Beranda

RESEARCH
27 Juli 2018

Fixed Income Notes 27 Juli 2018

  • Terbatasnya pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Kamis, 26 Juli 2018 disebabkan oleh minimnya katalis dari dalam dan luar negeri. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 5 bps dengan arah perubahan tingkat imbal hasil yang cukup bervariasi meskipun dengan kecenderungan masih mengalami penurunan. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan hingga sebesar 5 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 1 - 3 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan yang relatif terbatas hingga sebesar 2 bps didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 10 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) mengalami perubahan yang berkisar antara 1 - 5 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 20 bps. 
  • Terbatasnya pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh minimnya katalis dari dalam dan luar negeri dimana dari dalam negeri, katalis cukup terbatas pada perdagangan kemarin terbatasnya penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin. 
  • Terbatasnya pergerakan harga kami perkirakan juga turut dipengaruhi oleh pelaku pasar yang masih menantikan beberapa data ekonomi penting dari luar negeri yang akan disampaikan pada hari ini seperti data pertumbuhan ekonomi Amerika. Kondisi tersebut tercermin pada volume perdagangan Surat Utang Negara yang tidak begitu besar pada perdagangan kemarin. 
  • Sehingga secara keseluruhan, terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 2 bps di level 7,596% dan 10 tahun sebesar 2,5 bps di level 7,701% serta menyababkan terjadinya penurunan imbal hasil dari seri acuan dengan tenor 20 tahun relatif terbatas kurang dari 1 bps di level 8,150%. Sementara itu untuk tenor 15 tahun justru mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 8,072%. 
  • Adapun dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya mengalami penurunan ditengah imbal hasil surat utang gloobal yang mengalami kenaikan. Imbal hasil dari INDO-20 turun sebesar 2 bps di level 3,972% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 8 bps dan INDO-43 mengalami penurunan sebesar 3,5 bps di level 4,803% didorong oleh adanya kenaikan harga yang sebesar 50 bps. Adapun itu imbal hasil dari INDO-48 terlihat mengalami penurunan sebesar 3 bps di level 4,711% setelah didorong oleh kenaikan harga sebesar 40 bps.  Sementara INDO-28 mengalami penurunan yang relatif terbatas kurang dari 1 bps di level 4,209% didorong oleh kenaikan harga yang terbatas kurang dari 1 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp8,94 triliun dari 32 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan Surat Utang Negara seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,10 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,78 triliun dari 24 kali transaksi di harga rata - rata 96,15% yang diikuti oleh volume perdagangan Obligasi Negara seri FR0064, senilai Rp1,17 triliun dari 72 kali transaksi di harga rata - rata 89,55%. 
  • Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,11 triliun dari 69 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III Indomobil Finance Dengan Tingkat Bunga Tetap Tahap I Tahun 2017 Seri B (IMFI03BCN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdaganganterbesar, senilai Rp110 miliar dari 11 kali transaksi di harga rata - rata 99,03% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I PP Properti Tahap I Tahun 2018 Seri A (PPRO01ACN1) senilai Rp108 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 100,02%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup menguat sebesar 12,00 pts (0,08%) pada level 14431,00 per dollar Amerika setelah beregrak cukup bervariasi sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14431,00 hingga 14471,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika seiring dengan bervariasinya pergerakan mata uang regional terhadap dollar Amerika di tengah menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Won Korea Selatan (KRW) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Dollar Taiwan (TWD) dan Rupee India (INR). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak terbatas dengan arah pergerakan yang masih bervaraisi. 
  • Peluang terjadinya koreksi harga Surat Utang Negara dipengaruhi oleh faktor eksternal, dimana imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun diperdagangkan pada level 2,975% naik terbatas dari perdagangan sebelumnya. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga ditutup dengan penurunan masing - masing di level 0,408% dan 1,280%. Hal tersebut kami perkirakan akan berdampak positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. 
  • Hanya saja koreksi harga masih akan dibatasi oleh faktor teknikal, dimana harga Surat Utang Negara yang masih bergerak dalam tren kenaikan harga yang terjadi pada keseluruhan tenor. Kondisi tersebut akan membatasi peluang terjadinya penurunan harga Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan ini terlebih pelaku pasar masih akan menantikan data ekonomi domestik yang akan disampaikan pada pekan depan. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading di tengah pergerakan harga Surat Utang Negara yang cenderung beregrak berfluktuasi pada rentang perubahan harga yang relatif terbatas. Kami masih menyarankan beberapa seri Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah yang cukup menarik untuk diperdagangkan seperti seri FR0071, FR0073, FR0058, FR0074, FR0065, FR0068, FR0075. 
  • Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN 03181101 (New Issuance), SPN 12190801 (Reopening), FR0063 (Reopening), FR0064 (Reopening), FR0065 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 31 Juli 2018. 
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia memberikan peringkat “idBBB” untuk Obligasi PT Batavia Prosperindo Finance Tbk.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group