Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

01 Desember 2016

Fixed Income Notes 01 Desember 2016

 

·  Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 30 November 2016 melanjutkan penurunan didukung membaiknya persepsi resiko serta relatif stabilnya pergerakan imbal hasil surat utang global. Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 23 bps dengan rata - rata mengalami penurunan imbal hasil sebesar 4,5 bps dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar didapati pada tenor pendek dan menengah.

 

·  Imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) cenderung mengalami penurunan pada kisaran 1 - 23 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 20 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 10 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga berkisar antara 5 - 40 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang mengalami penurunan berkisar antara 1 - 7 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga 60 bps.

 

·  Kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin didukung oleh membaiknya persepsi resiko yang tercermin pada penurunan angka CDS serta relatif stabilnya pergerakan imbal hasil surat utang global mendorong investor untuk kembali melakukan pembelian Surat Utang Negara. Selain itu, tingkat imbal hasil Surat Utang Negara yang rata - rata sebesar 8,15% cukup menarik bagi investor domestik ditengah tingkat suku bunga simpanan perbankan yang cenderung mengalami penurunan. Ekspektasi laju inflasi hingga akhir tahun yang terkendali juga menjadi katalis positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir bulan November 2016.

 

·  Sehingga secara keseluruhan, kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 10 bps di level 7,914% dan penurunan imbal hasil seri acuan dengan tenor 10 tahun sebesar 6 bps di level 8,09%. Adapun untuk seri acuan dengan tenor 15 tahun mengalami penurunan sebesar 6 bps di level 8,213% dan untuk tenor 20 tahun turun sebesar 4 bps di level 8,213%.

 

·  Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pada perdagangan kemarin juga masih mengalami penurunan berkisar antara 1 - 5 bps yang terjadi pada hampir keseluruhan seri Surat Utang Negara. Imbal hasil dari INDO-20, INDO-26 dan INDO-46 masing - masing mengalami penurunan sebesar 2 bps di level 2,831%; 4,051% dan 5,014% didorong oleh kenaikan harga hingga sebesar 35 bps.

 

·  Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin cukup tinggi senilai Rp10,58 triliun dari 41 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dimana untukseri acuan volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp2,33 triliun. Obligasi Negara seri FR0068 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,40 triliun dari 89 kali transaksi di harga rata - rata 99,74% diikuti oleh volume perdagangan Obligasi Negara seri FR0059 senilai Rp1,35 triliun dari 51 kali transaksi di harga rata - rata 93,35%.

 

·  Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp916,50 miliar dari 43 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Maybank Finance Tahap III Tahun 2016 Seri A (BIIF01ACN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp66 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 99,77% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Sarana Multi Infrastruktur Tahap I Tahun 2016 Seri A (SMII01ACN1) senilai Rp65 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 99,59%.

 

·  Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat terbatas di level 13555,00 per dollar Amerika, mengalami penguatan sebesar 5,00 pts (0,04%) dibandingkan dengan posisi penutupan sebelumnya. Bergerak terbatas pada kisaran 13512,00 hingga 13573,00 per dollar Amerika penguatan nilai tukar rupiah terjadi di tengah mata uang regional yang bergerak cukup bervariasi. Mata uang Yuan China (CNY) memimpin penguatan mata uang regional diikuti oleh mata uang Rupee India (INR). Adapun mata uang Yen Jepang (JPY) memimpin pelemahan mata uang regional diikuti oleh Dollar Taiwan (TWD) dan Dollar Singapura (SGD).

 

·  Sepanjang bulan November 2016, mata uang regional mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika di tengah menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang global pasca kemenangan Donald Trump sebagai presiden terpilih pada pemilihan umum di awal bulan November 2016. Pelemahan mata uang regional terbesar dalam bulan November 2016 adalah Yen Jepang (JPY) sebesar 7,44% diikuti oleh Ringgit Malaysia (MYR) sebesar 5,96% dan mata uang Rupiah sebesar 3,70%.

 

·  Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan berpeluang akan mengalami kenaikan meskipun akan dibatasi oleh faktor kembali naiknya tingkat imbal hasil surat utang global.

 

·  Imbal hasil dari dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup naik pada level 2,388% dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,292% di tengah investor yang masih menantikan rilis data sektor tenaga kerja pada akhir pekan ini. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga terlihat mengalami kenaikan masing - masing di level 0,281% dan 1,419%. Hal tersebut kami perkirakan juga akan berpengaruh terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika.

 

·  Sementara itu dari faktor dalam negeri, pelaku pasar akan mencermati data inflasi bulan November 2016 dimana analis memperkirakan bahwa di bulan November 2016 terjadi inflasi sebesar 0,32% mengalami peningkatan dibandingkan dengan inflasi di bulan Oktober 2016 yang sebesar 0,14%. Namun demikian, meskipun mengalami kenaikan, laju inflasi hingga akhir tahun 2016 masih akan terkendali.

 

·  Sedangkan secara teknikal, kenaikan harga Surat Utang Negara yang terjadi dalam beberapa hari perdagangan terakhir mulai mendorong perubahan tren pergerakan harga dari penurunan menjadi kenaikan. Dengan demikian akan terbuka peluang kenaikan harga Surat Utang Negara meskipun akan dibatasi oleh kenaikan imbal hasil surat utang global.

 

·  Dengan kombinasi beberapa faktor tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pegerakan harga Surat Utang Negara.

 

·  Rekomendasi : Didukung oleh volume perdagangan yang cukup besar serta memanfaatkan momentum kenaikan harga kami sarankan kepada investor dengan horizon investasi jangka pendek untuk melakukan strategi trading dengan pilihan pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah di tengah masih terbukanya peluang koreksi harga dalam jangka pendek jelang pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika (FOMC Meeting) di pertengahan Desember 2016. Bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang, kami masih merekomendasikan bei secara bertahap dengan pilihan pada Surat Utang Negara dengan tenor menengah dan panjang seperti FR0070, FR0058, FR0068, FR0057 dan FR0067.

 

·  PT Pemeringkat Efek Indonesia mempertahankan peringkat PT Mayora Indah Tbk pada peringkat "idAA-".

 

·  Peringkat Obligasi PT Indosat Tbk yang akan jatuh tempo dipertahankan pada peringkat "idAAA".

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group