Beranda

RESEARCH
07 Mei 2018

Fixed Income Notes 07 Mei 2018

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum'at, 4 Mei 2018 bergerak bervariasi di tengah koreksi yang terjadi di pasar surat utang global serta jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 5 bps dimana Surat Utang Negara dengan keseluruhan tenor mengalami perubahan yang terbatas dengan arah perubahan yang bervariasi pada perdagangan di akhir pekan. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan terbatas berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 7 bps. Sementara itu imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan kurang dari 1 bps seiring dengan terbatasnya perubahan harga yang hanya berkisar antara 4 - 5 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) mengalami perubahan yang berkisar antara 1 - 5 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 55. 
  • Cukup terbatasnya pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan kemarin turut dipengaruhi oleh minimnya faktor dari dalam dan luar negeri. Adanya aksi beli oleh investor masih menjadi katalis positif pada perdagangan di akhir pekan serta cukup aktifnya investor pada perdagangan di akhir pekan mendorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara yang mendorong kenaikan harga Surat Utang Negara pada sebagian seri. Adapun koreksi harga yang mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil lebih dipengaruhi oleh faktor koreksi harga surat utang global serta jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara yang akan diadakan pada hari Selasa, 8 Mei 2018. 
  • Meskipun bergerak bervariasi, perubahan harga di akhir pekan telah mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 10 tahun dan 15 tahun masing - masing kurang dari 1 bps di level 6,983% dan 7,273%. Adapun untuk seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 20 tahun, imbal hasilnya mengalami perubahan kurang dari 1 bps pada level 6,529% dan 7,505%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, perubahan tingkat imbal hasilnya pada perdagangan di akhir pekan ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan. Seiring dengan koreksi yang terjadi pada perdagangan surat utang global, Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika juga terlihat mengalami koreksi yang mendorong terjadinya kenaikan imbal hasilnya. Imbal hasil dari INDO-23 mengalami kenaikan sebesar 5 bps di level 3,969% didorong koreksi harga sebesar 20 bps, sementara imbal hasil INDO-28 mengalami kenaikan sebesar 7,5 bps di level 4,442% setelah mengalami koreksi harga sebesar 55 bps dan INDO-38 mengalami kenaikan sebesar 6,5 bps di level 5,076% setelah mengalami koreksi harga yang berkisar antara 90 bps. Adapun imbal hasil INDO-48 mengalami kenaikan harga sebesar 8 bps di level 4,973% setelah mengalami koreksi harga sebesar 120 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan senilai Rp16,99 triliun dari 35 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp4,67 triliun. Obligasi Negara seri FR0064 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,18 triliun dari 46 kali transaksi di harga rata - rata 94,83% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0068 senilai Rp2,52 triliun dari 22 kali transaksi di harga rata - rata 108,8%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp874,95 miliar dari 27 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Bank BRI Tahap III Tahun 2016 Seri B  (BBRI01BCN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp250 miliar dari 15 kali transaksi di harga rata - rata 101,69% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap II Tahun 2018 Seri C (ADMF04CCN2) senilai Rp135 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,00%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah terbatas sebesar 6,00 pts (0,04%) pada level 13945,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13937,00 hingga 13950,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut terjadi di tengah mata uang regional yang bergerak bervariasi terhadap dollar Amerika di tengah menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Yen Jepang (JPY) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Dollar Taiwan (TWD) dan Peso Philippina (PHP). Sementara itu  Baht Thailand (THB) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Rupee India (INR) dan Dollar Singapura (SGD) 
  • Dalam sepekan terakhir, mata uang regional juga cenderung mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika, dengan dipimpin oleh Dollar Singapura (SGD) dan Baht Thailand (THB). Adapun mata uang Peso Philippina (PHP) dalam sepekan ditutup menguat terhadap dollar Amerika. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara maih akan cenderung bergerak terbatas dengan arah pergerakan yang masih akan bervariasi jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara di hari Selasa, 8 Mei 2018. 
  • Menjelang lelang penjualan Surat Utang Negara pada hari Selasa, 8 Mei 2018 kami perkirkan harga Surat Utang Negara akan cenderung beregrak terbatas dengan peluang terjadinya koreksi harga pada seri - seri yang akan dilelang, yaitu FR0063, FR0065 dan FR0075. 
  • Sementara itu dari faktor eksternal, pergerakan imbal hasil surat utang global yang kembali ditutup dengan kenaikan pada perdagangan di akhir pekan juga akan membatasi pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan di akhir pekan ditutup naik pada level 2,952% begitu pula dengan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama yang ditutup naik masing - masing pada level 0,540% dan 1,395%. 
  • Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara kembali memasuki area konsolidasi, terutama pada tenor 1 - 10 tahun, sehingga kami perkirakan juga akan mempengaruhi terbatasnya pergerakan harga pada tenor tersebut. 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pegerakan harga Surat Utang Negara. Strategi trading masih kami sarankan di tengah kondisi pasar surat utang yang masih bergerak berfluktuasi dengan pilihan pada Surat Utang Negara dengan berbagai tenor seperti seri FR0069, FR0031, FR0073, ORI013, FR0054, FR0058, FR0074, FR0068, FR0072, FR0075, FR0050, FR0057, FR0062 dan FR0067. 
  • Pada sepekan kedepan terdapat dua belas surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp12,230 triliun. 
  • Pencatatan Obligasi Berkelanjutan II Indosat Tahap III Tahun 2018.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group