Beranda

RESEARCH
11 Juli 2018

Fixed Income Notes 11 Juli 2018

  • Stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serta masih berlanjutnya akumulasi pembelian oleh investor asing dorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 10 Juli 2018. 
  • Penurunan imbal hasil berkisar antara 1 - 13 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 5 bps dimana penurunan imbal hasil tersebut terlihat pada sebagian besar seri Surat Utang Negara. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan sebesar 3 - 10 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 25 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 5 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 25 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang mengalami penurunan berkisar antara 1 - 13 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 100 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang masih mengalami penurunan pada perdagangan kemarin didukung oleh stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditengah menguatnya mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. 
  • Selain itu, penurunan imbal hasil juga didukung dengan masih berlanjutnya akumulasi pembelian oleh investor asing di Surat Berharga Negara, dimana hingga tanggal 9 Juli 2018, investor asing telah melakukan akumulasi pembelian Surat Berharga Negara di bulan Juli 2018 senilai Rp1,69 triliun namun sepanjang tahun 2018 masih net sell senilai Rp4,29 triliun dengan jumlah kepemilikan senilai Rp831,86 triliun atau setara dengan 1,69% dari total outstanding Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan. 
  • Dengan adanya penurunan imbal hasil tersebut, maka imbal hasil dari Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun berada pada level 7,286% (-4 bps), tenor 10 tahun berada pada level 7,311% (-8,5 bps), tenor 15 tahun di level 7,746% (-13 bps), dan tenor 20 tahun di level 7,893% (-5 bps). 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya juga terlihat mengalami penurunan seiring dengan turunnya imbal hasil dari US Treasury. Penurunan imbal hasil terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada Surat Utang Negara bertenor panjang. Imbal hasil dari INDO-23 ditutup turun sebesar 3 bps di level 4,048% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 11 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-28 ditutup dengan mengalami penurunan sebesar 2,5 bps pada level 4,314% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 20 bps dan imbal hasil dari INDO-43 mengalami penurunan sebesar 5 bps di level 4,932% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 70 bps. Adapun imbal hasil INDO-48 mengalami penurunan sebesar 6.5 bps di level 4,786% didorong oleh kenaikan harga sebesar 100 bps.  
  • Volume perdagangan yang dilaporkan pada perdagangan kemarin masih cukup besar meskipun mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan di akhir peka, yaitu senilai Rp14,38 triliun dari 36 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,47 triliun. Obligasi Negara seri FR0061 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,35 triliun dari 26 kali transaksi di harga rata - rata 99,98% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Pemeringtah seri GBRB0028NvBV senilai Rp1,30 triliun dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 99,79%. 
  • Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,91 triliun dari 54 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III Federal International Finance Tahap III Tahun 2018 Seri B (FIFA03BCN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp720 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 100,03% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II PNM Tahap II Tahun 2018 Seri A (PNMP02ACN2) senilai Rp220 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 100,15%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 37,00 (0,25%) di level 14367,00 per dollar Amerika setelah bergerak menguat sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14318,00 hingga 14373,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut terjadi di tengah mata uang regional yang bergerak melemah terhadap dollar Amerika. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) dan Yen Jepang (JPY) terlihat mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika, sementara itu hanya mata uang Ringgit Malaysia (MYR) yang mengalami penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara berpeluang untuk mengalami penurunan yang didukung oleh melemahnya nilai tukar rupiah serta kembali naiknya imbal hasil surat utang global. 
  • Sementara itu katalis negatif pada perdagangan hari ini juga berasal dari faktor eksternal dimana imbal hasil dari surat utang global yang cenderung mengalmi kenaikan ditengah US Treasury yang ditutup dengan penurunan pada perdagangan awal pekan ini. Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun pada level 2,836% dari posisi penutupan perdagangan kemarin yang berada pada kisaran 2,862% begitu pula dengan imbal hasil US Treasury tenor 30 tahun yang ditutup turun pada level 2,941%. Adapun imbal hasil surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun terlihat mengalami kenaikan, masing - masing di level 0,320% dan 1,307%. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak pada tren kenaikan harga, masih berpeluang mendorong terjadinya kenaikan harga dalam jangka pendek. Hanya saja, kenaikan harga yang terjadi dalam beberapa hari terakhir semakin mendorong harga Surat Utang Negara mendekati area jenuh beli (overbought) sehingga akan berpotensi membatasi kenaikan harga Surat Utang Negara. 
  • Rekomendasi : Dengan beberapa pertimbangan di atas, maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara. Kami melihat beberapa seri Surat Utang Negara yang belum mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi di saat seri lainnya telah mengalami kenaikan sehingga menawarkan tingkat imbal hasil yang cukup menarik diantaranya adalah seri FR0073, FR0054, FR0058, FR0074, ORI013, FR0065, FR0068, FR0072 dan FR0075. 
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp8,00 triliun dari lelang penjualan Sukuk Negara seri SPN-S 11012019 (new issuance), SPN-S 11042019 (new issuance), PBS002 (reopening), PBS012 (reopening), PBS015 (reopening), dan PBS016 (reopening) pada hari Selasa tanggal 10 Juli 2018.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group