Beranda

RESEARCH
09 Juli 2018

Fixed Income Notes 09 Juli 2018

  • Cadangan devisa akhir Juni 2018 yang masih cukup tinggi mendorong terjadinya  penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum’at, 6 Juli 2018. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 12 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 7 bps dengan penurunan imbal hasil yang cukup besar didapati pada tenor pendek dibandingkan tenor panjang. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 4 - 10 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 30 bps. Sedangkan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 6 - 12 bps yang didorong olah adanya kenaikan harga yang berkisar antara 25 - 90 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan hingga sebesar 12 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 1 - 100 bps. 
  • Penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh data cadangan devisa di akhir Juni 2018 yang terbilang masih cukup tinggi. Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Juni 2018 cukup tinggi sebesar USD119,8 miliar, meskipun lebih rendah dibandingkan dengan akhir Mei 2018 sebesar USD122,9 miliar. Penurunan cadangan devisa pada Juni 2018 terutama dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi. 
  • Pelaku pasar merespon positif terhadap data cadangan devisa tersebut, karena dengan posisi cadangan devisa tersebut akan memberikan ruang bagi Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah peluang terjadinya penguatan dollar Amerika seiring dengan rencana Bank Sentral Amerika untuk menaikkan suku bunga acuan. Dengan posisi cadangan devisa tersebut, cukup untuk membiayai 7,2 bulan impor atau 6,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. 
  • Secara keseluruhan, penurunan imbal hasil kemarin juga telah mendorong imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun turun sebesar 6,5 bps di level 7,462% dan tenor 10 tahun turun sebesar 8 bps di level 7,583%. Adapun untuk tenor 15 tahun turun sebesar 7,5 bps di level 8,057% dan untuk tenor 20 tahun turun sebesar 1,5 bps di level 8,056%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya kembali ditutup dengan mengalami penurunan seiring dengan penurunan imbal hasil dari US Treasury di tengah disampaikannya notulen Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia. Imbal hasil dari INDO-23 ditutup turun sebesar 1,5 bps di level 4,118% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 5 bps. Imbal hasil dari INDO-28 dan INDO-43 ditutup dengan penurunan sebesar 2,5 bps masing - masing di level 4,447% dan 5,106% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 20 bps dan 35 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-48 ditutup turun sebesar 6 bps di level 4,964% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 85 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp9,08 triliun dari 35 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan senilai Rp1,45 triliun. Obligasi Negara seri FR0070 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,66 triliun dari 45 kali transaksi di harga rata - rata 102,8% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0053 senilai Rp961 miliar dari 11 kali transaksi di harga rata - rata 102,70%. 
  • Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,63 triliun dari 38 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II PNM Tahap II Tahun 2018 Seri A (PNMP02ACN2) dan Obligasi Berkelanjutan IV BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2018 Seri A (BFIN04ACN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, dimana keduanya ditarnsaksikan dengan volume transaksi senilai Rp181 miliar dari 7 kali transaksi dengan harga rata - rata sebesar 100,09% untuk PNMP02ACN2 dan sebesar 100,01% untuk BFIN04ACN1. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup dengan penguatan di level 14375,00 per dollar Amerika setelah bergerak menguat  pada kisaran 14361,00 hingga 14416,00 per dollar Amerika. Menguatnya pergerakan nilai tukar rupiah tersebut terjadi di tengah mata uang regional yang bergerak mengalami penguatan terhadap dollar Amerika. Mata uang Dollar Singapura (SGD) memimpin penguatan mata uang regional diikuti oleh Won Korea Selatan (KRW) dan Baht Thailand (THB), sementara itu mata uang Yuan China (CNY) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika. 
  • Pada perdagangan hari ini, kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan berpeluang mengalami kenaikan dengan masih didukung oleh masih cukup tingginya cadangan devisa serta stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serta dari luar negeri imbal hasil surat utang yang mengalami penurunan akan menjadi katalis positif pada perdagangan hari ini. 
  • Kenaikan harga Surat Utang Negara juga akan didukung oleh faktor eksternal dimana imbal hasil dari US Treasury yang kembali mengalami penurunan jelang disampaikannya notulen Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup turun pada level 2,824% dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,836%. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga mengalami penurunan, masing - masing di level 0,294% dan 1,268%. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak pada area jenuh jual dengan adanya sinyal tren kenaikan harga pada keseluruhan seri, sehingga akan membuka peluang terjadinya kenaikan harga dalam jangka pendek. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan memanfaatkan momentum kenaikan harga untuk melakukan strategi trading dengan pilihan pada seri FR0071, FR0073, ORI013, FR0054, FR0058, FR0074, FR0065, FR0068, FR0072 dan FR0075. 
  • Pada sepekan kedepan terdapat sembilan belas surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp14,182 triliun. 
  • Peringkat MTN MNC Guna Usaha Indonesia ditegaskan pada “idBBB(cg)”

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group