Beranda

RESEARCH
06 Agustus 2018

Fixed Income Notes 06 Agustus 2018

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum'at, 3 Agustus 2018 kembali mengalami kenaikan di tengah  melemahnya nilai tukar rupiah serta kenaikan imbal hasil surat utang regional.
  •  Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 5 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan imbal hasil sebesar 2 bps dimana imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang terlihat mengalami kenaikan lebih besar dibandingkan pada tenor pendek dan menengah. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 2 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan yang berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 10 bps. Adapun Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) tingkat imbal hasilnya ditutup dengan arah perubahan yang bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 5 bps yang didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 50 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang masih bergerak dengan mengalami kenaikan pada perdagangan di akhir pekan kemarin kembali didorong oleh faktor pergerakan nilai tukar rupiah yang mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika serta pergerakan surat utang regional yang cenderung bergerak mengalami kenaikan kecuali Philippina, China, dan Singapura yang terlihat masih bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan. Kondisi tersebut mendorong investor untuk melanjutkan aksi ambil untung terhadap Surat Utang Negara terutama pada Surat Utang Negara dengan tenor panjang yang masih menawarkan tingkat imbal hasil yang cukup tinggi. 
  • Sehingga dengan adanya aksi jual oleh investor tersebut, harga Surat Utang Negara mengalami penurunan dan mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil, dimana untuk Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami kenaikan sebesar 2,5 bps di level 7,651%, 15 tahun mengalami kenaikan sebesar 4 bps di level 7,781% dan 15 tahun mengalami kenaikan sebesar 5 bps di level 8,120%. Adapun untuk tenor 20 tahun imbal hasilnya mengalami kenaikan sebesar 4,5 bps di level 8,168%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya juga bervariasi, dimana untuk tenor pendek terlihat mengalami penurunan sementara itu pada tenor panjang mengalami kenaikan pada perdagangan di akhir pekan kemarin. Imbal hasil dari INDO-23 dan INDO-48 ditutup turun terbatas kurang dari 1 bps masing - masing di level 3,981% dan 4,851% setelah mengalami kenaikan harga yang terbatas sebesar 3 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-28 ditutup dengan kenaikan sebesar 1,5 bps pada level 4,353% setelah didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 10 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-43 ditutup naik terbatas kurang dari 1 bps pada level 4,929% setelah mengalami koreksi harga sebesar 10 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan kemarin senilai Rp10,07 triliun dari 29 seri Surta Utang Negara, dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp4,94 triliun. Obligasi Negara seri FR0065 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,50 triliun dari 21 kali transaksi di harga rata - rata 88,33% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0070 senilai Rp3,26 triliun dari 13 kali transaksi di harga rata - rata 102,54%.
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp622 miliar dari 43 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Indosat Tahap III Tahun 2018 Seri B
  • (ISAT02BCN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp200 miliar dari 1 kali transaksi di harga rata - rata 100,08% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap I Tahun 2017 Seri B (ADMF04BCN1) senilai Rp70 miliar dari 1 kali transaksi di harga rata - rata 100,04%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup melemah, sebesar 20,00 pts (0,13%) pada level 14495,00 per dollar Amerika setelah bergerak terbatas dengan mengalami pelemahan pada kisaran 14490,00 hingga 14517,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut sejalan dengan pelemahan nilai tukar mata uang regional terhadap dollar Amerika di tengah menguatnya mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia sebagai respon membaiknya data data ketenagakerja Amerika. Mata uang Yuan China (CNY) memimpin pelemahan mata uang regional yang dikuti oleh mata uang Won Korea Selatan (KRW) dan Rupiah Indonesia (IDR). Dengan pelemahan di akhir pekan tersebut, maka pergerakan mata uang regional di sepanjang pekan kemarin cenderung mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika dengan mata uang Won Korea Selatan mengalami pelemahan terbesar (0,85%) dan diikuti oleh mata uang Yuan China (0,78%). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan berpeluang untuk mengalami kenaikan didorong oleh katalis dari penurunan imbal hasil surat utang global. Namun akan dibatasi oleh nilai tukar yang akan kembali mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika. 
  • Imbal hasil surat utang global pada perdagangan di akhir pekan kemarin ditutup dengan mengalami penurunan, dimana imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun pada level 2,956% dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,986%. Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor yang sama juga ditutup dengan mengalami penurunan di level 0,408%, begitu pula dengan imbal hasil surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama ditutup turun pada level 1,330% dari posisi penutupan sebelumnya di level 1,382%. Hal tersebut kami perkirakan akan menjadi katalis positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini terutama pada Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang rupiah maupun dollar Amerika. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak pada area konsolidasi, sehingga arah pergerakan dalam jangka pendek kami perkirakan akan cenderung mendatar (sideways) dengan perubahan harga yang masih akan terbatas. 
  • Rekomendasi : Dengan beberapa kombinasi faktor tersebut kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan melakukan strategi trading memanfaatkan momentum kenaikan harga yang terjadi dalam beberapa hari terakhir dengan pilihan pada Surat Utang Negara seri FR0071, FR0073, FR0058, FR0074, FR0065, FR0068, FR0075, FR0067. 
  • Pada sepekan kedepan terdapat dua surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp14,0 triliun. 
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia Tbk menetapkan peringkat final “idAA+(sf)(cg)” untuk KIK EBA Mandiri GIAA01.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group