Beranda

RESEARCH
26 Juni 2018

Fixed Income Notes 26 Juni 2018

  • Defisit neraca perdagangan di bulan Mei 2018 serta melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dukung kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 25 Juni 2018. 
  • Penurunan imbal hasil berkisar antara 1 - 18 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 9 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada Surat Utang Negara dengan tenor panjang. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 4 - 18 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga yang berkisar antara 10 - 25 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 5 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga yang berkisar antara 1 - 20 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) mengalami kenaikan yang berkisar antara 1 - 18 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 6 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga yang berkisar antara 40 - 100 bps. 
  • Kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin didorong oleh aksi jual investor sebagai respon atas data neraca perdagangan. Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa di bulan Mei 2018 terjadi defisit neraca perdagangan sebesar US$1,52 miliar yang diperoleh dari nilai ekspor yang sebesar US$16,12 miliar dan nilai impor yang sebesar US$17,64 miliar. Dengan defisit neraca perdagangan di bulan Mei 2018 tersebut, maka neraca perdagangan tahun berjalan (YTD) mencatatkan defisit sebesar US$2,83 miliar. Hal tersebut menjadi katalis negatif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara dimana dengan adanya defisit tersebut akan mendorong penurunan cadangan devisa sehingga akan mengurangi kemampuan Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. 
  • Selain itu, kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin juga didukung oleh melemahnya nilai tukar rupiah jelang dimulainya pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia. Sehingga secara keseluruhan, kenaikan imbal hasil pada perdagangan kemarin telah mendorong imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun berada pada level 7,263 % (+5 bps), tenor 10 tahun berada pada level 7,552% (+6,5 bps), tenor 15 tahun berada pada level 7,997% (+6 bps) dan tenor 20 tahun berada pada level 8,031% (+9,5 bps). 
  • Adapun dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika juga ditutup dengan kecenderungan mengalami penurunan di tengah tren pergerakan imbal hasil surat utang global yang bergerak turun. Imbal hasil dari INDO-23 dan INDO-48 masing - masing ditutup turun sebesar 1 bps masing - masing di posisi 4,114% dan 4,979% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 5 dan 10 bps. Sedangkan imbal hasil dari INDO-28 ditutup turun sebesar  2 bps di level 4,411% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 15 bps. Sementara itu imbal hasil INDO-43 terlihat mengalami penurunan yang terbatas kurang dari 1 bps di level 5,135% didorong oleh kenaikan harga sebesar 10 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp10,92 triliun dari 28 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,17 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,81 triliun dari 69 kali transaksi di harga rata - rata 95,26% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0072 senilai Rp1,68 triliun dari 119 kali transaksi di harga rata - rata 100,47% 
  • Sedangkan volume perdagangan obligasi korporasi yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp630 miliar dari 37 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap I Tahun 2017 Seri A (SIBMTR01ACN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp100 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,11% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III Astra Sedaya Finance Tahap IV Tahun 2017 Seri A (ASDF03ACN4) senilai Rp60 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,15%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 73,00 pts (0,51%) pada level 14159,00 per dollar Amerika setelah bergerak pada kisaran 14104,00 hingga 14163,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika tersebut seiring dengan pelemahan mata uang regional di tengah penguatan dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Mata uang Peso Philippina (PHP) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika yang diikuti oleh Rupee India (INR) dan Won Korea Selatan (KRW). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan bergerak bervariasi sebagai respon atas data neraca perdagangan Indonesia serta dimulainya Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia. 
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun di level 2,882% setelah sempat berada pada kisaran 2,950%. Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga ditutup turun pada level 0,330% dan 1,294%. Kondisi tersebut kami perkirakan akan berdampak positif terhadap perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi rupiah maupun dollar Amerika pada perdagangan hari ini. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara mulai menunjukkan sinyal tren penurunan harga pada keseluruhan tenor memberikan peluang kembali terjadinya penurunan harga pada perdagangan hari ini. Hanya saja penurunan harga akan dibatasi oleh adanya sinyal bahwa beberapa seri Surat Utang Negara telah mendekati area jenuh jual (oversold). 
  • Rekomendasi : beberapa faktor tersebut, maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan melakukan strategi trading memanfaatkan momentum tren kenaikan harga. Beberapa pilihan yang masih menarik adalah seri FR0056, FR0059, ORI013, FR0071, FR0073, FR0058, FR0074, FR0065, FR0068, FR0072 dan FR0075. 
  • Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 01122018 (reopening), PBS002 (reopening), PBS004 (reopening), PBS012 (reopening), PBS016 (reopening), dan PBS017 (reopening) pada hari Selasa tanggal 26 Juni 2018.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group