Beranda

RESEARCH
14 November 2018

Fixed Income Notes 14 November 2018

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 13 November 2018 bergerak berfluktuasi dan ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan di tengah pergerakan nilai tukar Rupiah yang juga bergerak berfluktuasi.
  • Perubahan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 bps hingga 10 bps dimana perubahan imbal hasil yang terjadi cenderung mengalami kenaikan. Imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami kenaikan terbatas, hingga sebesar 2 bps di tengah penurunan harganya yang berkisar antara 2 bps hingga 7 bps. Sementara itu arah perubahan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah mengalami cukup bervariasi berkisar antara 1 bps hingga 3 bps di tengah adanya perubahan harga yang mencapai 15 bps. Sedangkan untuk Surat Utang Negara dengan tenor panjang, arah perubahan tingkat imbal hasilnya juga bervariasi dengan perubahan yang mencapai 10 bps di tengah perubahan harga yang berkisar antara 10 bps hingga 95 bps. Adapun untuk Surat Utang Negara seri acuan, tingkat imbal hasilnya mengalami penurunan dimana untuk tenor 5 tahun mengalami penuruan sebesar 1 bps di level 8,002% dan untuk tenor 10 tahun mengalami penurunan sebesar 6 bps di level 8,129%. Sedangkan seri acuan dengan tenor 15 tahun mengalami penurunan sebesar 4 bps di level 8,412% dan penurunan imbal hasil sebesar 3 bps didapati pada seri acuan dengan tenor 20 tahun di level 8,607%.
  • Berfluktuasinya pergerakan tingkat imbal hasil pada perdagangan kemarin dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika. Pada awal perdagangan, imbal hasil Surat Utang Negara cenderung mengalami kenaikan di tengah koreksi harga yang terjadi di pasar sekunder seiring dengan nilai tukar Rupiah yang dibuka melemah terhadap Dollar Amerika di posisi 14862,50 per Dollar Amerika. Bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan harga Surat Utang Negara di sepanjang sesi perdagangan, harga Surat Utang negara mulai menunjukkan perubahan arah menjadi kenaikan jelang berakhirnya sesi perdagangan di tengah meredanya tekanan terhadap nilai tukar Rupiah yang justru berbalik dengan mengalani penguatan terhadap Dollar Amerika di akhir sesi perdagangan. Hanya saja, kenaikan harga Surat Utang Negara yang terjadi jelang berakhirnya sesi perdagangan tersebut terjadi pada beberapa seri Surat Utang Negara, sementara sebagian besar seri lainnya masih terlihat mengalami penurunan. Volume perdagangan yang tidak begitu besar pada perdagangan kemarin mengindikasikan bahwa pelaku pasar masih menahan diri untuk melakukan transaksi di pasar sekudner. Sedangkan dari lelang penjualan Sukuk Negara, pemerintah meraup dana senilai Rp4,11 triliun dari total penawaran yang masuk senilai Rp11,02 triliun. Jumlah penawaran yang masuk serta hasil dari penerbitan lelang pada lelnag tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan lelang sebelumnya yang mencapai Rp5,62 triliun dengan total penawaran senilai Rp11,30 triliun. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, perubahan harga yang terjadi relatif terbatas dengan kecenderungan mengalami penurunan dibandingkan dengan level penutupan pada perdagangan sebelumnya. Terbatasnya perubahan harga tersebut menyebabkan tingkat imbal hasilnya tidak banyak mengalami perubahan. Imbal hasil dari INDO24 mengalami kenaikan kurang dari 1 bps di level 4,667% setelah mengalami penurunan harga sebesar 4 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO43 mengalami kenaikan yang juga kurang dari 1 bps di level 5,431% setelah mengalami koreksi harga sebesar 5 bps.
  • Volume perdagangan Surat Berharga Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp4,92 triliun dari 36 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan senilai Rp1,12 triliun. Obligasi Negara seri FR0078menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,07 triliun dari 56 kali transaksi di harga rata - rata 100,39% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0064 senilai Rp484,52 miliar dari 35 di harga rata - rata 86,82%. Adapun dari perdagangan Sukuk Negara, Project Based Sukuk seri PBS016 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp205,00 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 98,38% yang diikuti oleh perdagangan Surat Perbendaharaan Negara seri SPNS11012019 senilai Rp100,00 miliar dari satu kali transaksi di harga 99,12%.
