Beranda

RESEARCH
14 Agustus 2018

Fixed Income Notes 14 Agustus 2018

  • Jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara, imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 13 Agustus 2018 cenderung mengalami kenaikan ditengah berlanjutnya tekanan terhadap nilai tukar rupiah.
  •  Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 5 - 25 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 14 bps dimana perubahan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada keseluruhan tenor Surat Utang Negara. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 8 - 25 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga yang berkisar antara 20 - 40 bps. Sementara itu mbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) terlihat mengalami kenaikan berkisar antara 10 - 20 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga yang berkisar antara 50 - 75 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) ditutup dengan cukup bervariasi dengan perubahan imbal hasil yang terbatas berkisar antara 5 - 25 bps dengan adanya perubahan harga hingga sebesar 180 bps. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara yang cenderung bergerak dengan mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin terjadi di tengah minimnya katalis jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara yang akan diadakan pada hari ini. Terbatasnya perubahan imbal hasil juga didukung oleh volume perdagangan yang tidak begitu besar mengindikasikan bahwa pelaku pasar menahan diri untuk melakukan transaksi menjelang lelang, dimana pemerintah mentargetkan penerbitan Surat Utang Negara senilai Rp15 triliun dari enam seri Surat Utang Negara yang akan ditawarkan kepada investor. 
  • Selain itu investor juga masih menantikan data neraca perdagangan periode Juli 2018 yang akan disampaikan Badan Pusat Statistik pada hari Rabu, 15 Agustus 2018 dimana neraca diperkirakan akan mengalami defisit. 
  • Secara keseluruhan, perubahan imbal hasil pada perdagangan kemarin juga berdampak terhadap perubahan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan, dimana untuk 5 tahun mengalami kenaikan sebesar 20 bps di level 7,727% dan 10 tahun mengalami kenaikan sebesar 25 bps di level 7,896% sementara itu untuk seri acuan dengan tenor 15 tahun mengalami kenaikan 22 bps dilevel 8,249% dan untuk seri acuan dengan tenor 20 tahun mengalami kenaikan sebesar 21 bps di level 8,293%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan seiring dengan tren kenaikan imbal hasil surat utang global. Imbal hasil dari INDO-23 mengalami kenaikan sebesar 4 bps di level 3,993% setelah mengalami koreksi harga sebesar 15 bps. Imbal hasil dari INDO-28 dan INDO-48 ditutup dengan kenaikan sebesar 7 bps masing - masing di level 4,381% dan 4,823% didorong oleh adanya koreksi harga sebesar 50 bps dan 100 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-43 ditutup naik sebesar 8 bps di level 4,941%. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin mengalami peningkatan dibandingkan dengan volume perdagangan di akhir pekan, senilai Rp10,99 triliun dari 30 seri Surat Utang Negara dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,03 triliun. Obligasi Negara seri FR0074 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,28 triliun dari 29 kali transaksi di harga rata - rata 95,31% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0069 senilai Rp1,27 triliun dari 13 kali transaksi di harga rata - rata 100,7%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp615 miliar dari 35 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Subordinasi Bank Victoria II Tahun 2012 (BVIC02SB) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp115 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 101,3% dan diikuti oleh perdagangan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I XL Tahap I Tahun 2015 Seri C(SIEXCL01CCN1) senilai Rp75 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 104,08%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 120,00 pts (0,82%) di level 14595,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14500,00 hingga 14625,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika seiring dengan pergerakan mata uang regional yang cenderung mengalami pelemahan di tengah menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Mata uang Rupee India (INR) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Rupiah Indonesia (IDR) dan Yuan China (CNY). 
  • Pada perdagangan hari ini, kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak terbatas jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. 
  • Pada hari ini pemerintah berencana untuk mengadakan lelang penjualan Surat Utang Negara dengan target penerbitan senilai Rp15 triliun dari enam seri Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada investor. Pada lelang dua pekan sebelumnya, pemerintah meraup dana senilai Rp20,0 triliun dari total penawaran yang masuk senilai Rp45,44 triliun. Kami perkirakan pelaku pasar masih akan mencermati pelaksanaan lelang sebelum kembali melakukan transaksi di pasar sekunder. 
  • Adapun pergerakan harga Surat Utang Negara kami perkirakan akan berpotensi untuk mengalami penurunan di tengah pergerakan imbal hasil surat utang global yang cenderung mengalami kenaikan. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup naik pada level 2,884% dari posisi penutupan di akhir pekan pada level 2,862%. Imbal hasil surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga terlihat mengalami kenaikan dibandingkan dengan posisi penutupan di akhir pekan masing - masing di level 0,313% dan 1,263%. Hal tersebut kami perkirakan akan berdampak terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika yang telah mengalami kenaikan dalam beberapa hari terakhir. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada area konsolidasi, sehingga kami perkirakan pergerakan harganya akan cenderung terbatas dengan arah pergerakan yang cenderung mendatar (sideways). 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Bagi investor dengan horizon jangka panjang dapat mengiktui lelang penjualan Surat Utang Negara, dimana pemerintah menawarkan Surat Utang Negara dengan tenor panjang, yaitu FR0063 (2023), FR0064 (2028), FR0065 (2033) dan FR0075 (2038).
  • Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN 12181115 (Reopening), SPN 12190606 (Reopening), FR0063 (Reopening), FR0064 (Reopening), FR0065 (Reopening), FR0075 (Reopening)  pada hari Selasa, tanggal 14 Agustus 2018. 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group