notes 01 Februari 2018

  • Meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah di tengah berakhirnya Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika mendukung penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 31 Januari 2018. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil masih terbatas, berkisar antara 1 - 12 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 4,7 bps dimana Surat Utang Negara dengan menengah dan panjang mengalami penurunan yang lebih besar dibandingkan dengan tenor pendek. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 3 - 5 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 10 bps. Sementara itu imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan hingga sebesar 8 bps seiring dengan kenaikan harga yang berkisar antara 25 - 35 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) mengalami perubahan yang berkisar antara 1 - 12 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 100 bps. 
  • Penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin didukung oleh meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tetapnya suku bunga Bank Sentral Amerika yang ditetapkan pada Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika pada perdagangan kemarin. Tetapnya suku bunga acuan Bank Sentral Amerika mendorong adanya pelemahan dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia lainnya termasuk Indonesia. Penguatan nilai tukar tersebut menjadi katalis positif pada perdagangan kemarin yang mendorong imbal hasil mengalami penurunan. 
  • Secara keseluruhan, pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan masing - masing sebesar 8 bps dimana untuk tenor 5 tahun ditutup pada level 5,729%, sebesar 9,5 bps untuk tenor 10 tahun ditutup pada level 6,241% dan tenor 15 tahun ditutup turun sebesar 8,5 bps pada level 6,684%. Adapun imbal hasil seri acuan dengan tenor 20 tahun terlihat mengalami penurunan sebesar 6 bps di level 7,048%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya masih mengalami penurunan seiring imbal hasil dari US Treasury yang mengalami penurunan. Imbal hasil dari INDO-23 dan INDO-28 mengalami penurunan sebesar 1 bps masing - masing di level 3,149% dan 3,674% setelah mengalami koreksi harga sebesar 4 bps dan 7,5 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-38 dan INDO-48 ditutup dengan penurunan terbatas kurang dari 1 bps masing - masing di level 4,485% dan 4,413% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 9 bps dan 11 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp19,92 triliun dari 40 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp8,90 triliun. Obligasi Negara seri FR0064 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,75 triliun dari 184 kali transaksi di harga rata - rata 99,16% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0075 senilai Rp2,84 triliun dari 164 kali transaksi di harga rata - rata 106,06%. 
  • Adapun Volume perdagangan Project Based Sukuk yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp1,63 triliun dari 5 seri Project Based Sukuk yang diperdagangkan. Project Based Sukuk seri PBS013 menjadi Surat Berharga Syariah Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,51 triliun dari 11 kali transaksi di harga rata - rata 101,25% diikuti oleh Project Based Sukuk seri PBS017, senilai Rp51 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 99,05%. 
  • Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp939 miliar dari 24 seri obligasi korporsi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Maybank Finance Tahap IV Tahun 2018 Seri A (BIIF01ACN4) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp273 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Timah Tahap I Tahun 2017 Seri B (TINS01BCN1) senilai Rp258 miliar dari 12 kali transaksi di harga rata - rata 102,58%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat sebesar 48 pts (0,35%) di level 13386,00 per dollar Amerika setelah sempat mengalami pelemahan beberapa hari kemarin. Bergerak menguat sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13366,00 hingga 13428,00 per dollar Amerika, penguatan tersebut seiring dengan tren penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika. Mata uang Yuan China (CNY) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh mata uang Won Korea Selatan (KRW) dan Baht Thailand (THB). Adapun mata uang Ruipee India (INR) masih terlihat mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika. 
  • Pada perdagangan hari ini, kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan bergerak terbatas di tengah pelaku pasar menantikan data inflasi yang akan disampaikan pada esok hari. Akan cenderung mengalami kenaikan harga Surat Utang Negara di tengah imbal hasil surat utang regional mengialami penurunan serta angka CDS Indonesia terlihat mengalami tren penurunan.  
  • Sementara itu dari faktor eksternal, pergerakan imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin ditutup bervariasi jelang pidato Mnuchin. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun pada level 2,716% dari posisi penutupan di awal pekan yang berada pada level 2,722%. Sedangkan imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama ditutup naik di level 1,507% dari level 1,452% di awal pekan, sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) juga ditutup naik di level 0,702%. Penurunan imbal hasil dari US Treasury kami perkirakan akan menjadi katalis positif pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi dollar Amerika. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada area konsolidasi dengan adanya sinyal tren penurunan harga untuk Surat Utang Negara dengan keseluruhan tenor. Hal tersebut kami perkirakan akan meningkatkan peluang terjadinya terbatasnya kenaikan harga Surat Utang Negara dalam jangka pendek. 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut, kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading di tengah harga Surat Utang Negara yang masih akan bergerak berfluktuasi jelang pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. Seri - seri yang dapat diperdagangkan diantaranya adalah : FR0069, FR0053, FR0061, FR0073, FR0058, ORI013, FR0074, FR0068, dan FR0072. 
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia memberikan peringkat “idBBB+” kepada PT MNC Picture dan peringkat “idA+(sy)(cg)” terhadap rencana penerbitan Medium Term Notes Syariah Ijarah I Tahun 2018. 
  • Peringkat Obligasi PT Brantas Abipraya (Persero) yang akan jatuh tempo tetap “idBBB+”

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group