Beranda

RESEARCH
23 November 2018

Fixed Income Notes 23 November 2018

  • Harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 22 November 2018 kembali mengalami kenaikan seiring dengan penguatan nilai tukar Rupiah.
  • Kenaikan harga yang terjadi pada hampir keseluruhan seri Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin mencapai 50 bps sehingga mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara hingga mencapai 9 bps. Harga Surat Utang Negara dengan tenor pendek bergerak dengan arah perubahan yang bervariasi hingga sebesar 5 bps yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkat imbal hasilnya hingga sebesar 4 bps. Adapun harga dari Surat Utang Negara dengan tenor menengah terlihat mengalami kenaikan berkisar antara 5 bps hingga 50 bps yang mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasil yang berkisar antara 2 bps hingga 9 bps. Sedangkan adanya kenaikan harga Surat Utang Negara tenor panjang yang mencapai 40 bps telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasilnya yang berkisar antara 1 bps hingga 4 bps. Harga Surat Utang Negara seri acuan pada perdagangan kemarin juga terlihat mengalami kenaikan pada keseluruhan tenor. Kenaikan harga sebesar 5 bps pada Surat Utang Negara dengan tenor 5 tahun dan sebesar 10 bps pada tenor 15 tahun telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil kedua seri tersebut masing - masing sebesar 1,5 bps di level 7,914% dan 8,263%. Adapun kenaikan harga sebesar 25 bps pada seri acuan tenor 10 tahun dan sebesar 20 bps pada seri acuan tenor 20 tahun mendorong terjadinya penurunan imbal hasil sebesar 3 bps dan 2 bps masing - masing di level 7,913% dan 8,384%.
  • Terjadinya kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin didukung oleh penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika. Selain itu, keputusan pemerintah untuk membatalkan jadwal pelaksanaan lelang penjualan Surat Berharga Negara hingga akhir tahun 2018 juga menjadi katalis positif bagi perdagangan Surat Utang Negara di pasar sekunder. Hanya saja, kenaikan harga yang terjadi masih terbatas di tengah kembali meningkatnya persepsi risiko yang tercermin pada kenaikan angka Credit Default Swap (CDS). Meskipun bergerak dalam rentang harga yang terbatas, investor cukup aktif melakukan transaksi di pasar sekunder yang tercermin pada volume perdagangan yang cukup besar. Adapun dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, tidak terlihat perubahan harga di tengah liburnya pasar keuangan Amerika Serikat dalam rangka perayaan Thanksgiving. 
  • Volume perdagangan Surat Berharga Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp10,28 triliun dari 33 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan senilai Rp2,42 triliun. Obligasi Negara seri FR0078menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,575 triliun dari 108 kali transaksi di harga rata - rata 101,78% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri 
  • FR0077 senilai Rp1,541 triliun dari 79 kali transaksi di harga rata - rata 100,97%. Sementara itu Surat Perbendaharaan Negara seri SPNS11012019menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp296,00 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 99,23% dan diikuti oleh perdagangan Project Based Sukuk seri PBS013 senilai Rp134,00 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 99,85%. 
  • Dari perdagangan surat utang korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp425,17 miliar dari 36 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap I Tahun 2017 Seri B (ADMF04BCN1) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp67,00 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 97,98% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Adhi Karya Tahap I Tahun 2017 (ADHI02CN1) senilai Rp40,00 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 99,15%.
  • Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup menguat sebesar 22,50 pts (0,15%) di level 14580,00 per Dollar Amerika. Dibuka pada level 14604,00 per Dollar Amerika, pergerakan nilai tukar Rupiah cenderung mengalami penguatan dengan bergerak pada kisaran 14570,00 hingga 14606,50 per Dollar Amerika. Nilai tukar mata uang regional pada perdagangan kemarin bergerak bervariasi, dengan mata uang Rupee India (INR) memimpin penguatan mata uang regional sebesar 0,71% yang diikuti oleh mata uang Won Korea Selatan (KRW) sebesar 0,19%. Sedangkan mata uang Peso Philippina (PHP) mengalami pelemahan terhadap Dollar Amerika, sebesar 0,13% dan diikuti oleh mata uang Yuan China (CNY) sebesar 0,08%.
  • Imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin bergerak bervariasi di tengah liburnya pasar keuangan Amerika Serikat. Imbal hasil dari surat utang Inggris pada perdagangan kemarin ditutup dengan kenaikan di level 1,419% begitu pula surat utang Thailand yang ditutup naik di level 2,719%. Adapun surat utang Jerman terlihat mengalami penurunan imbal hasil di level 0,367% dan dan juga imbal hasil surat utang Philippina yang ditutup turun di level 7,053%. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan kembali berpeluang mengalami kenaikan di tengah terbatasnya pasokan Surat Utang Negara di pasar perdana seiring dengan keputusan pemerintah untuk membatalkan agenda lelang penjualan Surat Berharga Negara hingga akhir tahun 2018. Hal tersebut akan mendorong investor yang membutuhkan penempatan dana di instrumen Surat Berharga Negara akan melakukan pembelian di pasar sekunder sehingga akan berdampak terhadap kenaikan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Sementara itu secara teknikal, harga Surat Utang Negara  yang mendekati area jenuh beli (overbought) akan membatasi potensi kenaikan harga di pasar sekunder. Indikator teknikal juga menunjukkan bahwa harga Surat Utang Negara memasuki area konsolidasi. 
  • Rekomendasi : Dengan masih berpeluangnya kenaikan harga Surat Utang Negara, maka kami sarankan kepada investor untuk melakukan strategi trading memanfaatkan momentum kenaikan harga. Di tengah beberapa seri Surat Utang negara yang secara relatif lebih mahal dibandingkan dengan seri lainnya dengan tenor yang hampir sama, maka kami menyarankan kepada investor yang ingin menempatkan dananya pada Surat Utang Negara untuk mencermati beberapa seri yang kami lihat masih cukup menarik, yaitu : *FR0043, FR0070, FR0071, FR0073, FR0074, FR0068 dan FR0072. *
  • Pemerintah memutuskan untuk membatalkan jadwal pelaksanaan lelang penjualan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar domestik. 
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menetapkan peringkat "idAA-" terhadap Obligasi yang akan diterbitkan oleh PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group