Beranda

RESEARCH
25 Oktober 2018

Fixed Income Notes 25 Oktober 2018

  • Harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 24 Oktober 2018 bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan seiring dengan tren kenaikan harga surat utang global di tengah gejolak yang terjadi di pasar saham. 
  • Perubahan harga Surat Utang Negara yang terjadi berkisar antara 3 hingga 70 bps yang berdampak terhadap adanya perubahan tingkat imbal hasil yang berkisar antara 1 hingga 12 bps dengan rata - rata mengalami penurunan imbal hasil sebesar 3 bps. Harga Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami kenaikan hingga sebesar 20 bps yang mendorong terjadinya penurunan imbal hasil yang berkisar antara 2 bps hingga 6 bps. Adapun harga Surat Utang Negara dengan tenor menengah mengalami kenaikan yang berkisar antara 5 bps hingga 15 bps yang berdampak terhadap penurunan imbal hasil hingga sebesar 4 bps. Sedangkan untuk Surat Utang Negara dengan tenor panjang mengalami pergerakan harga yang cenderung mengalami kenaikan hingga sebesar 70 bps sehingga mengalami penurunan imbal hasil yang berkisar antara 1 hingga 12 bps meskipun tidak semua Surat Utang Negara bertenor panjang mengalami penurunan imbal hasil. Kenaikan harga juga didapati pada keseluruhan Surat Utang Negara seri acuan, dimana untuk tenor 10 tahun dan 15 tahun mengalami kenaikan sebesar 35 bps yang berdampak terhadap penurunan imbal hasilnya masing - masing sebesar 6 bps dan 5 bps di level 8,536% dan 8,790%. Adapun harga dari seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 20 tahun mengalami kenaikan sebesar 15 bps sehingga mendorong penurunan imbal hasilnya masing - masing sebesar 4 bps dan 2 bps di level 8,364% dan 9,004%.
  • Kenaikan harga Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin didorong oleh faktor eksternal dimana harga surat utang global yang mengalami kenaikan ditengah meningkatnya permintaan instrumen yang lebih aman seiring dengan koreksi yang terjadi di pasar saham. Selain itu, kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin juga didukung oleh hasil positif dari lelang Surat Utang Negara yang tercermin pada masih tingginya jumlah permintaan yang masuk pada lelang kemarin. 
  • Pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika pada perdagangan kemarin bergerak bervariasi di tengah beragamnya sentimen. Perubahan harga yang terjadi relatif terbatas dengan arah pergerakan harga yang bervariasi dimana beberapa seri mengalami kenaikan harga seperti INDO23, INDO28 dan INDO43 yang mengalami kenaikan hingga sebesar 10 bps seiring dengan kenaikan harga surat utang global. Adapun untuk harga dari INDO25, INDO35 dan INDO45 terlihat mengalami penurunan di tengah meningkatnya persepsi risiko yang tercermin pada masih berlanjutnya kenaikan angka Credit Default Swap (CDS). 
  • Volume perdagangan Surat Berharga Negara yang dileporkan pada perdagangan kemarin mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya, senilai Rp10,76 triliun dari 36 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan senilai Rp2,04 triliun. Obligasi Negara seri FR0078 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp2,98 triliun dari 96 kali transaksi di harga rata - rata 96,92% dan diikuti oleh perdagangan seri FR0069 senilai Rp1,13 triliun dari 16 kali transaksi di harga rata - rata 100,54%. Adapun Project Based Sukuk seri PBS016 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp160,0 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 98,06% dan diikuti oleh perdagangan PBS013 senilai Rp26,0 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 99,70%. 
  • Sementara itu dari perdagangan surat utang korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp794,03 miliar dari 40 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan. Obligasi I Jakarta Lingkar Baratsatu Tahun 2018 Seri A (JLBS01A) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp208,0 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,05% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II PLN Tahap III Tahun 2018 Seri E (PPLN02ECN3) senilai Rp100,0 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 100,02%. 
  • Nilai tukar Rupiah ditutup dengan mengalami pelemahan terbatas sebesar 5,50 pts (0,04%) di level 15197,00 per Dollar Amerika setelah bergerak dengan arah perubahan yang berfluktuasi sepanjang sesi perdagangan di kisaran 15180,00 hingga 15198,00 per Dollar Amerika. Pergerakan mata uang regional terhadap Dollar Amerika juga terlihat bervariasi dimana mata uang Baht Thailand (THB) mengalami pelemahan sebesar 0,32% yang diikuti oleh mata uang Yen Jepang (JPY) sebesar 0,16%. Adapun mata uang Rupee India (INR) memimpin penguatan mata uang regional, dengan mengalami penguatan sebesar 0,49% yang diikuti oleh Won korea Selatan (KRW) sebesar 0,47%. 
  • Imbal hasil surat utang global bergerak dengan mengalami penurunan ditengah meningkatnya permintaan terhadap instrumen yang lebih aman seiring dengan koreksi yang terjadi di pasar saham. Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun ditutup dengan mengalami penurunan di level 3,117% dan  3,336% setelah indeks pasar saham Amerika mengalami koreksi yang berkisar antara 2,41% hingga 4,43% untuk masing - masing indeks saham utamanya. Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) juga mengalami penurunan di level 0,394% dan 1,444%. Sedangkan imbal hasil surat utang Jepang dan Thailand terlihat mengalami penurunan di level 0,128% dan 2,844%.
  • Kenaikan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin secara teknikal telah mendukung adanya sinyal tren kenaikan harga Surat Utang Negara dalam jangka pendek. Hanya saja kenaikan harga masih akan dibatasi oleh faktor tren pergerakan harga dalam jangka menengah dan panjang yang masih menunjukkan tren penurunan harga. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak dengan arah pergerakan harga yang bervariasi. Peluang kenaikan harga di pasar sekunder akan didukung oleh pergerakan imbal hasil surat utang global yang menunjukkan penurunan. Hanya saja meningkatnya persepsi risiko yang dipengaruhi oleh koreksi yang terjadi di pasar saham global akan membatasi kenaikan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Pergerakan nilai tukar Rupiah yang relatif terjaga dalam beberapa hari terakhir akan menjadi katalis positif bagi pergerakan harga Surat Utang negara di pasar sekunder. Investor pada hari ini juga masih akan mencermati hasil dari rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB Meeting).
  • Rekomendasi :Kami masih merekomendasikan Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah yang menawarkan tingkat imbal hasil yang menarik dengan tingakt risiko fluktuasi harga yang lebih rendah dibandingkan dengan yang didapati pada tenor panjang. Dengan inflasi yang masih terjaga, imbal hasil yang ditawarkan Surat Utang Negara masih akan menarik bagi investor. Beberapa seri yang dapat dijadikan pilihan diantaranya adalah sebagai berikut : *ORI013, ORI014, SR008, SR009, FR0069, FR0053, FR0061, FR0035, FR0043, FR0063, FR0070, FR0056 dan FR0042. *
  • Kepemilikan investor asing di Surat Berharga Negara menunjukkan kenaikan.
  • Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III 2018 tidak sekuat perkiraan.
  •  

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group