Beranda

RESEARCH
26 Juli 2018

Fixed Income Notes 26 Juli 2018

  • Meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah seiring dengan menguatnya mata uang regional terhadap dollar Amerika mendukung penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 25 Juli 2018. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil masih terbatas, berkisar antara 1 - 6 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 2 bps dimana Surat Utang Negara dengan tenor 1 - 20 tahun yang bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan sebesar 1 - 6 didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 30 bps. 
  • Penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin didukung oleh meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tengah melemahnya dollar Amerika jelang disampaikannya data GDP Amerika. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin juga masih didorong oleh turunnya imbal hasil surat utang regional kecuali surat utang India yang mengalami kenaikan imbal hasil. 
  • Secara keseluruhan, pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan masing - masing sebesar 5,5 bps dimana untuk tenor 5 tahun ditutup pada level 7,617%, sebesar 4 bps untuk tenor 10 tahun ditutup pada level 7,725% dan sebesar 3 bps untuk tenor 20 tahun ditutup pada level 8,156%. Adapun imbal hasil seri acuan dengan tenor 15 tahun justru mengalami kenaikan kuang dari 1 bps di level 8,059%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya masih mengalami penurunan di tengah kenaikan imbal hasil dari US Treasury jelang disampaikannya data GDP Amerika. Imbal hasil dari INDO-28 mengalami turun sebesar 4,5 bps di level 4,209% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 35 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-43 ditutup dengan turun sebesar 6,5 bps di level 4,836% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 90 bps dan imbal hasil dari INDO-48 yang dititutup turun sebesar 6 bps di level 4,739% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 25 bps. Adapun imbal hasil INDO-23 justru mengalami kenaikan walaupun relatif terbatas kurang dari 1 bps di level 3,992%. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp7,29 triliun dari 38 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp1,71 triliun. Obligasi Negara seri FR0073 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp700 miliar dari 11 kali transaksi di harga rata - rata 104,08% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0064 senilai Rp552 miliar dari 28 kali transaksi di harga rata - rata 89,4%. 
  • Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,46 triliun dari 65 seri obligasi korporsi yang diperdagangkan. Obligasi II Oto Multiartha Tahun 2018 Seri B (OTMA02B) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp263 miliar dari 11 kali transaksi di harga rata - rata 99,58% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank III Tahap V Tahun 2017 Seri A(BEXI03ACN5) senilai Rp74 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 99,08%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat sebesar 0,70 pts (0,48%) di level 14475,00 per dollar Amerika setelah sempat mengalami pelemahan di awal pekan. Bergerak menguat sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14475,00 hingga 14525,00 per dollar Amerika, penguatan tersebut seiring dengan tren penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh mata uang Rupiah dan Yuan China (CNY). 
  • Pada perdagangan hari ini, kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak bervariasi di tengah imbal hasil surat utang global yang mengalami kenaikan pada perdahangan kemarin. Namun dari dalam negeri cenderung memberikan katalis positif pada perdagangan hari dari sisi nilai tukar rupiah serta investor asing hingga akhir Juli 2018 masih terlihat net buy pada Surat Berharga Negara. 
  • Sementara itu dari faktor eksternal, pergerakan imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin ditutup bervariasi jelang disampaikannya GDP Amerika. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 2,973% dari posisi penutupan sebelumnya yang berada pada level 2,950%. Sedangkan imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama justru ditutup turun di level 1,272% dari level 1,268%, sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) juga ditutup turun di level 0,395%. Kenaikan imbal hasil dari US Treasury kami perkirakan akan kembali menekan pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi dollar Amerika. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada area jenuh jual dengan adanya sinyal perubahan menjadi tren kenaikan harga untuk Surat Utang Negara. Hal tersebut kami perkirakan akan meningkatkan peluang terjadinya kenaikan harga Surat Utang Negara dalam jangka pendek. 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut, kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading di tengah herga Surat Utang Negara yang masih akan bergerak berfluktuasi jelang pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. Seri - seri yang dapat diperdagangkan diantaranya adalah : FR0073, FR0058, FR0074, FR0065, FR0068, FR0072, FR0075, FR0067. 
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia memberikan peringkat “idA+” kepada PT Jakarta Lingkar Baratsatu.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group