Beranda

RESEARCH
21 Januari 2019

Fixed Income Notes 21 Januari 2019

  • Perdagangan hari Jumat, 18 Januari 2019 masih bergerak dengan mengalami perubahan imbal hasil yang bervariasi ditengah meredanya tekanan terhadap nilai tukar Rupiah
  • Perdagangan yang terjadi pada hari Jumat, tanggal 18 Januari 2019 mengalami perubahan tingkat imbal hasil yang bervariasi dengan mengalami perubahan hingga sebesar 7 bps ditengah meredanya tekanan terhadap nilai tukar Rupiah. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah, yaitu di bawah 7 tahun terlihat mengalami penurunan imbal hasil hingga sebesar 4 bps yang didorong oleh adanya kenaikan harga yang mencapai 13 bps. Adapun untuk tenor panjang, diatas 7 tahun, arah perubahan imbal hasil cukup beragam. Surat Utang Negara dengan seri acuan mengalami perubahan tingkat imbal hasil yang beragam dengan mengalami perubahan hingga sebesar 1,5 bps yang didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 14 bps.
  • Perubahan tingkat imbal hasil pada perdagangan kemarin terjadi ditengah meredanya tekanan terhadap nilai tukar Rupiah. Hal ini disebabkan karena optimisme pasar terhadap negosiasi dagang antara Amerika dan China mulai terlihat. Amerika memberikan pernyataan bahwa mereka akan melonggarkan tarif barang impor dari China. Isu seputar tarif ini menjadi sentimen positif bagi perilaku pasar dimana hal ini akan memunculkan harapan prospek ekonomi yang lebih baik di China dan Amerika Serikat, serta di pasar global, termasuk Indonesia.
  • Seiring dengan pergerakan imbal hasil US Treasury yang menunjukkan kenaikan, imbal hasil Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika menunjukkan perubahan yang bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan pada hampir keseluruhan seri Surat Utang Negara. Imbal hasil dari INDO24 dan INDO29 mengalami penurunan masing-masing sebesar 3,5 bps di level 4,014% didorong oleh adanya kenaikan harga hingga 16,4 bps dan  0,31 bps di level 4,357% yang didorong oleh adanya kenaikan harga sebesar 2,6 bps. Adapun imbal hasil dari INDO44 pada perdagangan kemarin ditutup dengan mengalami penurunan sebesar 0,42 bps di level 5,080% yang didorong kenaikan harga sebesar 6,9 bps. Sedangkan untuk INDO49 mengalami kenaikan imbal hasil sebesar 1,25 bps yang sehingga mengalami penurunan harga sebesar 20 bps.
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan hari Jumat, 18 Januari 2019 senilai Rp 10,38 triliun dari 36 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan terbesar tercatat pada seri FR0068 yaitu sebesar Rp1,815 triliun dari 68 kali transaksi dan diikuti oleh Surat Utang Negara seri FR0069 dengan volume perdagangan sebesar Rp1,055 triliun dari 4 kali transaksi. Adapun untuk perdagangan Sukuk Negara, Sukuk Negara Ritel dengan seri SR008 menduduki volume perdagangan tertinggi dengan volume Rp141,32 miliar dari 12 kali transaksi dan diikuti oleh Sukuk Negara Ritel dengan seri SR009 yang mencapai volume sebesar Rp107,90 miliar dari 21 kali transaksi.
  • Adapun volume perdagangan surat utang korporasi yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp697,95 miliar dari 29 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank IV Tahap III Tahun 2018 Seri A (BEXI04ACN3) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp250,00 miliar dari 6 kali transaksi yang diikuti oleh perdagangan Obligasi V Bank Sulut Tahun 2014 (BSLT05) senilai Rp80,00 miliar dari 4 kali transaksi. Adapun untuk volume perdagangan terbesar urutan ketiga dan keempat berada pada Obligasi Berkelanjutan III Mandala Multifinance Tahap I Tahun 2018 Seri B (MFIN03BCN1) dan Obligasi Berkelanjutan III FIF Tahap III Tahun 2018 Seri A (FIFA03ACN3) yang mempunyai volume perdagangan masing-masing sebesar Rp75,00 miliar dengan 1 kali transaksi dan Rp57,00 miliar dengan 2 kali transaksi.
  • Pada perdagangan kemarin hari Jumat, tanggal 18 Januari 2019 nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika ditutup menguat terbatas di level 14177,50 per Dollar Amerika, mengalami penguatan sebesar 14,00 pts (0,10%) setelah bergerak dengan mengalami penguatan sejak awal perdagangan di kisaran 14155,00 hingga 14195,00 per Dollar Amerika. Penguatan nilai tukar Rupiah pada perdagangan kemarin terjadi di tengah bervariasinya arah perubahan nilai tukar mata uang regional. Mata uang Indonesia (IDR) memimpin penguatan mata uang regional sebesar 0,10% terhadap Dollar Amerika dan diikuti oleh mata uang Baht Thailand (THB) dan mata uang Won Korea Selatan (KRW) masing-masing sebesar 0,09% dan 0,04%. Adapun mata uang Peso Filipina (PHP) memimpin pelemahan mata uang regional sebesar 0,20% dan diiringi dengan mata uang Yen Jepang (JPY) yang melemah sebesar 0,16% terhadap mata uang Dollar Amerika.
  • Imbal hasil US Treasury bertenor 10 tahun ditutup dengan kondisi menguat terbatas sebesar 4 bps berada pada level 2,788% serta Imbal hasil US Treasury dengan tenor 30 tahun mengalami kenaikan sebesar 2 bps di level 3,10%. Hal ini seiring dengan menguatnya kondisi pasar saham Amerika Serikat dimana indeks saham utamanya mengalami penguatan sebesar 103 bps di level 7157,23 (NASDAQ) dan indeks DJIA menguat sebesar 138 bps sehingga berada pada level 24706,35. Adapun imbal hasil surat utang Inggris bertenor 10 tahun menguat pada level 1,356% sedangkan surat utang jerman dengan tenor 10 tahun mengalami penurunan sehingga berada pada level 0,26%.
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan kembali berpotensi untuk mengalami kenaikan yang didukung oleh faktor eksternal. Adapun meredanya tekanan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika yang disebabkan oleh membaiknya hubungan dagang antara China dan Amerika akan memunculkan optimisme para pelaku pasar. Hal ini dapat menjadi katalis positif bagi pasar keuangan global yang kami perkirakan juga akan berdampak terhadap pasar keuangan domestik. Tingkat imbal hasil US Treasury untuk tenor 10 tahun yang terjaga di bawah level 3,00% akan menjadi katalis bagi pasar Surat Berharga Negara terutama pada Surat Berharga Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika. 
  • Rekomendasi Dengan harga Surat Utang Negara yang masih berpeluang untuk mengalami kenaikan, terutama pada Surat Utang Negara dengan tenor diatas 7 tahun maka kami menyarankan kepada investor untuk mencermati beberapa Surat Utang Negara dan melakukan strategi trading untuk memanfaatkan momentum kenaikan harga tersebut. Beberapa seri Surat Utang Negara yang perlu dicermati adalah berikut ini: FR0069, FR0053, FR0070, FR0073, FR0057 dan FR0063.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group