  • Sedangkan volume perdagangan surat utang korporasi yang dileporkan pada perdagangan kemarin mencapai Rp997,90 miliar dari 54 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III Medco Energi Internasional Tahap II Tahun 2018 Seri A (MEDC03ACN2) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp286,00 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 100,47% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi I Pelindo IV Tahun 2018 Seri B (PIKI01B) senilai Rp63,00 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 98,73%. 
  • Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup menguat terbatas sebesar 15,00 pts (0,10%) di level 14805,00 per Dollar Amerika. Bergerak pada kisaran 14799,00 hingga  14935,00 per Dollar Amerika, nilai tukar Rupiah dibuka melemah sejak awal perdagangan hingga pertengahan sesi perdagangan dan ditutup dengan adanya penguatan di tengah upaya dari pemerintah China dan Amerika Serikat yang berupaya untuk menyelesaikan permasalahan perang dagang diantara kedua negara tersebut. Mata uang Rupoah ditutup menguat seiring dengan pergerakan mata uang regional yang juge bergerak dengan kecenderungan mengalami penguatan terhadap Dollar Amerika. Mata unag Rupee India (INR) memimpin penguatan mata uang regional, sebesar 0,38% yang diikuti oleh mata uang Peso Philippina (PHP) sebesar 0,37% dan Baht Thailand (THB) sebesar 0,27%. Adapun mata uang Yen Jepang (JPY) dan Ringgit Malaysia (MYR) terlihat mengalami pelemahan terhadap Dollar Amerika masing - masing sebesar 0,23% dan 0,11%.
  • Imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin ditutup dengan arah perubahan yang bervariasi. Imbal hasil US Treasur ditutup dengan mengalami penurunan masing - masing di level 3,143% dan 3,363% untuk tenor 10 tahun dan 30 tahun di tengah koreksi yang terjadi pada pasar saham Amerika mendorong terjadinya permintaan terhadap instrumen yang lebih aman. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Inggris dan Jerman pada perdagangan kemarin ditutup dengan mengalami kenaikan masing - masing di level 1,497% dan 0,401%. Di kawasan regional, imbal hasil dari surat utang Jepang juga terlihat mengalami penurunan di level 0,109%.
  • Secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak dengan tren kenaikan harga meskipun sempat mengalami penurunan harga dalam beberapa hari perdagangan terakhir. Oleh sebab itu kami melihat bahwa harga Surat Utang Negara masih berpeluang untuk melanjutkan kenaikan harga meskipun kenaikan harga juga akan terbatas mengingat harga Surat Utang negara saat ini masih berada pada area yang mendekati area jenuh beli (overbought). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak dengan arah perubahan yang bervariasi dengan arah pergerakan nilai tukar Rupiah masih akan mempengaruhi arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Hari ini Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia mulai dilaksanakan dan akan berakhir pada hari Kamis, 15 November 2018. Pelaku pasar memperkirakan bahwa RDG Bank Indonesia masih akan mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75% di tengah cukup terjaganya pegerakan nilai tukar Rupiah pada bulan ini. Adapun faktor eksternal yang akan dicermati oleh pelaku pasar adalah data penjualan ritel Amerika yang akan disampaikan pada hari ini waktu setempat. 
  • Rekomendasi :Dengan adanya peluang kenaikan harga Surat Utang Negara, maka kami menyarankan kepada pelaku pasar untuk melakukan strategi trading jangka pendek memanfaatkan momentum tren kenaikan harga. Perlu dicermati pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika yang cukup berpengaruh terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Beberapa seri yang kami rekomendasikan adalah sebagai berikut : *SR008, SR009, FR0069, FR0053, FR0061, FR0035, FR0043, FR0063, FR0070, FR0058, FR0074, FR0068 dan FR0072.*
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp4,11 triliun dari lelang penjualan Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 01052019 (reopening), SPN-S 01082019 (reopening), PBS014 (reopening), PBS019 (reopening), PBS017 (reopening) dan PBS012 (reopening) pada hari Selasa tanggal 13 November 2018.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group