Beranda

RESEARCH
14 Mei 2018

Fixed Income Notes 14 Mei 2018

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum'at, 11 Mei 2018 mengalami penurunan didukung oleh meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah serta turunnya imbal hasil surat utang regional. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi pada akhir pekan kemarin berkisar antara 2 - 19 bps dengan rata - rata mengalami penurunan imbal hasil sebesar 6,2 bps dimana secara keseluruhan tenor mengalami penurunan imbal hasil. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) cenderung mengalami penurunan sebesar berkisar antara 5 - 19 bps setelah mengalami kenaikan harga hingga sebesar 55 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 8 - 9 bps setelah mengalami kenaikan harga yang berkisar antara 30 - 40 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan berkisar antara 2 - 9 bps dengan adanya kenaikan harga hingga sebesar 200 bps. 
  • Penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan kemarin masih didorong oleh adanya kenaikan harga Surat Utang Negara di tengah meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah di tengah mata uang regional yang cenderung mengalami penguatan seiring dengan melemahnya dollar Amerika pada perdagangan di akhir pekan. 
  • Dengan adanya kenaikan harga yang terjadi pada perdagangan di akhir pekan kemarin, imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami penurunan sebesar 8 bps di level 6,809% dan 10 tahun mengalami penurunan sebesar 23 bps di level 7,099%, adapun untuk tenor 15 tahun imbal hasilnya mengalami penurunan sebesar 12 bps di level 7,545% dan 20 tahun mengalami penurunan sebesar 20 bps di level 7,694%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya masih mengalami penurunan seiring dengan penurunan imbal hasil surat utang global di tengah berlanjutnya aksi jual oleh investor. Penurunan imbal hasil terjadi pada keseluruhan seri Surat Utang Negara dengan imbal hasil dari INDO-23 mengalami penurunan sebesar 7,5 bps di level 4,001% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 30 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-28 mengalami penurunan sebesar 12 bps di level 4,381% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 90 bps dan imbal hasil dari INDO-38 mengalami penurunan sebesar 14 bps dilevel 4,949% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 190 bps. Sementara itu imbal hasil INDO-48 mengalami penurunan sebesar 11,5 bps di level 4,822% serelah mengalami kenaikan harga sebesar 170 bps.  
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan senilai Rp13,50 triliun dari 41 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp4,00 triliun. Obligasi Negara seri FR0064 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senila Rp2,16 triliun dari 59 kali transaksi di harga rata - rata 92,83% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0074 senilai Rp2,00 triliun dari 82 kali transaksi di harga rata - rata 98,31%. 
  • Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,10 triliun dari 42 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Indosat Tahap III Tahun 2018 Seri A (ISAT02ACN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp240 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,03% dan diikuti oleh perdagangan Sukuk Ijarah TPS Food I Tahun 2013 (SIAISA01) senilai Rp170 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,00%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat sebesar 124,00 pts (0,88%) di level 13960,00 per dollar Amerika. Bergerak mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13960,00 hingga 14060,00 per dollar Amerika, penguatan nilai ukar rupiah terjadi di tengah pergerakan mata uang regional yang mengalami penguatan terhadap dollar Amerika. Mata uang Rupiah Indonesia (IDR) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Baht Thailand (THB) dan Won Korea Selatan (KRW). Adapun mata uang Peso Philippina (PHP) satu satunya mata uang regional yang mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika. Sedangkan dalam sepekan terakhir, mata uang regional cenderung bergerak mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika seiring dengan menguatnya peluang kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika dengan dipimpin oleh Peso Philippina (1,00%) dan Rupee India (0,60%). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih berpeluang untuk mengalami kenaikan setelah perkirakaan para ekonom mengenai data neraca perdagangan yang akan disampaikan pada esok hari yang diperkirakan mengalami surplus. Imbal hasil dari US Treasury bergerak tetap sepanjang sesi perdagangan di akhir pekan meskipun akhirnya ditutup dengan sedikit penurunan, dimanan untuk tenor 10 tahun imbal hasilnya berada pada level 2,964% dan untuk tenor 30 tahun turun ke level 3,109%. Sedangkan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun ditutup naik masing - masing di level 0,558% dan 1,423%. 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Peluang adanya koreksi harga jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara serta Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika dapat dimanfaatkan oleh investor dengan horizon investasi jangka panjang untuk melakukan pembelian secara bertahap terhadap Surat Utang Negara dengan tenor panjang seperti seri FR0069, FR0073, FR0046, FR0073, FR0058, FR0074, FR0065, FR0068, FR0072 dan FR0075. 
  • Pada sepekan kedepan terdapat empat surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp23,69 triliun. 
  • Peringkat Bank Central Asia ditetapkan pada idAAA, dengan rencana obligasi subordinasi pada idAA.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group