Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

01 Agustus 2017

Fixed Income Notes 01 Agustus 2017

 

  • Stabilnya nilai tukar rupiah dorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara di tengah kenaikan imbal hasil surat utang global pada perdagangan di hari Senin, 31 Juli 2017. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 8 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1 bps dimana perubahan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor panjang. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 2 - 3 bps dengan adanya kenaikan harga hingga sebesar 10 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) yang mengalami perubahan terbatas kurang dari 1 bps dengan adanya perubahan harga terbatas sebesar 4 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang cenderung bergerak dengan mengalami penurunan berkisar antara 1 - 8 bps setelah didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 80 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang mengalami penurunan pada perdagangan kemarin didukung oleh stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tengah mata uang regional yang cenderung mengalami penguatan terhadap dollar Amerika.  Namun investor terlihat tidak cukup aktif melakukan pembelian Surat Utang Negara di pasar sekunder sehingga mendorong terbatasnya penurunan imbal hasilnya. 
  • Sehingga faktor tersebut mendorong terjadinya perubahan arah yang bervariasi pada imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan keseluruhan tenor pada perdagangan kemarin, bervariasinya perubahan imbal hasil seri acuan pada perdagangan kemarin terlihat terbatas untuk keseluruhan tenor dengan perubahan kurang dari 1 bps, untuk tenor 5 tahun, 10 tahun, dan 15 tahun masing - masing mengalami penurunan imbal hasil pada level 6,727%, 6,922% dan 7,363%. Sedangkan imbal hasil seri acuan dengan tenor 20 tahun terlihat mengalami kenaikan terbatas di level 7,609%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya masih terlihat mengalami penurunan di tengah kenaikan imbal hasil surat utang global. Imbal hasil dari INDO-47 mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 4,584% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 15 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-20 dan INDO-37 mengalami kenaikan sebesar 3 bps masing - masing di level 2,179% dan 4,561% setelah mengalami kenaikan harga masing - masing sebesar 4,5 bps dan 25 bps. Adapun untuk INDO-27 mengalami penurunan sebesar 3 bps di level 3,689% dengan didorong kenaikan harga sebesar 25 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin masih cukup besar, senilai Rp8,84 triliun dari 41 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp3,75 triliun. Obligasi Negara seri FR0061 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,81 triliun dari 47 kali transaksi di harga rata - rata 101,18% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0072 senilai Rp1,08 triliun dari 62 kali transaksi di harga rata - rata 107,29%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp753,91 miliar dari 29 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II PNM Tahap I Tahun 2017 Seri A (PNMP02ACN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp120 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100.02% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi I Oto Multiartha Tahun 2017 Seri B (OTMA01B) senilai Rp84 miliar dari 1 kali transaksi di harga 100,10%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup dengan mengalami pelemahan terbatas sebesar 2,00 pts (0,01%) pada level 13325,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan pengalami pergerakan yang berfluktuasi pada kisaran 13318,00 hingga 13329,00 per dollar Amerika. Pelemahan terbatas nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika yang juga didapati pada mata uang Dollar Hong Kong (HKD) terjadi di tengah mata uang regional yang mengalami penguatan terhadap dollar Amerika. Mata uang Baht Thailand (THB) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Dollar Taiwan (TWD) dan Won Korea Selatan (KRW) ditengah menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga SUN akan cenderung bergerak terbatas jelang lelang penjualan Sukuk Negara pada hari ini dimana Kementrian Keuangan akan melaksanakan lelang penjualan Sukuk Negara (Surat Berharga Syariah Negara/SBSN) dengan target penerbitan senilai Rp6 triliun dari lima Sukuk Negara yang ditawarkan kepada investor. Pada lelang sebelumnya, pemerintah meraup dana senilai Rp7,12 triliun dari total penawaran yang masuk senilai Rp15,38 triliun. Adapun pelaku pasar yang akan mencermati beberapa data ekonomi dari dalam negeri yang akan disampaikan pada hari ini diantaranya adalah data indeks manufaktur dan data inflasi di bulan Juli yang diperkirakan oleh analis ekonomi akan mengalami penurunan. Adapun data ekonomi global yang dinantikan pada hari ini adalah indeks manufaktur Amerika; serta personal income dan outlay. 
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup pada level 2,296% mengalami kenaikan dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,287%. Imbal hasil surat utang Jerman (Bund) dengan tenor yang sama juga ditutup dengan mengalami kenaikan di level 0,545%, sedangkan imbal hasil surat utang Inggris (Gilt)  dengan tenor 10 tahun terlihat mengalami penurunan terbatas di 1,229%. Kondisi tersebut kami perkirakan akan kembali membuka peluang terjadinya koreksi harga terhadap Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. 
  • Sementara itu secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada area konsolidasi sehingga dalam jangka pendek harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak mendatar (sideways). 
  • Rekomendasi : Dengan demikian, kami masih menyarankan kepada investor untuk melakukan strategi trading memanfaatkan momentum kenaikan harga Surat Utang Negara dengan pilihan masih pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek hingga menengah seperti seri FR0036, FR0031, FR0034, FR0069, ORI013, FR0053, FR0052, FR0057 dan FR0067.

 

  • Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 02022018 (new issuance), PBS011 (reopening), PBS012 (reopening), PBS013 (reopening), dan PBS014 (reopening) pada hari Selasa tanggal 1 Agustus 2017. 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group