Beranda

RESEARCH
18 Juli 2018

Fixed Income Notes 18 Juli 2018

  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 17 Juli 2018 bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan di tengah pelaku pasar yang melakukan aksi jual di pasar sekunder. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil relatif terbatas, berkisar antara 1 - 5 bps dimana pada tenor pendek imbal hasilnya cenderung mengalami penurunan. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) dan menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 5 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 20 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) cenderung mengalami kenaikan hingga sebesar 5 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 50 bps. 
  • Terbatasnya perubahan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh investor yang melakukan aksi jual pada perdagangan kemarin ditengah imbal hasil US Treasury yang mengalami kenaikan. 
  • Adapun dari pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara, pemerintah meraup dana senilai Rp20 triliun dari total penawaran yang masuk senilai Rp38,16 triliun. Jumlah penawaran yang masuk mengalami kenaikan dibandingkan dengan lelang sebelumnya yang senilai Rp21,46 triliun serta dari nilai yang dimenangkan, lebih tinggi dari lelang sebelumnya yang sebesar Rp11,32 triliun. Tingginya jumlah penawaran serta cukup agresifnya penawaran yang dilakukan oleh investor terutama pada seri Surat Perbendaharaan Negara mendorong pemerintah untuk memenangkan lelang di batas atas maksimum target penerbitan. Hanya saja, hasil positif dari pelaksanaan lelang tersebut tidak cukup mampu menahan terjadinya koreksi harga Surat Utang Negara, terutama pada Surat Utang Negara dengan tenor panjang. 
  • Secara keseluruhan, perdagangan kemarin telah mendorong kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun masing - masing sebesar 5 bps di level 7,490% dan 7,542%. Adapun untuk tenor 15 tahun imbal hasilnya naik sebesar 1 bps di level 7,810% dan untuk seri acuan dengan tenor 10 tahun tingkat imbal hasilnya mengalami kenaikan sebesar 2,5 bps di level 7,996%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya cenderung mengalami kenaikan terbatas di tengah pergerakan imbal hasil dari US Treasury yang juga cenderung mengalami kenaikan. Imbal hasil dari INDO-28 dan INDO-43 masng - masing mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 4,207% dan 4,855% setelah didorong oleh adanya koreksi harga yang sebesar 10 bps dan 15 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-48 terlihat mengalami kenaikan sebesar 3 bps di level 4,660% setelah mengalami koreksi harga sebesar 50 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-23 cenderung mengalami penurunan terbatas kurang dari 1 bps di level 3.949% didorong oleh kenaikan harga yang juga terbatas. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp18,89 triliun dari 33 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan mencapai Rp13,24 triliun. Obligasi Negara seri FR0064 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp6,85 triliun dari 133 kali transaksi di harga rata - rata 92,9% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0063 senilai Rp4,32 triliun dari 93 kali transaksi di harga rata - rata 92,74%. 
  • Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,62 triliun dari 63 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III Bank OCBC NISP Tahap I Tahun 2018 Seri A (NISP03ACN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp475 miliar dari 15 kali transaksi di harga rata - rata 100,02% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Indosat Tahap I Tahun 2014 Seri B (ISAT01BCN1) senilai Rp180 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 103,5%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup pada level 14378,00 per dollar Amerika, mengalami penguatan sebesar 16,00 pts (0,11%) dibandingkan dengan posisi penutupan sebelumnya setelah bergerak pada kisaran 14372,00 hingga 14393,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah tersebut terjadi di saat mata uang regional cenderung bergerak mengalami penguatan terhadap dollar Amerika, dimana penguatan dipimpin oleh Won Korea Selatan (KRW), Peso Philippina (PHP) dan Rupee India (INR). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung mengalami keniakan ditengah masih akan mengalami penguatan nilai tukar rupaih terhadap dollar Amerika jelang dimulainya Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia serta suksesnya lelang pada perdagangan kemarin. 
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup naik terbatas di level 2,864% begitu pula dengan tenor 30 tahun yang naik pada kisaran 2,971%. Namun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) terlihat mengalami penurunan masing - masing di level 0,349% dan 1,263%. Hal tersebut kami perkirakan akan berdampak positif terhadap pergerakan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pada perdagangan hari ini. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara secara keseluruhan masih berada pada tren kenaikan harga, sehingga akan membuka peluang terjadinya kenaikan harga dalam jangka pendek di tengah harga Surat Utang Negara yang masih berada di area konsoldiasi sehingga masih membuka adanya peluang aksi beli oleh investor. 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara. Peluang kenaikan harga di pasar sekunder dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan strategi trading dengan pilihan masih pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah seperti seri FR0069, FR0058, ORI013, FR0074, FR0068, FR0072 dan FR0067. 
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp20,00 triliun dari lelang penjualan Surat Utang Negara seri SPN 03181018 (New Issuance), SPN 12190411 (Reopening), FR0063 (Reopening), FR0064 (Reopening), FR0075 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 17 Juli 2018.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group